Rabu, 09 September 2015

Negeri Dongeng Dalam Dunia Nyata

Negeri dongeng selalu berkisah tentang negeri nan kaya, hijau membentang, gunung berbaris dan riak laut karena milyaran ikan yang menari.

Negeri dongeng selalu berkisah soal kaya dan miskin. Bak minyak dan air. 

Negeri dongeng tidak akan seru tanpa kehadiran penjahat. Dia atau mereka yang pandai bersandiwara, berlagak malaikat, peduli dengan rakyat tapi suka menjerat.

Negeri dongeng akan berakhir bahagia ketika sosok pahlawan yang samar terlihat, hampir-hampir sulit melihat penampakan seorang pahlawan di negeri dongeng. 

Negeri dongeng ternyata belum berakhir, pahlawan yang samar terlihat itu ternyata antek penjahat yang diberi muka baik yang diam-diam mencekik. 

Sekali waktu rakyat negeri dongeng sadar, namun rakyat kalah licik bukan kalah pintar. Maka hingga kini penjahat berwajah malaikat masih merakyat. 

Senin, 18 Mei 2015

Kenali dan Pahami Orang di Sekitar Kita

Malam sebelumnya moodku hancur lebur, maka akupun bersiasat aku harus bangun lebih pagi, selesai shalat subuh jangan tidur lagi bair segar, mandi pagi dan bekerja lebih pagi. Upaya yang aku lakukan naas hanya sampai jam sembilan pagi saja, tanpa kuduga moodku kembali rusak. Hal sepele memang, tapi agak menggangu. Daripada aku marah-marah tidak jelas, lebih baik aku tulis saja di sini. 

Aku selalu berusaha menggali makna dari setiap kejadian yang aku alami atau ku lihat. Aku tipikal orang yang menghindari konflik, lebih baki diam daripada menyulut pertengkaran. Diam jadi senjataku untuk meredam kekesalan, meski tak langsung menyelesaikan masalah, setidaknya diam akan membuat lawan kita malu untuk terus berkicau berdebat tanpa ada yang merespon. Akan nampak gila dia yang terus bicara jika tak ada yang membalas. 

Pelajaran yang aku ambil pagi ini, menjadi orang sabar itu susah tapi kita bisa awali dengan diam. Yah diam untuk menang. Apa yang kita dapatkan dari konflik atau perdebatan, kepuasan? kemenangan semu? bahagia melihat diri menang? sedih jika kalah?, sungguh sedikit manfaatnya.
Untuk orang yang setipe denganku pasti akan merasakan dongkol dalam hati jika hati dilukai. Lebih baik menulis atau menggambar atau sekedar berkaraoke ria di kamar untuk melepas semuanya.

Kawan, kita hidup tak sendiri, tentu kita sudah tahu betul kita ini berbeda satu sama lain, ada yang begitu perasa, ada yang sangat blak-blakan bicara, ada yang pemalu juga dan yang tak tahu malu. Yah beginilah kita, namun sebagai manusia kita belajar bagaimana melihat dari sudut pandang orang lain. Diri harus dilatih melihat kepribadian orang terdekat kita entah itu sahabat, teman atau saudara. Dari situ kita akan tahu apa yang harus kita lakukan dan kapan bisa dilakukan. Kurangi blak-blakan pada orang yang perasa. Jangan menjadi dominan dengan orang pemalu, si perasa juga belajar berbesar hati dan santai mengahadapi orang yang frontal berbicara. Semua ini tentang belajar memahami, karena kita berbeda. 

Aku tidak tahu, Tuhan yang tahu.

Berbulan-bulan aku berkelana mencari tempat yang mampu mengakomodasi potensiku, namun Allah nampaknya masih ingin aku berkaca, sepotensial apa aku ini?. Langkah yang nyaris payah, tiba-tiba Allah berbaik hati memberikanku tempat. Yah memang tempat ini bukan tempat yang sesuai dengan ekspektasiku, bagaimana tidak aku yang orang bilang otak kiri banget, tetiba harus berkawan dengan seni kreatifitas yang aku akui butuh kerja keras untuk menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Sahabatku menjadi perantara Allah yang meyakinkanku, potensi seseorang bisa terus digali tidak sebatas apa yang kamu tahu sekarang. Tak masalah jika kamu harus bergelut di dunia yang asing sekalipun, toh rezeki tidak akan pernah kita tahu dimana pintunya.

Bagiku bekerja bukan hanya tentang uang, bukan bonus, bukan hura-hura setelah gajian namun ketenangan jiwa, kebahagiaan itu yang aku cari. Di dunia yang asing ini aku coba beradaptasi dengan hawa yang terasa dingin. Seperti seorang dari negeri tropis berdiam di tengah salju yang dinginya menggila. Aku merasa ditempa, aku harus cepat beradaptasi. Aku seorang perfeksionis ingin semua yang ku lakukan sempurna, nyaris tanpa cela. Aku sadar sesempurna apapun karyaku pasti mudah bagi orang mencari cacatnya. Namun mentalku tetap si perfeksionis. Aku eksplorasi kemampuan dan intuisiku mencari inspirasi agar setiap goresan tanganku mampu memberikan yang terbaik.

Di awal aku bekerja ada rasa khawatir, aku berpikir orang yang memilihku bekerja di perusahannya adalah orang dengan pikiran ide yang gila, bagaimana mungkin dia begitu percaya menyerahkan branding perusahannya pada seseorang yang tak akrab seni, komunikasi dan desain. Kata orang bijak, tantangan selalu menghadirkan hadiah berupa kepuasan dan pengalaman berharga. Setidaknya aku mulai merasakannya, hamper dua minggu aku di sini, bergulat dengan computer, internet, corel draw dan gadget yang mempermudah aku bertamu ke social media.

Setiap hari secara otomatis otakku berputar bagaimana cara menarik perhatian orang melalui tulisanku, gambar yang aku sadur dengan kata-kata motivasi, romantisme dan nasihat. Tweet yang aku tulis, datang dari hati, tangkapan mata dan ketajaman pendengaran. Bagiku isnpirasi bertaburan dimana-mana, yang sulit adalah memilih diantara mereka.

Hari ini kegelisahanku berkurang, justru syukur tak henti aku panjatkan karena aku menemukan banyak nasihat untuk diriku sendiri, nasihat cinta, hidup dan masa depan. Di luar sana banyak tempat yang mampu memberikanku segunung uang asal aku mau setia dan tunduk sesuai aturan mereka. Di sini aku mendapatkan kebebasan berkreasi, yah sesuatu yang sempat aku lupakan karena sibuk dengan uang dan uang yang jadi orientasiku.

Maha Besar Allah yang telah memberikan nikmat begitu banyak kepadaku, penantianku dibayar dengan makna yang tiada henti aku sanjung, betapa beruntungnya diri ini. Satu hal lagi yang membuatku bahagia, di sini aku bersama team yang isinya orang cerdas, kreatif, pekerja keras dan pemuda pemudi yang begitu dekat dengan Tuhannya, aku yang begitu tipis imannya serasa dilindungi dari kemungkinan kemaksiatan. Melihat mereka sepertinya aku melihat kesungguhan mereka menjalani hidup dengan penuh semangat gegap gembita.


Sabtu, 09 Mei 2015

Asal Usul Kemeja dan Jenis-jenisnya

Kemeja adalah salah satu fashion ikon yang menjadi pilihan banyak orang, baik pria maupun wanita. Tahukah anda bagaimana awal mula kemeja muncul dan mulai dikenal luas masyarakat dunia?. Mari kita menjelajah lorong waktu.

Apa itu kemeja?. Kemaja adalah pakaian dengan ciri khas berkerah, memiliki lengan panjang, berkancing dari atas sampai bawah dan beberapa memiliki kantong di salah satu sisi dan atau kedua sisinya. Kemeja dikenal pertama didaratan eropa dengan sebutan Camisa, yang masih dekat dengan bentuk aslinya, blus, dari bahasa Perancis, terutama untuk wanita dan hem dari bahasa Belanda.
Kemeja pada awalnya dikenal di kaawasan eropa dengan ciri khas kemeja memiliki renda di sepanjang dada hingga perut. Dulu kemeja hanya berwarna putih. Pada abad ke 17 di Eropa, kemeja merupakan pakaian para bangsawan, kemeja putih berenda menjadi pakaian kerajaan inggris, biasanya dipadupadankan dengan Tuxedo. Fakta ini tertulis pada buku Men’s Wardrobe seri Chic Simple.

Perkembangan kemeja dimulai pada tahun 1800, dengan model ruff yaitu kemeja dengan kerah dari bahan bulu yang tidak dapat dilipat sehingga pemakaianya sulit bergerak, namun popularitasnya meredup setelah HG Wells membuat kemeja berkerah yang dapat dilipat dan dirasakan lebih nyaman untuk digunakan, seperti yang kita pakai sekarang.
Kehadiran kemeja di Indonesia tahun 1918 dibawa oleh saudagar kaya dan berkembang pada masa penjajahan Belanda. Kemeja pada saat itu merupakan pakaian yang mewah, berkelas dan prestisius sehingga penggunanya sangat terbatas.

Jenis-jenis kemeja


• Camp shirt – kemeja lengan pendek atau blus sederhana dengan saku depan dan kerah samping. Kemeja ini dipercaya kawula muda sebagai pilihan busana agar terlihat rapih namun tidak terkesan kaku alias semi-formal. Cocok digunakan untuk kuliah sehari-hari. Kemeja ini cocok juga dipadukan dengan celana jeans dan jaket agar terlihat lebih muda dan trendi.



• Dress shirt – kemeja dengan kerah formal (agak kaku), umumnya dengan bukaan penuh dari bawah hingga kerah dan mengunakan kancing dan lengan dengan manset. Ini dia jenis kemeja yang digunakan untuk acara formal, seperti wisuda misalnya. Menggunakan kemeja jenis ini memang paling cocok dilengkapi dasi panjang, apalagi dengan setelan jas hitam dan sepatu pantofel dijamin kadar ketampanan anda bertambah. Bisa juga diganti jasnya dengan rompi agar mmeberikan kesan eksekutif muda.



• Dinner shirt – kemeja khusus dibuat untuk dikenakan dengan pakaian malam laki-laki, misalnya dasi hitam atau dasi putih. Kemeja jenis ini biasa kita jumpai dipakai oleh karyawan hotel pria yang melayani tamu eksklusif, karena branding baju ini adalah, rapih dan bersih, namun sayangnya kita akan berpikir berkali-kali untuk memakaianya, karena tipikal outfit yang satu ini perlu momen yang tepat, misalnya ke pesta dansa. Jika ingin lebih trendi kita bisa memakai luaran berupa jas hitam.



• Winchester Shirt – sebuah baju kemeja bergaris atau berwarna namun dengan kerah putih dan manset. Kemeja ini lazim digunakan pegawai kantoran karena kesan rapih namun tetap dinamis. Kemeja ini sangat nyaman baik digunakan dengan atau tanpa dasi. Kemeja ini bisa dibentuk menjadi kesan formal maupaun casual dengan bagian lengan dilipat sampai siku tangan.



• Guayabera – sebuah kemeja bersulam (bordir) dengan empat saku. Kemaja jenis ini agaknya sulit ditemui jaman sekarang. Entah karena memiliki empat saku sehingga terkesan terlalu rame, apalagi umumnya pria senang dengan sesuatu yang simple. Namun model ini diadopsi oleh pembuat pakaian muslim pria. Kita mengenalnya dengan sebutan baju koko, namun bedanya baju koko tidak berkerah lipat.



• Poet shirt – kemeja longgar atau blus dengan lengan uskup penuh, biasanya dengan embel-embel besar di depan dan di manset. Fashion item ini lazim digunakan oleh perempuan yang ingin tampil casual namun dituntut berpakaian rapih, baju jenis ini bisa jadi alternative.




 • Polo SHIRT – Ini dia jenis kemeja yang sangat popular dan banyak digunakan terutama anak muda. Dengan jenis bahan yang lebih nyaman dan menyerap keringat. Baju ini menggambarkan suasana yang casual dan trendi. Baju ini cocok bagi mereka yang senang beraktivitas outdoor. Dipakai saat kuliah pun tidak masalah karena masih ada kesan rapih dari kerah bajunya.




• Sleeveless Shirt – Sebuah kemeja tanpa lengan. Disebut juga sebagai tank top.





Rabu, 29 April 2015

Menjadi Dewasa

Menjadi dewasa adalah sebuag keniscayaan atas tahapan hidup yang kita jalani. Dewasa saat dimana berpikir sebelum bertindak menjadi prinsip hidup yang mesti dikedepankan. Meminimalisir resiko dari setiap perbuatan. Menjadi dewasa artinya tidak lagi memikirkan diri sendiri, saatnya berpikir untuk sekeliling kita. Dewasa masa dimana kita merasa tuntutan hidup begitu deras ditambah ketakutan demi ketakutan yang menghantui setiap langkah. Masa di saat pertanyaan orang-orang di sekitar menjadi sangat menyebalkan, tak jarang menyulut emosi, menguji kesabaran. Menjadi dewasa bukan perkara usia semata, menjadi dewasa sejatinya berpikir lebih bijak, memperbaiki yang rusak, menjadi pribadi yang lebih berarti.

Dewasa bisa jadi fase pembuktian diri atas apa yang kita nikmati dan pelajari semata kanak-kanak dan remaja yang begitu indah bagi sebagian orang tentunya. Namun fase dewasa membawa kekhawatiran berlebih bagi sebagian dari kita. Saat pertanyaan “kapan lulus?, Udah kerja?, Udah punya rumah ?, udah punya pacar?, Kapan nikah?, Kapan punya momongan?” dan masih banyak pertanyaan hidup yang tak jarang membuat orang mati kutu dibuatnya. Dewasa tidak selalu membuat orang peka, namun sebagian dari kita terasa lebih sensitive, maka berhati-hatilah saat berbicara ketika sama-sama telah dewasa, bukan tidak mungkin ceplas ceplos yang jadi budaya saat remaja justru menghancurkan hubungan pertemanan yang terbina lama. Bukan menjadi sosok serius tapi saat dewasa kita ada baiknya belajar meneliti kondisi emosi orang-orang sekitar kita.

Kekhawatiran, ketakutan, sensitifitas emosi, materialistic menjadi poin yang mungkin terjadi pada sebagian besar dari kita yang mulai masuk pada fase dewasa. Namun setiap orang punya cara sendiri mengatasinya. Bagi yang Bergama tentu akan terbantu dengan kepercayaan kita bahwa Tuhan menciptakan hamba Nya dengan rezekinya masing-masing yang mustahil tertukar, besar kecilnya tergantung usaha yang dilakukan. Kekhawatiran akan sirna dengan keyakinan atas adanya sesuatu yang lebih dari kita, yang akan mengganti resah gelisah menjadi ketenangan jiwa.

Saat dewasa kita akan merasa cobaan begitu dekat, keindahan masa kanak-kanak, kebebasan kala remaja agaknya sulit dijumpai. Sebenarnya tidak begitu, hal itu terjadi karena pada saat kanak-kanak dan remaja kita lebih cenderung bebas terhadap perasaan, tak banyak berpikir dan berdamai dengan hidup maka tidak heran dunia kanak-kanak dan remaja banyak diwarnai canda, tawa, kenakalan, paling-paling tangis haru saat perpisahan sekolah atau curhat gebetan diambil orang. Namun berbeda saat fase dewasa kita lebih berpikir kedepan, habis ini mau apa, apalagi, bagaimana kalau gagal, kapan saya akan menikah, kapan saya akan punya rumah, nanti akan menjadi orang tua seperti apa, dan lain-lain. Segala macam hal dipikirkan, itulah yang kita sebut dengan cobaan.

Agama, Tuhan memberikan ketenangan atas kegetiran yang kelewat berlebihan kita tanggapi. Bagi yang beriman tentu tahu betul bahwa Tuhan tidak tidur, setiap kata dan tindakan yang kita lakukan Dia tahu, dan itu juga yang jadi pertimbangan Tuhan atas apa yang akan diberikan kepada kita. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Mari kita hadapi fase kedewasaan menjadi tidak kalah indah dengan masa kanak-kanak dan remaja, hanya saja kita menambahkan porsi berpikir logis lebih besar.


Rabu, 08 April 2015

Aku, Kamu, Kita

Sekali waktu terdengar percakapan ranting  dan batang pohon.
Sampai kapan aku harus bersamamu, menempel tak ada kebebasan yang ku punya.
Batang dengan senyum sinisnya menjawab, kau itu hanya ranting, terkena angin saja sempoyongan. Kalaupun kau lepas dariku, kau tak akan berdaya aku yakin itu.
Ternyata akar dan daun diam-diam mendengar percakapan ranting dan batang.

Meluncurlah kalimat dari akar, tidak satupun dari kita punya daya kalau kita sendiri-sendiri, karena Tuhan telah memberikan hidup untuk kita dalam kebersamaan. Kalau kau pergi ranting, maka daun tak dapat tumbuh. Apa artinya aku si akar, tanpa kalian daun, batang dan ranting. Aku akan menjadi seonggok akar yang akan berakhir bersama api atau terkubur begitu saja bersama tanah dan cacing-cacing. 

Untitled

Masih ingatkah engkau saat kau menangis kau malah tertawa
Ketika ku senyum kau tunjukan ekspresi bahagiamu
Bahkan saat aku jatuh tak setetes pun air matamu jatuh, senyum semangat yang aku lihat dari paras lembutmu.
Sulit mencari celah ekspresi lelah, apakah kau hanya punya senyum dan tawa.
Mana marahmu, mana lelahmu, mana air mata kesalmu.
Malah aku yang lelah mencarinya.
Aku tahu Tuhan menciptkan manusia dengan derajat tertinggi meski tak ada manusia yang sempurna.
Aku bukan Tuhan, aku bahkan tak mampu mencipta apapun, hanya bisa menilai karyaNya saja.
Karya terbaik dari Tuhan yang bersamaku sejak tangisan pertamaku sampai senyum terakhirku kelak.
Tak perlu ku sebut namamu disini, siapa kau, bagaimana kau.

Kita terikat oleh cinta mati yang Tuhan anugerahkan, jadi hanya jika aku mati saja aku mungkin tak lagi mengingatmu, mencintaimu. Sebab aku tak tahu apa yang akan terjadi setelah mati. Jadi rasa cinta ini aku hanya mampu sampai aku mati saja. 

Senin, 06 April 2015

Mungkin dia (presiden) lelah

Menjabat sebagai Presiden tentunya bukanlah pekerjaan mudah, kesibukan yang luar biasa, tumpukan dokumen yang menunggu ditandatangani sering kali membuat Presiden khilaf, itulah yang kini dilakukan Presiden Jokowi. Publik heran Presiden tidak tahu dokumen macam apa yang dia tandangani. Yang menyebalkan adalah Jokowi memberikan keterangan pers dengan tawa yang mengisyaratkan seolah ini adalah hal sepele, padahal dokumen kebijakan kenaikan tunjangan kendaraan pejabat itu membebankan uang Negara sebesar 168 Milyar rupiah. Uang sebanyak itu jika dialihkan ke sector pendidikan dapat membangun 150.000 ruang kelas baru.
Lalu siapa yang salah dalam hal ini?. Jawaban normatifnya kita jangan saling menyalahkan, namun dalam tulisan ini saya harus menyalahkan Presiden dan Menterinya. Mengapa? Yah Seorang menteri seharusnya membangun koordinasi yang baik, memang Presiden tidak punya banyak waktu untuk memeriksa semua dokumen yang menggunung, baiknya menteri menjelaskan secara lisan apa isi dokumen itu secara terbuka, jujur dan apa adanya. Apalagi ini urusan duit, apa susahnya bilang “ Pak, ada kebijakan baru yang disarankan untuk uang muka mobil pejabat jadi 210 juta, kurang lebih akan merogoh uang Negara sebesar 168 Milyar rupiah”. Sebenarnya pesan itu inti dari dokumen dari Menteri Keuangan. Disamping itu Presiden tetap harus disalahkan karena sembrono menandatangani dokumen Negara yang penting. Jangan-jangan kalau ada dokumen penjualan pulau jawa ke pihak asing bisa ditandangani juga sama Jokowi dengan alasan tidak tahu isi dokumen. Bukan alasan jika kesibukan menjadi sebab tidak diperiksa dokumen sebelum ditandatangani. Ada pendapat mengatakan gunakan saja jasa asisten ahli kepresidenan untuk membantu Jokowi menelaah dokumen-dokumen Negara, akan tetapi dikhawatirkan Jokowi kecolongan juga.
Ketika seorang Jokowi dengan penuh kesadaran ingin menjadi Presiden, maka konsekuensinya dia harus mau bekerja keras, lebih teliti bahkan menyita waktunya untuk kepentingan rakyat, karena dia bekerja kami rakyat yang membayar upahnya, kami berikan fasilitas, kami utus orang-orang cerdas di sekitarnya untuk membantu dan kami bayar mereka dengan rupiah yang tidak sedikit, jadi tunjukanlah pada kami kinerja professional kalian.
Yang saya amati dari kasus ini adalah Jokowi telah mencoreng muka sendiri, public akhirnya tahu betapa tidak telitinya Jokowi untuk dokumen penting seperti ini, senyum dan tawa saat klarifikasi kepada awak media dirasa tidak tepat, seolah ini hal sepele bukannya meminta maaf kepada rakyat atas keteledorannya dan kritik saya kepada para menteri dan Legislatif, lebih peka terhadap situasi social rakyat Indonesia sebelum membuat kebijakan. Apakah pantas pejabat yang sudah digaji besar minta uang buat mobil, sementara rakyat masih bergantung pada angkutan umum yang tarifnya kian tak pasti, setelah kebijakan harga BBM menyeusaikan dengan harga minya dunia.

Semoga Allah memberi hidayah bagi mereka dan rakyat diberikan kesabaran. Buat Pak Jokowi kalau butuh bantuan buat periksa dokumen, saya mau kok pak bantu bapak, ikhlas cukup dikasih nasi kotak juga mau JJJ

Minggu, 05 April 2015

Pemimpin Galau: Rakyat kembali terluka

Tentu kita masih ingat dengan kampanye Jokowi yang selalu berujar tentang efektifitas, berhemat, kerja dan mengabdi untuk kepentingan rakyat. Belum satupun dari janji-janjinya ditepati. Kartu sakti yang jadi andalan saat kampanye pun rasanya hanya symbol saja, diberikan hanya kepada beberapa saja dari orang miskin di Indonesia, saya mengerti karena untuk urusan kartu itu butuh uang banyak, maka salah satu caranya dengan menghentikan subsidi BBM yang katanya akan dialihkan untuk sector yang lebih produktif. Sampai hari ini saya masih setia menunggu apa hasilnya, yang jelas bulan maret saja sudah dua kali kenaikan BBM dilakukan.

Mengikuti kenaikan BBM harga gas elpiji 12 kg naik, ongkos kendaraan umum naik, harga bahan pokok tidak luput kena imbas. Alasannya mengikuti harga minyak dunia, tapi saying pembantu Jokowi belum mampu mengatur regulasi harga bahan pokok, mengantisipasi naiknya ongkos transportasi dan akhirnya rakyatlah yang menjadi korban, seperti biasanya. Kenaikan harga BBM yang galau dan labil tidak diikuti dengan kenaikan gaji para pegawai baik negeri maupun swasta. Saya akan acungi empat jempol jika Presiden mampu menyesuaikan gaji pegawai sesuai kenaikan harga BBM juga. Nah susah kan karena pasti prosesnya jelimet, tapi itu urusan Presiden dan pembantunya toh mereka digaji dari uang rakyat, yah selamat berpikir keras karena kalian kami bayar untuk berpikir bukan ongkang-ongkang kaki dan sibuk dengan hal yang tidak darurat.

Hari ini rakyat Indonesia kembali terluka, setelah hobi baru pemerintahan sekarang yang doyan menaikan harga bahan bakar minyak dengan kegagalan upaya preventif dan control terhadap harga bahan pokok dan biaya transportasi bagi rakyat, kini muncul wacana yang saya rasa segera akan menjadi nyata yaitu menaikan tunjangan uang muka bagi pejabat Negara untuk pembelian kendaraan perorangan dari Rp. 116.650.000,- menjadi Rp. 210.890.000,-. Menurut versi pemerintah wacana ini berawal dari surat Ketua DPR-RI Setya Novanto kepada Presiden Jokowi, yang kemudian dikomunikasikan melalui Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Awalnya DPR mengajukan kenaikan sebesar Rp. 250.000.000,- dengan pertimbangan kenaikan harga kendaraan (setkab.go.id). Maka keluarlah Perpres No.39 tahun 2015 untuk menyetujui kenaikan tunjangan uang muka kendaraan pejabat Negara/eselon I.
Saya sungguh tidak pandai menghitung, tidak juga paham soal akuntabilitas dan managemen, namun saya yang terbiasa berhadapan dengan masalah social sangat terluka dengan keputusan tersebut. Rasanya gaji dan tunjangan mereka sudah cukup untuk makan dan menyekolahkan anak-anak mereka para pejabat yang katanya ingin bekerja mengabdi untuk rakyat. Wajar memang jika para pejabat dapat mobil dinas. Misalnya peemrintah beli saja mobil merek Avan*a yang harganya Rp.186.100.000,- itu sudah lebih dari cukup jika mereka melihat di lebak banten misalnya orang untuk berpindah sejauh belasan kilo hanya dengan berjalan kaki. Dan mobil dinas sifatnya tidak memaksa, jika mau silahkan kalau mau yang lebih beli saja sendiri. Dengan alas an tidak semua pejabat menggunakan mobil dinas bukan lantas pemerintah memanjakan mereka dengan memberi uang muka kendaraan.

Berhemat, nawa cita, sederhana, bekerja dan rayuan gombal Jokowi lainnya sangat kontradiktif dengan apa yang langsung kita alami. Saya menanyakan dimana urat empati mereka, rakyat morat-marit mikir bagaimana mengatur uang yang tidak tambah setiap bulannya yang harus menutupi kebutuhan hidup yang kian menyulitkan.

Maklum jika banyak gerakan mahasiswa yang menuntut turunnya Jokowi-JK, karena mahasiswa yang idealis masih punya nurani dan mampu memposisikan diri sebagai rakyat yang menjadi korban kebijakan pemerintah yang tidak solutif.


Saya hanya bisa menulis seperti ini, karena butuh kekuasaan untuk dapat melawan kebijakan pemerintah. Saya berdoa semoga Presiden Jokowi dan para pembantunya, serta Ketua DPR RI dengan anggota-anggotanya yang dibilang “anggota dewan terhormat” ( entah apa kriteria mereka terhormat, saya ga ngerti) diberi hidayah oleh Allah Swt.

Sabtu, 04 April 2015

Rainbow After The Rain

Pelangi, yah fenomena optic yang menjakbukan itu selalu menyimpan sejuta tanya bahkan mitos yang popular katanya saat ada pelangi ada bidadari yang sedang mandi, mandi ko di pelangi kan bisa diintip, canda deh.

Saya pribadi sangat suka dengan pelangi, meski tak begitu suka hujan. Pelangi ada karena matahri dan hujan. Yah tidak aka nada pelangi tanpa hujan. Saya mencoba belajar dari pelangi. Pelangi pasti ada setelah hujan yang diganti oleh matahari, namun hujan tidak selalu menghasilkan pelangi. Kalau kita refleksikan dalam hidup kurang lebih seperti berikut.

Dalam kehidupan manusia selalu saja ada bahagia dan sedih, tangis dan tawa, pergi dan datang, hidup dan mati,  susah dan senang begitulah seterusnya. Allah senantiasa menggilir suasana agar setiap dari kita merasakan apa yang dirasakan yang lain. Menggilir kebahagaiaan, memindahkan kesedihan adalah sebuah keniscayaan. Hujan saya ibaratkan sebagai cobaan hidup, bagaimana tidak di sekitar kita hujan selalu berujung banjir yang menganggu aktifitas kita, padahal hujan itu rezeki dari Allah, hanya pikiran manusia saja yang sulit menggapai logika itu, kalau tidak ada hujan bagaimana tanah mengandung air. Hujan dalam perspektif kita selalu ada dalam posisi tersangka atas kejadian merugikan setelahnya. Hujan reda disusul munculnya matahari yang cahayanya terbiaskan oleh tetesan sisa air hujan, dan muncullah pelangi dengan komposisi warna merah, jingga, kuning, hijau, biru nila dan ungu. Akhirnya hujan berakhir indah dengan kemunculan pelangi.

Namun pelangi tidak selalu ada setelah hujan, artinya pelangi itu istimewa ada tanpa bisa kita duga. Dalam hidup kita kerap diberikan cobaan beraneka ragam, kita berdoa dan berusaha tapi terkadang doa yang kita panjatkan tidak selalu tepat seperti apa yang kita inginkan, atau kita merasa doa kita tidak kunjung dikabulkan. Menurut para ulama doa yang kita panjatkan bisa diganti sesuai kebutuhan kita, ditunda sampai pada saat Dia meridhai atau doa itu dikabulkan nanti di akhirat, bagi yang beriman kepada Allah tentu tahu betul Dia lebih tahu apa yang kita butuhkan melampaui diri kita sendiri.

Saya ibaratkan pelangi sebagai jawaban doa yang tidak pernah di duga, datang sesukanya dan kita tersenyum bahagai dengan kehadirannya dengan penuh kesyukuran. Ada peribahasa “ Rainbow Always After The Rain” bermakna sama dengan “Setelah kesulitan akan ada kemudahan” dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6.


Senin, 23 Maret 2015

MOST WANTED FEMALE

Dulu boleh jadi seorang muslimah enggan mengenakan hijab karena khawatir sulit mendapatkan jodoh, namun agaknya berbeda dengan sekarang. Munculnya figure-figur wanita cantik berhijab, berprestasi, pintar dan tidak sedikit yang diberi label soleha. Kemunculan mereka agen-agen muslimah berhijab menjadi salah satu factor berubahnya paradigma di atas. Kini wanita berhijab justru banyak dicari. Para pria mulai berpikir jauh tentang keluarga dan masa depan, sadar bahwa perempuan adalah madrasah pertama bagi anak, tentunya jika menginginkan anak yang berkualitas akhlaknya harus dididik oleh seorang yang berakhlak baik.
Pernyataan yang sering saya temukan adalah “perempuan berhijab belum tentu soleha kok, jadi hijab bukan kriteria utama untuk dijadikan istri”, ada juga “ berhijab itu harus datang dari dalam diri, panggilan jiwa tidak bisa dipaksa”. Benar orang berhijab belum tentu lebih baik dari yang tidak berhijab.

Saya coba ibaratkan dengan ilustrasi berikut
Ketika pergi ke suatu Mall, saya ingin membeli parfum. Ada dua pilihan kalau saya beli parfum yang dipinggir jalan digelar begitu saja, tanpa dibungkus rapih, siapapun boleh memegang mencium bahkan mencobanya sesuka hati sebelum menentukan pilihan parfum yang akan dibeli. Ada juga parfum yang dijual khusus di suatu toko, dibungkus rapih, ditempatkan dalam etalase cantik. Barangnya sama, parfum. Tapi ada yang membedakan yaitu nilai. Saat kita mendatangi toko parfum di Mall, tentunya kita tidak bisa sembarangan pegang, kalau jatuh kita harus membayar uang ganti yang pastinya lebih mahal dari parfum di pinggir jalan. Artinya sesuatu yang dibungkus rapih,ditempatkan dalam etalase  indah akan terlihat lebih mewah, special dan harganya lebih mahal. Analogi serupa bisa kita ilustrasikan untuk benda lainnya. Apapun itu kalau dikemas rapih punya nilai jual yang tinggi.

Saya pribadi menjadikan hijab sebagai salah satu kriteria calon istri kelak. Setidaknya dengan berhijab dia menghargai dirinya sendiri, menjaga kehormatan dirinya dari tontonan gratis pria lain terhadap tubuhnya.

Pria harus memantaskan diri, menginginkan perempuan yang seperti Aisya RA, namun kita tidak mau mengikuti akhlak Rasul, maka jangan harap mendapatkan wanita seperti istri rasul. Karena perempuan baik-baik hanya untuk laki-laki baik-baik, begitu sebaliknya.
Kesimpulannya adalah wanita berhijab menjadi salah satu kriteria pria muslim mencari calon istri, dengan syarat dan ketentuan berlaku, maksudnya bukan sekedar urusan hijab, tapi ada poin-poin lainnya yang mengikuti syarat berhijab seperti kecerdasan, asal-usul keluarga dan tentunya akhlaknya.


Selamat berjuang menemukan belahan jiwamu!

GUYONAN YANG KEBABLASAN #garagaramedsos #degradasimoral #beasmartuser

Di era kecanggihan teknologi informasi sekarang ini, media sosial tidak dapat dipungkiri telah menjadi taman bermain sebagian masyarakat Indonesia bahkan dunia. Arus informasi menyebar tanpa batas, diakses nyaris 24 jam oleh setiap orang. Internet dengan fitur-fiturnya yang menarik membawa perubahan sosial yang tidak bisa dianggap sepele. Perubahan yang saya amati paling besar adalah arus transfer informasi dengan konten yang beragam baik hal yang positif maupun negatif.
Kecanggihan teknologi tentu mendatangkan keuntungan bagi peradaban manusia, kemudahan berkomunikasi tanpa risau dengan jarak yang memisahkan, hubungan jarak jauh pun tak terasa jauh karena ada internet sebagai ruang pertemuan baru yang mengasikan. Berbagai informasi dapat diperoleh secara cepat dan akurat. Proses belajar mengajar menjadi mudah, materi kuliah bisa didapat dengan berkunjung ke mbah google. Di sektor ekonomi tidak dapat dielakkan internet menjadi gaya baru sistem perdagangan berbasis online. Kehadiran sosial media memudahkan orang berbisnis tanpa perlu modal besar untuk sewa ruko, toko atau lapak dagangan. Bermodal smartphone kita dapat berkomunikasi, belajar, berdagang dan belanja. Itulah beberapa kemudahan atau keuntungan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Teknologi yang berkembang pesat berimbas pada perubahan sosial. Salah satu yang saya soroti adalah kemerosotan nilai atau bahasa kerennya adalah degradasi moral akibat penggunaan teknologi yang tidak bijak oleh sebagian masyarakat. Media sosial seperti twitter, path, instagram dan facebook adalah beberapa aplikasi jejaring sosial popular di masyarakat. Keempatnya punya kesamaan yaitu merangsang orang menjadi narsis, exhibitionist dan keanehan lainnya yang sulit juga untuk saya ungkap. Seperti contoh orang yang update status tempat di path, pastinya akan memilih tempat yang dianggap keren misalkan café yang sedang happening, resto mahal sampai tempat wisata dengan pemandangan menarik. Instagram menjadi media berbagi foto pribadi, sampai makanan. Ritual sebelum makan orang jaman sekarang mungkin bukan berdoa tapi foto dulu, upload baru makan. Setelah makan update lagi di path. Bahkan bangun tidur bukan minum air putih dulu tapi cek smartphone. Selfie menjadi gaya hidup bagi yang katanya manusia modern. Dari bangun tidur sampai mau tidur wajib foto dulu dengan sederet apliaksi photo editor yang mampu vermak muka agar lebih elok dan tujuannya apalagi selain berharap like, love dan comment dari followers. Maka hidup manusia sekarang khususnya mereka yang addicted dengan media sosial adalah terkekang oleh tuntutan eksis di dunia maya, hidup damai yang bergantung pada jempol teman untuk memberikan apresiasi like, love and comment.
Deskripsi di atas agaknya tidak terlalu bermasalah karena masih menyangkut kebiasaan individu. Yang menyedihkan bagi saya adalah justru degradasi moral yang kian Nampak jelas terlihat setiap kali melihat media sosial. Orang tidak lagi segan saling meledek, membuat meme dengan gambar orang yang dianggap aneh, unik dan nyeleneh. Saya coba menyoroti tren #hajilulung . Kita tentu pernah diajarkan oleh ayah ibu kita dan guru-guru di sekolah untuk selalu menghormati orang yang lebih tua, jangan menghina orang lain, jangan menyakiti hati orang lain dan berbaik hatilah kepada sesama. Kurang lebih itu pelajaran moral yang kita dapat di rumah dan sekolah. Tapi sekarang orang-orang dan mirisnya anak muda yang menjadi kreatornya justru dengan bebas membuat guyonan bahkan cenderung mengarah kepada penghinaan. Dasar dari tren #hajilulung adalah kesalahan haji lulung. Setiap manusia bisa salah, benar kan. Coba tanya pada diri sendiri, tidak pernahkah melakukan kesalahan? Atau sebegitu sempurnakah kita?. Saya pribadi tidak perduli dengan respon haji lulung, namun sebagai orang Indonesia, anak muda dan antropolog sedih rasanya jika nilai-nilai yang dipupuk sejak kecil justru luntur karena buaian media sosial yang justru memenjarakan nilai-nilai moral dan membebaskan kebablasan yang tidak terbendung lagi.

Kesimpulannya adalah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bisa menjadi elevator menuju kualitas hidup yang lebih baik jika dimanfaatkan secara bijak dan proporsional. Sebaliknya bisa menjadi penghancur nilai-nilai moral yang sudah ditanamkan bahkan sejak jaman nenek moyang. Menghargai, menghormati dan menjaga perasaan orang lain rasanya lebih penting dari pada kejailan yang disengaja demi sebuah guyonan, tawa hina dan kesenangan sendiri. Mari gunakan kecanggihan teknologi untuk yang baik-baik saja. Semua berawal dari diri kita sendiri. Yuk jaga aib diri dan orang lain. Berbahagialah dengan berbaik hati pada orang.

Senin, 23 Februari 2015

modernisasi, dependensi, dan pascadependensi ?

Modernisasi : Berlandaskan kapitalisme yang bersumber pada filsafat ekonomi mengenai akumulasi capital. Ekonomim liberalism turut mempengaruhi modrnisasi dengan kebebasan individu,pemilikan capital pribadi dan inisiatif individu. Teori modernisasi kini telah menjadi ideology yang berujung pada homogenisasi . Tumbuhnya modernisasi mempengaruhi pada perubahan karakteristik masyarakat, yang akrab kita sebut dengan masyarakat modern, dengan cirri-ciri : lebih terbuka, inovatif dan aktif, mobilitas yang tinggi, alam harus dikuasai ( sebagai modal / capital ), orientasi hidup masa kini dan masa depan, lunturnya nilai, norma dan system kekerabatan, dan individualis. Modernisasi mengharuskan kita untuk berkompetisi secaara individu, bagaimana kita memanfaatkan waktu seefektif mungkin guna merebut peluang dari yang lain. Dan motivaasi individu untuk membangun kesuksesannya.
Modernisasi adalah produk barat yang menurut pandangan mereka nilai-nilai budaya dan social adalah penghambat dalam pembangunan, maka cita-cita modernisasi adalah menciptakan kebudayaan yang homogeny. Maka masuknya modernisasi pasti akan terjadi perubahan nilai budaya dan social masyarakat. Max Weber mengatakan bahwa penyebab suatu Negara menjadi Negara ketiga adalah karena terlalu taat pada tradisi. Tradisi hanya akan menutup mata kita dengan perbuhaan yang telah diretas oleh Negara-negara maju. Maka untuk menjadi maju Negara ketiga harus mengikuti ideology modernisme. Keterbelankangan Negara ketiga disebabkan karena factor budaya dan kelembagaan , dan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, maka Negara ketiga perlu modal dan ideology baru dalam pembangunan Negara. Modernisasi menjanjikan perubahan kearah yang lebih baik, kesejahteraan akan merata,dsb.
Dependensi : kemurahan hati  Negara-negara maju ( barat ) terutama Amerikia Serikat untuk memberikan suntikan modal bukan semata-mata karena keikhlasan hati, there’s nothing free lunch. Apa yang mereka lakukan dengan dalih membantu mengembangkan Negara ketiga adalah untuk mengamankan kepentingan mereka baik ekonomi,politik dan militer. Suntiukan modal alias hutang yang diberikan kepada Negara ketiga adalah alat untuk menjerat agar tunduk pada mereka. Loyalitas Negara berkembang amat sangat dibutuhkan oleh Negara maju, karenqa faktanya Negara maju yang mayoritas adalah Negara dengan sumber daya alam terbatas sangat bergantung dengan keberadaan Negara ketiga. Jika Negara ketiga mengalami keterbelakangan maka hal tersebut akan berimbas pada kepentingan komersial mereka, misalnya dalam kegiatan industry, jika kondisi ekonomi, social dan politik Negara ketiga tidak kondusif maka sulit bagi mereka untuk masuk dan memanfaatkan Negara ketiga, yang mereak jadikan sebagai budak atau sapi perah.
Kerjasama di berbagai bidang terutama ekonomi selalu memposisikan Negara ketiga sebagai produsen bahan mentah. Sumber daya alam yang kita ekspor ke luar kemudian masuk lagi ke negeri kita dengan bentuk berbeda dengan nilai tambahnya. Dan kita dipaksa harus menggunakan produk mereka karena Negara ketiga telah terjerumus pada kerjasama perdagangan bebas. Arus globalisasi menjadi  bahtera bagi Negara maju yang sudah siap mengarungi arus globalisasi dengan kemampuan kompetisi yang mumpuni. Lain halnya dengan Negara ketiga yang justru hanyut tenggelam dalam arus globalisasi. Proteksi terhadap produksi dalam negeri belum mampu diciptakan sebagai alat pelindung. Ketika produktifitas Negara maju semakin tinggi, maka Indonesia masih bergelut pada persoalan bagaimana memproduksi barang yang sesuai dengan perjanjian pasar global. Indonesia sebagai Negara ketiga belum mampu menciptakan lingkungan hidup yang bai, penegakan HAM dan kondisi demokrasi yang belum kondusif. Itulah sebab mengapa produk kita tidak akan bisa masuk pasar internasional.
Keterbelakanagn Negara ketiga bukan disebkan karena factor budaya melainkan kendala structural, Negara maju yang berlaga menjadi pahlawan tidak benar-benar ingin mebantu, justru ingin membuat Negara tersebut menjadi berkembang tapi tidak akan bisa melebihi Negara maju. Negara ketiga hanya akan jadi budak di negeri sendiri. Pihak barat memegang aturan perdagangan dengan amanipulasi berbagai hal untuk memperoleh keuntungan yang berlimpah.
 Paul Baran mengatakan sentuhan dari kapitalis mengakibatkan negara pra-kapitalis terhambat kemajuannya. Negara berkembang layaknya bonsai yang tidak akan pernah tumbuh keatas, meski modal yang diberikan Negara maju terus berdatangan tetap saja para Kapitalis dunia inilah yang memegang kendali aktifitas ekonomi Negara berkembang.
Negara barat sudah sangat merusak tatanan Negara ketiga. Maka teori dependensi menawarkan solusi apabila Negara ketiga ingin berkembang maka harus memutuskan hubungan dengan barat ( Frank ).  Untuk dapat maju kita hrus membangun industrialisasi dalam negeri, jangan mengimpor bahan menetah saja, kita harus mengolah bahan mentah menjadi barang dengan nilai tambah sehingga akan mendatangkan profit yang lebih. Jnagn biarkan Negara maju menguasai bahan baku dalam negeri. Paada dasarnya Negara maju sangat tergantung pada sumber daya alam Negara ketiga, sehingga ini bisa menjadi alat bagi Negara ketiga untuk bersaing dengan mereka. Bayangkan darimana Amerika Serikat bisa memproduksi piranti otomotif jika biji besi , karet,dsb tidak dimiliki. Itu artinya ketergantungan Negara maju harus dimanfaatkan sebagai amunisi menyerang balik Negara maju yang selama ini sudah merusak Negara ketiga secara structural,cultural dan ekonomi.  Prebisch bahakn menyebut, keterbelakangan amerika latin disebabkan karena tetap mengandalkan ekspor primer, tidak ada kemandirian untuk mengolah bahan baku. Frank dalam bukunya “ capitalism and underdevelopment in Latin America “ menyebutkan bahwa kapitalisme global maupun nasional hanya akan menghasilkan keterbelakangan. Baginya feodalisme dan tradisi bukan candu yang menyebabkan Negara ketiga menjadi tidak berkembang.
Pasca dependensi : teori pasca dependensi tidak mempermasalahkan relasi antara Negara berkembang dengan Negara maju ( barat ), tetapi bagaimana Negara berkembang menata strategi  dalam menjalin hubungan dengan barat. Teori pascadependensi merupakan kombinasi modernisasi dan dependensi. Pasca dependensi menekankan bahwa diperlukan kreatifitas dan integrasi warga Negara ( Negara ketigaa ) untuk mengembangkan diri dalam pergaulan internasional. Karena Negara ketiga tidak akan bisa lepas sepenuhnyan dari hubungan dengan barat. Tidak dapat dipungkiri bahwa Negara maju memegang peradaban baik ekonomi,ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara berkembang perlu belajar pada mereka . Teori pasca dependensi menekankan pada aspek eskternal dari warga Negara untuk berkontribusi membangun negaranya.
Apabila Negara ketiga berlaku bijak, hati-hati,selektif dan kreatif dalam membangun relasi dengan kapitalis dunia, maka Negara ketiga akan memperoleh keuntungan bukan keterbelakangan. Industrialisasi menjadi alat untuk pembangunan yang mandiri. Untuk membangun industry Negara ketiga memerlukan modal baik berupa uang maupun peralatan produksi. Dan itu dapat diperoleh dari Negara maju. Negara ketiga sangat mungkin memegang kendali perekonomian dunia nantinya, apabila telah mampu membangun industry yang mapan. Bantuan luar negeri yang berupa dana maupun beasiswa pendidikan haraus dimanfaatkan sebaik mungkin, para agen Negara ketiga harus cerdas berpikir, curi ilmu dan pengalaman Negara maju, kemudian terapkan apa yang diperoleh untuk kemajuan bangsa. Terkait hal ini perlu penanaman nasionalisme untuk mewujudkannya.
Salah satu tokoh teori pasca dependensi mengatakan bahwa dependensi hanyalah sentiment para ilmuwan yang ingin mengubah tatanan dunia melalui revolusi yang mana hal tersebut sulit terwujud dalam situasi politik dan ekonomi dunia seperti sekarang.
Kesimpulan :
Modernisasi : gaya hidup barat, kapitalisme, merubah tradisi menjadi modern
Dependensi : ketergantungan Negara ketiga terhadap Negara maju karena kapitalisme dan kalah bersaing dalam pasar global. Harus lepas hubungan dengan barat.
Pasca dependensi : tetap berhubungan dengan barat, tapi Negara ketiga harus kreatif,inovatif , dan memiliki integrasi tinggi untuk membangun bangsanya. Menekankan factor eksternal.


Perempuan ,Kekuasaan dan Perlawanan

Perempuan Dalam Pusaran Kekuasaan
Sejarah pilu ketidakadilan gender setua sejarah peradaban manusia. Dan sejarah tua manusia selalu menempatkan perempuan sebagai korban atas ketidakadilan gender yang dikontruksi oleh para penguasa saat itu. Belum lagi marginalisasi perempuan di sektor pertanian karena kebijakan pemerintah untuk beralih menggunakan mesin pemotong padi sehingga para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga harus kehilangan sumber pendapatannya. Status perempuan sebagai pekerja kelas dua terlihat dari pembedaan gaji buruh di pabrik,
Relasi kekuasaan gender yang tidak seimbang   menyebabkan rendahnya posisi wanita di banding pria ,   dan rendahnya akses wanita di dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan dirinya dan mendapatkan akses yang sama terhadap sumberdaya seperti pendidikan, keterampilan dan informasi. Keadaan tersebut secara tidak langsung maupun langsung akan membentuk pola permasalahan yang dihadapi wanita seperti TKW, trafficking dan kekerasan dalam rumah tangga.
Banyak pengamat, terutama kaum feminis, menyebut konstruksi sosial seksualitas- lah yang menyebabkan ketidakadilan yang menimpa kaum wanita. Artinya, diskriminasi tersebut muncul sebagai hasil konstruksi berupa pembedaan antara sifat (ciri) kelaki-lakian (maskulinitas) dan kewanitaan (femininitas) oleh masyarakat, dan bukan dari perbedaan genitalnya. Istilah yang biasa dipakai adalah perbedaan gender. Misalnya, adanya konstruksi ide bahwa perempuan itu lemah, emosional, lembut dan setia. Sebaliknya pria digambarkan kuat, rasional dan agresif. Padahal sifat- sifat tersebut relatif terdapat baik dalam perempuan maupun pria.
Kekuasaan yang dominan dipegang oleh laki-laki seringkali menyebabkan perempuan menjadi subordinat bahkan menjadi termarginalkan. Jauh sebelum negeri ini diproklamirkan, perempuan telah mengalami ketidakadilan gender karena tekanan dari penguasa. Dalam sejarah kerajaan di nusantara perempuan dijadikan sebagai alat reproduksi untuk menghasilkan keturunan yang akan memperluas wilayah kekuasaan Raja. Perempuan dianggap sebagai mesin cetak manusia yang kapanpun bisa digunakan dan dibuang begitu saja. Eksploitasi ini lebih hidup dalam tulisan sastra, seperti kisah Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Masuk jaman Penjajahan perempuan-perempuan kelas bawah menjadi korban pelampiasan seksual dan alat perluasan kekuasaan kaum bangsawan. Mereka diangkut ke istana untuk dijadikan “istri percobaan” dan dibuang begitu saja setelah tidak lagi memuaskan.
Perlawanan Perempuan Atas Ketidakadilan Gender
Berbagai kisah sedih nasib para perempuan Indonesia yang bermuara pada dehumanisasi manusia, tidak lantas membuat kaum perempuan berdiam diri, dalam beberapa periode berbeda ada gerakan-gerakan yang menyuarakan kepentingan perempuan, menuntut kesetaraan gender dan perlakuan yang manusiawi.
·         Kisah Rara Kidul dengan Panembahan Senapati atau Ratu Kalinyamat dalam sejarah Jaka Tingkir-Aria Penangsang, misalnya, sedikitnya menunjukkan kemandirian wanita yang tidak mau dikuasai laki-laki.
·         Cerita-cerita Cindur Mato dari  Padang, Toar dan Lumimuut dari Minahasa, atau Taman Taruai dan Anowimpi dari Irian Jaya, yang memperlihatkan bagaimana dominsi perempuan dalam pengambilan keputusan.
·         Perlawanan emansipatoris Kartini di Rembang melalui pendidikan terhadap kaum perempuan.
·         Kowani dan Gerwani merupakan organisasi perempuan yang tidak saja aktif memperjuangkan persamaan hak pria-wanita, tetapi juga turut dalam perjuangan kemerdekaan dan mengisi pembangunan. Meski pada akhirnya Kowani terkooptasi dan Gerwani dihapuskan oleh rejim Orde Baru.
·         LBH APIK, Solidaritas Perempuan, dan Kalyanamitra, menjadi contoh wadah perjuangan, tidak saja demi kesetaraan gender tetapi juga, secara luas: demi perjuangan demokratisasi pada saat Orde Baru.
·         Konsep Women in Development ( WID ) diganti menjadi Gender in Development ( GID), untuk mendestruksi struktur patriarki dalam pembangunan.
·         Kementrian Pemberdayaan Perempuan, menjadi wadah bagi pelayanan bagi kaum perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi Kementrian ini Nampak tidak begitu bergairah menangani berbagai kasus yang menimpa perempuan Indonesia. Saya rasa Kementrian Pemberdayaan Perempuan hanya menjadi pembuktian  Pemerintah saja supaya dinilai peka terhadap kesetaraan gender. Mungkin saja kementrian khusus perempuan ini hanya menjadi rumah bagi kaum hawa agar tetap pada kontrol pemerintah yang mana didominasi oleh laki-laki. Semoga saja asumsi saya salah.
Secara historis ketidakadilan gender adalah fenomena klasik yang masih popular hingga sekarang. Permasalahan tentang perempuan menjadi buah bibir yang kian hari semakin menyedihkan. Perempuan yang sejatinya adalah mahluk yang begitu dimuliakan dalam beberapa dogma agama, nyatanya tidak juga menjadi mulia bagi manusia sendiri. Ketidakadilan gender dengan korban terbanyak adalah perempuan nampak jelas terlihat dalam berbagai aktifitas baik domestik maupun publik, perempuan yang diberi label mahluk lemah justru memiliki beban kerja yang lebih berat dari pria yang dikonstruksi secara sosial-budaya sebagai mahluk yang kuat. Beban kerja ganda dirasakan betul oleh mereka para perempuan yang harus bekerja di rumah dan menjadi wanita karir. Menjadi wanita karir tidak lantas mengamankan posisi perempuan. Misalnya ketika perempuan bekerja di sektor publik kemudian anak-anaknya menjadi nakal,kurang berprestasi, maka ibu lah yang menjadi tersangka utama. Karena konstruksi budaya yang menjadikan ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Namun ironisnya justru perempuan sebagai pendidik dalam rumah tangga perpendidikan lebih rendah dari laki-laki, bayangkan akan seperti apa generasi kita jika ibu yang ditunjuk sebagai pendidik tidak tahu apa-apa soal pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Untunglah masih ada perempuan-perempuan yang perduli dengan nasib kawan-kawannya, apa yang dilakukan beberapa tokoh diatas menunjukan bahwa dengan usaha dan tekad yang kuat perempuan mampu mensejajarkan diri dengan pria. Misalnya banyak perempuan yang menjadi dosen,ilmuwan yang mana dulu ini merupakan domain laki-laki.
Saya mengharapkan perempuan akan lebih memperoleh kesempatan terutama akses pendidikan untuk meningkatkan kualitas intelektualitas dan kepribadian perempuan. Pergerakan kaum wanita diharapkan akan menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia untuk berusaha menjadi lebih mandiri. Tuntutan kesetaraan gender diharapkan tidak merubah pandangan perempuan terhadap laki-laki. Berbagai ketidakadilan gender terjadi karena konstruksi sosial-budaya yang dibentuk,diperkuat dan disosialisasikan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Maka perlu kerjasama antara laki-laki dan perempuan untuk sama-sama menjalin relasi yang saling menguntungkan, dalam arti adil, proporsional bagi keduanya.

Sumber : Gudon Esje , Ketidakadilan Gender Dalam Diskursus Kekuasaan    

Slum as a Way of Life


A Study of Coping Behavior in an Urban Environment
Oleh F. Landa Jocano

Jocano melakukan penelitian di kawasan kumuh di bagian kota Manila, Filipina. Ia memiliki informan kaya informasi yang dapat menjelaskan seluk beluk kawasan kumuh tersebut yang mempermudah bagi dia untuk memahami setting penelitian. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi. Peneliti masuk ke dalam situasi sosial masyarakat tineliti. Seperti yang dilakukan Jocano, ia tidak membuka jatidirinya sebagai seorang peneliti, tetapi tidak membohongi identitas seperti nama,dsb. Ia masuk menjadi bagian dari penduduk setempat, tinggal di kawasan kumuh tersebut. Respon biasa saja dari masyarakat itulah yang dicari, karena kalau masyarakat tahu dia seorang peneliti, justru akan lebih sulit dalam memperoleh data karena bisa jadi masyarakat memberiakan informasi yang normative atau yang lebih ekstrim adalah informasi bohong.
            Metode penelitian yang dilakukan tidak menggunakan kuisioner, karena akan menimbulkan kecurigaan , apalagi kawasan kumuh perkotaan sangat akrab dengan tindak kriminalitas bahkan dapat berujung pada pembunuhan jika mereka merasa terganggu, terutama ketika berhadapan dengan geng jalanan. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode lain yaitu dengan menggunakan wawancara tak terjadwal  dengan obrolan yang santai dan baru menulis hasilnya ketika sampai di rumah. Tantangannya adalah  Peneliti harus mengingat semua pertanyaan dan dirubah  kedalam bentuk percakapan sehari-hari. Metode lain yang digunakan peneliti yaitu observasi partisipan dimana peneliti menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat tersebut. Peneliti mendatangi tempat-tempat yang menjadi arena berkumpul warga seperti toko, ia mendengar percakapan dari para ibu dan bapak-bapak saat jual beli, ke tempat pangkas rambut. Di malam hari peneliti bergaul dengan para pemuda, berbincang,bernyayi bersama. Dengan begitu peneliti dapat mengetahui berbagai informasi dan aktifitas masyarakat.
Perkampungan kumuh merupakan cara adaptasi warga kota yang termarginalisasi dari kemegahan kota metropolis seperti Manila. Slum adalah fenomena perkotaan yang hingga  kini

mereka berkumpul dan mendengarkan lagu juga obrolan yang diperbincangkan, terutama di akhir pekan. Peneliti juga berkeliling pada sore hari, karena pada sore hari jalanan begitu ramai dan dapat mengamati berbagai macam aktivitas. Tidak hanya dia saja, peneliti lainpun melakukan hal yang sama, dan kemudian mereka membandingkan catatannya masing - masing. Informasi yang dianggap rahasia tidak dicantumkan oleh peneliti, dan ia tidak membahas mengenai kemiskinan karena terlalu teoritik. peneliti melihat perkampungan kumuh sebagai unit sosial dimana didalamnya memiliki organisasi sosial, nilai, norma yang berlaku dan juga adanya sistem penghargaan dan hukuman bukan mengenai kemiskinan.

Perjalanan Antropolog ke Suku Dani

Heider melakukan penelitian di Papua Nugini bagian barat . Buku ini merupakan hasil dari petualangannya di Papua Nugini yang memainakn fisik dan mentalnya sebagai seorang peneliti. Proses bagaimana memahami suku Dani . Buku ini ditulis 16 tahun kemudian setelah penelitian dilakukan. Perlu waktu yang lama untuk dapat memahami suku Dani yang sangat kompleks.
Kedatangan mereka ke wilayah Suku Dani dimulai dengan pertemuan dengan misionaris dari Belanda dan pembantu sipil. Kemudian peneliti mengutarakan maksud dan tujuan penelitiannya. Mereka memberikan banyak informasi dasar mengenai Orang Dani . Peneliti dipertemukan dengan seorang ‘ bigman’ yang menjadi informan kunci dan penghubung terhadap masyarakat tineliti. Peneliti menerapkan metode observasi partisipasi.
Heider tidak berangkat sendiri ke Papua Nugini, ia bersama Robert Gardner seorang movie maker sekaligus Antropolog dan juga bersama dari perwakilan pemerintah Belanda atas Papua Nugini.  Team-based Categorical Mode  akan mempermudah dalam memperoleh data dan interpretasi yang kaya menurut bidang keilmuwan masing-masing peneliti. Mereka membantu para peneliti untuk memperkenalkan diri kepada suku Dani . Mereka memilih Grand Valley untuk menjadi lokasi penelitian karena kemudahan akses kepada tineliti. Peneliti menjalin kedekatan dengan seorang suku Dani sebagai informan belajar mengenai keahliannya . pria ini juga yang memperkenalkan kepada anggota komunitas lainnya. Dari para misionaris Belanda para peneliti memperoleh informasi dasar mengenai suku Dani yang akan mereka teliti. Misalnya suku Dani tidak memiliki struktur grammatical dalam bahasa mereka, sehingga sulit bagi orang asing untuk dapat mempelajari bahasa mereka. Tapi para peneliti ini dengan keingintahuan yang tinggi tidak lantas percaya begitu saja. Artinya sebagai peneliti kita harus selalu melakukan triangulasi, cross check data .
Selama perjalanan para peneliti harus berkemah pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Inilah tantangan seorang antropolog, harus menaklukan kondisi ekologis betapapun sulitnya medan yang dilalui. Kesulitan lain yang dihadapi peneliti adalah ketika informan enggan menjawab atau memang pada dasarnya mereka tidak paham apa yang dikatakan peneliti. Di saat situasi seperti ini kita perlu seorang native speaker untuk membantu menerjemahkan percakapan.  Suku Dani memiliki banyak bahasa. Setiap komunitas memiliki bahasa masing-masing. Sehingga satu sama lain tidak memahami bahasa yang digunakan. Tidak heran permasalahan komunikasi ini seringkali menyebabkan perselisihan bahkan peperangan. Bulan pertama Heider berusaha memahami gramatikal bahasa setempat.
Satu kesulitan terbesar adalah melakukan kontak dengan suku Dani karena mereka sangat jarang berhubungan dengan orang asing apalagi ethnografer. Mereka tidak memiliki keingintahuan tentang cara hidup / pandangan hidup lain. Peneliti juga menghadapi permasalahan medis seperti penyakit kulit khas Negara tropis.

Peneliti menghentikan sementara penelitiannya hingga kembali melakukan penelitian. Peneliti dihadapkan pada persoalan etik, dimana mereka harus tinggal dengan kelompok yang secara kultural berbeda. Sedikit kontak yang bisa dilakukan dengan tineliti, sedikit juga data yang diperoleh karena tipikal tineliti yang sulit didekati. Heider melakukan beberapa revisi atas data yang ia anggap kurang tepat. Apa yang dilakukannya adalah bentuk tanggung jawab sebagai peneliti. Seberapa besar atau kecil kesalahan harus dipertanggung jawabkan. Kendala yang sering dihadapi adalah kendala bahasa, apalagi penelitian tersebut diintervensi oleh pemerintah Belanda atas Papua Nugini sehingga Peneliti kurang bebas dalam melakukan wawancara.

“Beas Perelek” : Tradisi ekonomi masyarakat Jawa Barat sebagai Jaring Pengaman Sosial

Bagi yang tinggal di Pedesaan Jawa Barat,  tentu tak asing mendengar istilah ini. beas atau beras yang dikumpulkan sepekan sekali dan dikumpulkan oleh salah seorang petugas yang berkeliling memanggul karung dari rumah ke rumah.

Bak pepatah orang bijak,”sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’ hal ini dibuktikan oleh sekelompok masyarakat di Desa Salagedang, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Masyarakat diharuskan menyumbangkan berasnya untuk dimasukan ke sebuah gelas air mineral. Dengan penuh kesadaran dan kesabaran, petugas menarik "beas perelek" dari rumah ke rumah  setiap Jum’at siang oleh petugas yang ditunjuk, dibantu LinmasBeas perelek adalah tradisi masyarakat jawa barat yang mengumpulkan beras dalam jumlah yang sedikit, dikumpulkan secara kolektif dan dipergunakan untuk kepentingan bersama. upaya Pada awalnya beas perelek dilakukan untuk mengantisipasi bencana alam supaya stock pangan tetap ada saat bencana menerjang. Kini beas perelek masih berfungsi sama ,namun dalam pengelolaannya beras dapat diuangkan apabila ada warga yang sangat membutuhkan. Salah satu desa yang berhasil mengelola beas perelek adalah desa salagedang kabupaten Majalengka yang mampu mengolah hasil beas perelek bahkan pendapatan dari beas perelek mampu membangun jalan desa. Uang hasil penjualan beras diinvestasikan kepada warga untuk berdagang sehingga warga desa salagedang sudah terbentuk mental untuk mandiri tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah.
Makna teladan beras perelek, adalah melatih jiwa berkorban dari hal yang paling kecil, meningkatkan kebersamaan, sehingga percepatan perkembangan kemajuan masyarakat perdesaan lebih maju, dengan tetap mempertahankan nilai kebersamaan dan semangat gotong royong.

Pembangunan dapat juga diartikan sebagai upaya menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada dan atau mentranformasi keadaan menuju pada kondisi yang lebih baik ( Revitalisasi ).  Isu pembangunan yang ramai diperbincangkan adalah pembangunan materi berupa infrastruktur, sarana dan prasarana bagi aktifitas manusia yang dilaksanakan oleh institusi penyelenggara Negara yaitu Pemerintah. Pembangunan adalah hal mutlak yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Tingkat urgensi suatu wilayah akan berbeda ,sehingga tuntutan penyelengaraan pembangunan juga akan berbeda sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Agenda pembangunan tidak akan lepas dari kegiatan ekonomi. Salah satu tujuan utama pembangunan adalah menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat., dengan peningkatan daya beli masyarakat.
Membangun kehidupan yang laik dalam konteks administrasi Negara adalah kewajiban pemerintah sebagai penyelenggara Negara. Memberikan fasilitas dan pelayan bagi kebutuhan masyarakat..
Pembangunan yang diharapkan akan menciptakan kehidupan yang lebih baik ternyata belum juga mampu mengahapuskan kemiskinan. Justru terjadi ketimpangan antara si kaya dan miskin yang kian lebar saja. Kebutuhan dasar masyarakat masih belum terpenuhi oleh pemerintah.  Ini artinya cita-cita pembangunan belum tercapai. Pembangunan seyogyanya menciptakan perbaikan dan pemerataan pelayanan bagi kebutuhan masyarakat secara adil dan bijaksana, baik dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan.  Indeks Pembangunan Manusia dapat menjadi indikator untuk mengukur keberhasilan / kegagalan pembangunan. Aspek ekonomi,pendidikan dan kesehatan cukup representative untuk mengukur tingkat kualitas hidup masyarakat.

.

Hasil pengelolaan beras dilaporkan secara terbuka dan dapat diakses dan diketahui oleh masyarakat; 
Untuk menyelenggarakan azas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, pengelolaan Jimpitan Beras bertujuan :
1.           Menanamkan kepercayaan dan meningkatkan rasa kegotong royongan bagi masyarakat; 
2.   Meningkatkan fungsi dan budaya sosial kemasyarakatan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan mayarakat dan keadilan sosial;
3.     Membantu program pembagngunan Wilayah baik Pembangunan Fisik dan atau sosial, pelayanan kesehatan melaui desa siaga dan pemberdayaan wanita melalui PKK dan Posyandu
Beas perelek sangat potensial untuk dikembangkan tidak hanya di pedesaan Jawa Barat, tetapi di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat diaplikasikan dalam konteks budaya luar Indonesia.
Beas perelek yang telah lama ada, berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomo masyarakat pedesaan yang seringkali tak tersentuh oleh program pembangunan pemerintah. Beas perelek hadir sebagai jarring pengaman sosial yang ampuh menjaga kesejahteraan dan kebersamaan masyarakat. Pembangunan sejatinya bertujuan untuk menaikan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat.
Intinya sekecil apapun kita berbuat, sepanjang itu kebaikan, tentu hasilnya menjadi maslahat.