Minggu, 03 November 2013

Resiprositas

Resiprositas
Dalam kehidupan manusia berkaitan dengan kebudayaannya tentunya manusia tidak terlepas dari yang namanya interaksi. Interaksi merupakan proses sosial antar manusia. Interaksi ini kemudian membentuk kehidupan sosial yang nantinya menjadi dasar dalam sistem sosial di dalam struktur kehidupan manusia tersebut. Adanya suatu sistem di dalam kehidupan antar manusia mengakibatkan antara individu dalam sistem tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan saling ketergantungan. Ketergantungan antara manusia itu memunculkan suatu sikap dan perasaan untuk saling membutuhkan dan saling memenuhi antara kebutuhan diantara mereka. Alasan inilah yang membuat manusia berpikir bahwa suatu kebutuhan diantara mereka tidak akan terpenuhi tanpa bantuan orang lain.
Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia menciptakan suatu sistem yang dinamakan sebagai sistem ekonomi. Sistem ekonomi berkaitan erat dengan sistem mata pencaharian hidup. Para ahli antropolgi khususnya ahli antropologi ekonomi seperti Polanyi, Malinowski, Roymond Firth, Herkovits serta ahli antopologi ekonomi Good Fellew cenderung mengkaji kehidupan ekonomi masyarakat tradisional. Hal ini sejalan dengan perkembangan antropologi ekonomi yang pada awalnya dimulai dari gejala-gejala ekonomi yang terjadi dalam masyarakat tradisional yang terasing. Gejala-gejala ekonomi yang dimaksud yakni meramu dan berburu ( food and gaterhing),beternak, bercocok tanam diladang, dan bercocok tanam di sawah menetap dengan sistem irigasi.
Studi di Kepulauan Pasifik barat oleh Malinowski menunjukan adanya pertukaran kerang secara melingkar. Menurut penjelasannya pertukaran ini memang tidak mengandung nilai ekonomis,tetapi lebih untuk menjaga solidaritas.
Menurut serge Christophe resiprositas adalah dasar dalam hubungan sosial yang mana hak setiap orang dihargai.Resiprositas juga merupakan basis politik dan sosial-politik.Sedangkan menurut Lawrence C.becker dalam resiprositas mengandung nilai moral dimana kita memiliki kewajiban memberi,menerima dan membalas hadiah.
Dalam kelanjutan sistem ekonomi ini manusia tidak terlepas dari saling memberi dan saling menerima satu dengan yang lainnya. Seorang petani yang mempunyai banyak hasil pertanian tidak akan dapat menikmati hasil pertaniannya jika tidak ada bantuan dari seorang pembuat cangkul, pembuat pakaian ( sandang) dan pembuat pupuk. Hasil pertaniannya dapat dijadikan sebagai alat tukar ( goods of change) dengan barang non pertanian tersebut. Sistem pertukaran seperti ini merupakan hal yang biasa pada zamannya. Pertukaran ini disebut sistem pertukaran tanpa uang / barter ( goods change by goods). Sedangkan dalam bidang antropologi fenomena seperti ini disebut dengan resiprositas ( reciprocity).
Secara sederhana resiprositas dapat diartikan sebagai suatu cara atau mekanisme yang terjadi dalam sistem perdagangan yang terdapat di pedesaan ( dalam masyarakat tradisional) masyarakat peralihan dari tradisional ke modern ( peasent) dan dalam masyarakat industri sekalipun. Dalam sistem resiprositas alat tukar yang digunakan bukan berupa uang ( alat tukar yang sah dan diakui) melainkan dengan alat tukar berupa barang antar barang / barang dengan emas yang mana sistem pertukaran semacam ini sudah membudaya dan sudah merupakan tradisi yang diikat dengan suatu sistem adat dan perjanjian adat. Terjadinya resiprositas diakibatkan adanya suatu proses timbal balik antara individu , individu dengan kelompok dan kelompok kelompok antar kelompok yang ada di dalam lapisan masyarakat. Polanyi menyimpulkan bahwa tanpa adanya hubungan, baik hubungan simetris antar kelompok atau antar individu, maka resiprositas cenderung tidak akan berlangsung dan terjadi. Hubungan simetris yang dimaksud ini yakni adanya hubungan sosial, dalam hubungan sosial tersebut masing-masing pihak dan kelompok menempatkan diri dalam suatu kedudukan dan peranan yang sama saat proses pertukaran (resiprositas) berlangsung. Bentuk-bentuk resiprositas ini sangat nyata berlaku dalam kehidupan masyarakat yang masih tadisional. Tradisional yang dimaksud yakni bahwa masyarakat yang ada masih memegang teguh ajaran adat istiadat dan nilai serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Hal ini sesuai dengan prinsip resiprositas menjadi ciri sistem ekonomi masyarakat sederhana dan petani tradisional .
Dalam antropologi dan sosiologi,resiprositas merupakan cara masyarakat dalam melakukan kegiatan pertukaran barang dan tenaga kerja secara informal. Resiprositas menjadi sistem ekonomi informal yang merupakan dasar dari ekonomi non-pasar.Pada hakikatnya resiprositas dilakukan oleh semua orang di setiap kebudayaan. Marshall Sahlins ahli antropologi budaya mengidentifikasi tiga tipe resiprositas dalam bukunya Stone Age Economics ( 1972 ).
Pertama resiprositas umum yang mana tidak ada hukum -hukum yang dengan ketat mengontrol seseorang untuk memberi atau mengembalikan. Hanya moral saja yang mengontrol dan mendorong pribadi-pribadi untuk menerima resiprositas umum sebagai kebenaran yang tidak boleh dilanggar .Orang yang melanggar kerjasma resiprositas ini bisa mendapat tekanan moral dari masyarakat atau kelompok yang mungkin berupa umpatan, peringatan lisan,atau gunjingan yang dapat menurunkan martabat dalam pergaulan di masyarakat atau kelompoknya.
Sistem resiprositas umum dapat menjamin individu-individu terpenuhi kebutuhannya pada waktu mereka tidak mampumembayar atau mengembalikan atas apa yang mereka terima dan pakai . Sejak lahir manusia telah tergantung dari orang lain ,misal ibunya. Manusia membutuhkan teman untuk berbagi rasa dalam memecahkan masalah hidup dan menikmati kebahagiaan . Di saat situasi seperti inilah resiprositas bekerja.
Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat industri yang relatif baik membuat corak resiprositas umum menjauh dari fungsi pemenuhan kebutuhan pokok. Masyarakat nampaknya menempatkan resiprositas ini sebagai sarana maupun produk dan simbol dari hubungan kesetiakawanan atau cinta kasih. Bentuk resiprositas yang cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah resiprositas simbolik.
Resiprositas simbolik sebagai salah satu bentuk resiprositas umum merupakan suatu adat kebiasaan memberi dan menerima sebagai sarana untuk menjalin hubungan persahabatan semata, tanpa mempunyai masyarakat sederhana, resiprositas umum cenderung memusat di kalangan orang yang mempunyai hubungan kerabat dekat. Dalam masyarakat desa agraris, meskipun struktur keluarga yang berlaku misalnya keluarga kecil, namun resiprositas di kalangan keluarga dekat nampak lebih kuat dibanding masyarakat kota.
Golongan masyarakat yang nafkahnya dekat dengan batas substansi seringkali melembagakan resiprositas umum sebagai mekanisme untuk mengatasi kondisi tersebut. Dalam masyarakat ini,orang memberi nilai tinggi terhadap teman dan kerabat. Saling memberi hasil buruan merupakn kebiasaan yang lazim dalam masyarakat pemburu. Kebiasaan tersebut dapat berfungsi sebagai alat untuk distribusi pangan yang merata. Namun demikian, kebiasaan tersebut dapat memacu aktivitas kegiatan berburu dan meramu di kalangan kelompok pemburu. Resiprositas sebanding menghendaki barang atau jasa yang dipertukarkan mempunyai nilai yang sebanding. Kecuali itu dalam pertukaran tersebut disertai pula dengan kapan pertukaran itu berlangsung. Dalam pertukaran ini, masing-masing pihak membutuhkan barang atau jasa dari partnernya, namun masing-masing tidak menghendaki untuk memberi dengan nilai lebih dibandingkan dengan yang akan diterima. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa individu-individu atau kelompok-kelompok yang melakukan transaksi bukan sebagai satu unit-unit sosial, melainkan sebagai unit-unit sosial yang otonom.
Resiprositas sebanding ( Balanced reciprocity ) berada di tengah-tengah antara resiprositas umum dengan resiprositas negatif, kalau resiprositas sebanding bergerak ke arah resiprositas umum, maka hubungan sosial yang terjadi mengarah ke hubungan kesetiakawanan dan ke arah hubungan yang lebih intim, sebaliknya kalau bergerak ke arah resiprositas negatif yakni masing-masing pihak mencoba untuk mengambil keuntungan dari lawannya.Kemungkinan akan ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan.Hubungan sosial tidak sehat ini kemudian akan memunculkan percikan konflik.
Resiprositas negatif , transformasi ekonomi di bidang sistem pertukaran yang terjadi di negara berkembang merupakan suatu proses yang terus berjalan. Proses ini sementara menggambarkan dua pola besar. Pertama, hilangnya bentuk-bentuk pertukaran tradisional diganti oleh bentuk pertukaran modern. Kedua, adalah munculnya dualisme pertukaran. Dengan berkembangnya uang sebagai alat tukar, maka barang dan jasa akan kehilangan nilai simbolik yang luas dan beragam maknanya karena uang dapat berfungsi memberikan nilai standar obyektif terhadap barang dan jasa yang dipertukarkan. Hal inilah yang disebut negatif, karena dapat menghilangkan suatu tatanan pertukaran yang telah ada. Tingkat gotong royongpun sekarang semakin berkurang karena kegiatan masyarakat yang semakin money oriented membuat nilai-nilai keikhlasan untuk saling membantupun berkurang.
Referensi :
Burke,Peter.1993.History and Social Theory.Cornel University Press:New York ( e-book )
Becker,C.Laurence.1986.Reciprocity.University of Chicago Press:London ( e-book )
Sahlins,Marshall.1972.Stone Age Economics:New York ( e-book )
Serge,Christophe Kolm.Reciprocity:An Economics Of Social Relations( e-book )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar