Heider
melakukan penelitian di Papua Nugini bagian barat . Buku ini merupakan hasil
dari petualangannya di Papua Nugini yang memainakn fisik dan mentalnya sebagai seorang
peneliti. Proses bagaimana memahami suku Dani . Buku ini ditulis 16 tahun
kemudian setelah penelitian dilakukan. Perlu waktu yang lama untuk dapat
memahami suku Dani yang sangat kompleks.
Kedatangan
mereka ke wilayah Suku Dani dimulai dengan pertemuan dengan misionaris dari
Belanda dan pembantu sipil. Kemudian peneliti mengutarakan maksud dan tujuan
penelitiannya. Mereka memberikan banyak informasi dasar mengenai Orang Dani .
Peneliti dipertemukan dengan seorang ‘ bigman’ yang menjadi informan kunci dan
penghubung terhadap masyarakat tineliti. Peneliti menerapkan metode observasi
partisipasi.
Heider
tidak berangkat sendiri ke Papua Nugini, ia bersama Robert Gardner seorang movie maker sekaligus Antropolog dan juga
bersama dari perwakilan pemerintah Belanda atas Papua Nugini. Team-based Categorical Mode akan mempermudah dalam memperoleh
data dan interpretasi yang kaya menurut bidang keilmuwan masing-masing
peneliti. Mereka membantu para peneliti untuk memperkenalkan diri kepada suku Dani
. Mereka memilih Grand Valley untuk menjadi lokasi penelitian karena kemudahan
akses kepada tineliti. Peneliti menjalin kedekatan dengan seorang suku Dani
sebagai informan belajar mengenai keahliannya . pria ini juga yang
memperkenalkan kepada anggota komunitas lainnya. Dari para misionaris Belanda
para peneliti memperoleh informasi dasar mengenai suku Dani yang akan mereka
teliti. Misalnya suku Dani tidak memiliki struktur grammatical dalam bahasa
mereka, sehingga sulit bagi orang asing untuk dapat mempelajari bahasa mereka.
Tapi para peneliti ini dengan keingintahuan yang tinggi tidak lantas percaya
begitu saja. Artinya sebagai peneliti kita harus selalu melakukan triangulasi,
cross check data .
Selama
perjalanan para peneliti harus berkemah pindah dari satu lokasi ke lokasi
lainnya. Inilah tantangan seorang antropolog, harus menaklukan kondisi ekologis
betapapun sulitnya medan yang dilalui. Kesulitan lain yang dihadapi peneliti
adalah ketika informan enggan menjawab atau memang pada dasarnya mereka tidak
paham apa yang dikatakan peneliti. Di saat situasi seperti ini kita perlu
seorang native speaker untuk membantu menerjemahkan percakapan. Suku Dani memiliki banyak bahasa. Setiap
komunitas memiliki bahasa masing-masing. Sehingga satu sama lain tidak memahami
bahasa yang digunakan. Tidak heran permasalahan komunikasi ini seringkali
menyebabkan perselisihan bahkan peperangan. Bulan pertama Heider berusaha
memahami gramatikal bahasa setempat.
Satu
kesulitan terbesar adalah melakukan kontak dengan suku Dani karena mereka
sangat jarang berhubungan dengan orang asing apalagi ethnografer. Mereka tidak
memiliki keingintahuan tentang cara hidup / pandangan hidup lain. Peneliti juga
menghadapi permasalahan medis seperti penyakit kulit khas Negara tropis.
Peneliti
menghentikan sementara penelitiannya hingga kembali melakukan penelitian.
Peneliti dihadapkan pada persoalan etik, dimana mereka harus tinggal dengan
kelompok yang secara kultural berbeda. Sedikit kontak yang bisa dilakukan
dengan tineliti, sedikit juga data yang diperoleh karena tipikal tineliti yang
sulit didekati. Heider melakukan beberapa revisi atas data yang ia anggap
kurang tepat. Apa yang dilakukannya adalah bentuk tanggung jawab sebagai
peneliti. Seberapa besar atau kecil kesalahan harus dipertanggung jawabkan.
Kendala yang sering dihadapi adalah kendala bahasa, apalagi penelitian tersebut
diintervensi oleh pemerintah Belanda atas Papua Nugini sehingga Peneliti kurang
bebas dalam melakukan wawancara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar