Senin, 23 Februari 2015

Perjalanan Antropolog ke Suku Dani

Heider melakukan penelitian di Papua Nugini bagian barat . Buku ini merupakan hasil dari petualangannya di Papua Nugini yang memainakn fisik dan mentalnya sebagai seorang peneliti. Proses bagaimana memahami suku Dani . Buku ini ditulis 16 tahun kemudian setelah penelitian dilakukan. Perlu waktu yang lama untuk dapat memahami suku Dani yang sangat kompleks.
Kedatangan mereka ke wilayah Suku Dani dimulai dengan pertemuan dengan misionaris dari Belanda dan pembantu sipil. Kemudian peneliti mengutarakan maksud dan tujuan penelitiannya. Mereka memberikan banyak informasi dasar mengenai Orang Dani . Peneliti dipertemukan dengan seorang ‘ bigman’ yang menjadi informan kunci dan penghubung terhadap masyarakat tineliti. Peneliti menerapkan metode observasi partisipasi.
Heider tidak berangkat sendiri ke Papua Nugini, ia bersama Robert Gardner seorang movie maker sekaligus Antropolog dan juga bersama dari perwakilan pemerintah Belanda atas Papua Nugini.  Team-based Categorical Mode  akan mempermudah dalam memperoleh data dan interpretasi yang kaya menurut bidang keilmuwan masing-masing peneliti. Mereka membantu para peneliti untuk memperkenalkan diri kepada suku Dani . Mereka memilih Grand Valley untuk menjadi lokasi penelitian karena kemudahan akses kepada tineliti. Peneliti menjalin kedekatan dengan seorang suku Dani sebagai informan belajar mengenai keahliannya . pria ini juga yang memperkenalkan kepada anggota komunitas lainnya. Dari para misionaris Belanda para peneliti memperoleh informasi dasar mengenai suku Dani yang akan mereka teliti. Misalnya suku Dani tidak memiliki struktur grammatical dalam bahasa mereka, sehingga sulit bagi orang asing untuk dapat mempelajari bahasa mereka. Tapi para peneliti ini dengan keingintahuan yang tinggi tidak lantas percaya begitu saja. Artinya sebagai peneliti kita harus selalu melakukan triangulasi, cross check data .
Selama perjalanan para peneliti harus berkemah pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Inilah tantangan seorang antropolog, harus menaklukan kondisi ekologis betapapun sulitnya medan yang dilalui. Kesulitan lain yang dihadapi peneliti adalah ketika informan enggan menjawab atau memang pada dasarnya mereka tidak paham apa yang dikatakan peneliti. Di saat situasi seperti ini kita perlu seorang native speaker untuk membantu menerjemahkan percakapan.  Suku Dani memiliki banyak bahasa. Setiap komunitas memiliki bahasa masing-masing. Sehingga satu sama lain tidak memahami bahasa yang digunakan. Tidak heran permasalahan komunikasi ini seringkali menyebabkan perselisihan bahkan peperangan. Bulan pertama Heider berusaha memahami gramatikal bahasa setempat.
Satu kesulitan terbesar adalah melakukan kontak dengan suku Dani karena mereka sangat jarang berhubungan dengan orang asing apalagi ethnografer. Mereka tidak memiliki keingintahuan tentang cara hidup / pandangan hidup lain. Peneliti juga menghadapi permasalahan medis seperti penyakit kulit khas Negara tropis.

Peneliti menghentikan sementara penelitiannya hingga kembali melakukan penelitian. Peneliti dihadapkan pada persoalan etik, dimana mereka harus tinggal dengan kelompok yang secara kultural berbeda. Sedikit kontak yang bisa dilakukan dengan tineliti, sedikit juga data yang diperoleh karena tipikal tineliti yang sulit didekati. Heider melakukan beberapa revisi atas data yang ia anggap kurang tepat. Apa yang dilakukannya adalah bentuk tanggung jawab sebagai peneliti. Seberapa besar atau kecil kesalahan harus dipertanggung jawabkan. Kendala yang sering dihadapi adalah kendala bahasa, apalagi penelitian tersebut diintervensi oleh pemerintah Belanda atas Papua Nugini sehingga Peneliti kurang bebas dalam melakukan wawancara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar