Berbulan-bulan aku berkelana mencari tempat yang mampu
mengakomodasi potensiku, namun Allah nampaknya masih ingin aku berkaca,
sepotensial apa aku ini?. Langkah yang nyaris payah, tiba-tiba Allah berbaik
hati memberikanku tempat. Yah memang tempat ini bukan tempat yang sesuai dengan
ekspektasiku, bagaimana tidak aku yang orang bilang otak kiri banget, tetiba
harus berkawan dengan seni kreatifitas yang aku akui butuh kerja keras untuk
menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Sahabatku menjadi perantara Allah
yang meyakinkanku, potensi seseorang bisa terus digali tidak sebatas apa yang
kamu tahu sekarang. Tak masalah jika kamu harus bergelut di dunia yang asing
sekalipun, toh rezeki tidak akan pernah kita tahu dimana pintunya.
Bagiku bekerja bukan hanya tentang uang, bukan bonus, bukan
hura-hura setelah gajian namun ketenangan jiwa, kebahagiaan itu yang aku cari.
Di dunia yang asing ini aku coba beradaptasi dengan hawa yang terasa dingin.
Seperti seorang dari negeri tropis berdiam di tengah salju yang dinginya
menggila. Aku merasa ditempa, aku harus cepat beradaptasi. Aku seorang
perfeksionis ingin semua yang ku lakukan sempurna, nyaris tanpa cela. Aku sadar
sesempurna apapun karyaku pasti mudah bagi orang mencari cacatnya. Namun
mentalku tetap si perfeksionis. Aku eksplorasi kemampuan dan intuisiku mencari
inspirasi agar setiap goresan tanganku mampu memberikan yang terbaik.
Di awal aku bekerja ada rasa khawatir, aku berpikir orang
yang memilihku bekerja di perusahannya adalah orang dengan pikiran ide yang
gila, bagaimana mungkin dia begitu percaya menyerahkan branding perusahannya
pada seseorang yang tak akrab seni, komunikasi dan desain. Kata orang bijak,
tantangan selalu menghadirkan hadiah berupa kepuasan dan pengalaman berharga.
Setidaknya aku mulai merasakannya, hamper dua minggu aku di sini, bergulat
dengan computer, internet, corel draw dan gadget yang mempermudah aku bertamu
ke social media.
Setiap hari secara otomatis otakku berputar bagaimana cara
menarik perhatian orang melalui tulisanku, gambar yang aku sadur dengan
kata-kata motivasi, romantisme dan nasihat. Tweet yang aku tulis, datang dari
hati, tangkapan mata dan ketajaman pendengaran. Bagiku isnpirasi bertaburan
dimana-mana, yang sulit adalah memilih diantara mereka.
Hari ini kegelisahanku berkurang, justru syukur tak henti
aku panjatkan karena aku menemukan banyak nasihat untuk diriku sendiri, nasihat
cinta, hidup dan masa depan. Di luar sana banyak tempat yang mampu memberikanku
segunung uang asal aku mau setia dan tunduk sesuai aturan mereka. Di sini aku
mendapatkan kebebasan berkreasi, yah sesuatu yang sempat aku lupakan karena
sibuk dengan uang dan uang yang jadi orientasiku.
Maha Besar Allah yang telah memberikan nikmat begitu banyak
kepadaku, penantianku dibayar dengan makna yang tiada henti aku sanjung, betapa
beruntungnya diri ini. Satu hal lagi yang membuatku bahagia, di sini aku
bersama team yang isinya orang cerdas, kreatif, pekerja keras dan pemuda pemudi
yang begitu dekat dengan Tuhannya, aku yang begitu tipis imannya serasa
dilindungi dari kemungkinan kemaksiatan. Melihat mereka sepertinya aku melihat
kesungguhan mereka menjalani hidup dengan penuh semangat gegap gembita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar