Senin, 18 Mei 2015

Aku tidak tahu, Tuhan yang tahu.

Berbulan-bulan aku berkelana mencari tempat yang mampu mengakomodasi potensiku, namun Allah nampaknya masih ingin aku berkaca, sepotensial apa aku ini?. Langkah yang nyaris payah, tiba-tiba Allah berbaik hati memberikanku tempat. Yah memang tempat ini bukan tempat yang sesuai dengan ekspektasiku, bagaimana tidak aku yang orang bilang otak kiri banget, tetiba harus berkawan dengan seni kreatifitas yang aku akui butuh kerja keras untuk menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Sahabatku menjadi perantara Allah yang meyakinkanku, potensi seseorang bisa terus digali tidak sebatas apa yang kamu tahu sekarang. Tak masalah jika kamu harus bergelut di dunia yang asing sekalipun, toh rezeki tidak akan pernah kita tahu dimana pintunya.

Bagiku bekerja bukan hanya tentang uang, bukan bonus, bukan hura-hura setelah gajian namun ketenangan jiwa, kebahagiaan itu yang aku cari. Di dunia yang asing ini aku coba beradaptasi dengan hawa yang terasa dingin. Seperti seorang dari negeri tropis berdiam di tengah salju yang dinginya menggila. Aku merasa ditempa, aku harus cepat beradaptasi. Aku seorang perfeksionis ingin semua yang ku lakukan sempurna, nyaris tanpa cela. Aku sadar sesempurna apapun karyaku pasti mudah bagi orang mencari cacatnya. Namun mentalku tetap si perfeksionis. Aku eksplorasi kemampuan dan intuisiku mencari inspirasi agar setiap goresan tanganku mampu memberikan yang terbaik.

Di awal aku bekerja ada rasa khawatir, aku berpikir orang yang memilihku bekerja di perusahannya adalah orang dengan pikiran ide yang gila, bagaimana mungkin dia begitu percaya menyerahkan branding perusahannya pada seseorang yang tak akrab seni, komunikasi dan desain. Kata orang bijak, tantangan selalu menghadirkan hadiah berupa kepuasan dan pengalaman berharga. Setidaknya aku mulai merasakannya, hamper dua minggu aku di sini, bergulat dengan computer, internet, corel draw dan gadget yang mempermudah aku bertamu ke social media.

Setiap hari secara otomatis otakku berputar bagaimana cara menarik perhatian orang melalui tulisanku, gambar yang aku sadur dengan kata-kata motivasi, romantisme dan nasihat. Tweet yang aku tulis, datang dari hati, tangkapan mata dan ketajaman pendengaran. Bagiku isnpirasi bertaburan dimana-mana, yang sulit adalah memilih diantara mereka.

Hari ini kegelisahanku berkurang, justru syukur tak henti aku panjatkan karena aku menemukan banyak nasihat untuk diriku sendiri, nasihat cinta, hidup dan masa depan. Di luar sana banyak tempat yang mampu memberikanku segunung uang asal aku mau setia dan tunduk sesuai aturan mereka. Di sini aku mendapatkan kebebasan berkreasi, yah sesuatu yang sempat aku lupakan karena sibuk dengan uang dan uang yang jadi orientasiku.

Maha Besar Allah yang telah memberikan nikmat begitu banyak kepadaku, penantianku dibayar dengan makna yang tiada henti aku sanjung, betapa beruntungnya diri ini. Satu hal lagi yang membuatku bahagia, di sini aku bersama team yang isinya orang cerdas, kreatif, pekerja keras dan pemuda pemudi yang begitu dekat dengan Tuhannya, aku yang begitu tipis imannya serasa dilindungi dari kemungkinan kemaksiatan. Melihat mereka sepertinya aku melihat kesungguhan mereka menjalani hidup dengan penuh semangat gegap gembita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar