Senin, 18 Mei 2015

Kenali dan Pahami Orang di Sekitar Kita

Malam sebelumnya moodku hancur lebur, maka akupun bersiasat aku harus bangun lebih pagi, selesai shalat subuh jangan tidur lagi bair segar, mandi pagi dan bekerja lebih pagi. Upaya yang aku lakukan naas hanya sampai jam sembilan pagi saja, tanpa kuduga moodku kembali rusak. Hal sepele memang, tapi agak menggangu. Daripada aku marah-marah tidak jelas, lebih baik aku tulis saja di sini. 

Aku selalu berusaha menggali makna dari setiap kejadian yang aku alami atau ku lihat. Aku tipikal orang yang menghindari konflik, lebih baki diam daripada menyulut pertengkaran. Diam jadi senjataku untuk meredam kekesalan, meski tak langsung menyelesaikan masalah, setidaknya diam akan membuat lawan kita malu untuk terus berkicau berdebat tanpa ada yang merespon. Akan nampak gila dia yang terus bicara jika tak ada yang membalas. 

Pelajaran yang aku ambil pagi ini, menjadi orang sabar itu susah tapi kita bisa awali dengan diam. Yah diam untuk menang. Apa yang kita dapatkan dari konflik atau perdebatan, kepuasan? kemenangan semu? bahagia melihat diri menang? sedih jika kalah?, sungguh sedikit manfaatnya.
Untuk orang yang setipe denganku pasti akan merasakan dongkol dalam hati jika hati dilukai. Lebih baik menulis atau menggambar atau sekedar berkaraoke ria di kamar untuk melepas semuanya.

Kawan, kita hidup tak sendiri, tentu kita sudah tahu betul kita ini berbeda satu sama lain, ada yang begitu perasa, ada yang sangat blak-blakan bicara, ada yang pemalu juga dan yang tak tahu malu. Yah beginilah kita, namun sebagai manusia kita belajar bagaimana melihat dari sudut pandang orang lain. Diri harus dilatih melihat kepribadian orang terdekat kita entah itu sahabat, teman atau saudara. Dari situ kita akan tahu apa yang harus kita lakukan dan kapan bisa dilakukan. Kurangi blak-blakan pada orang yang perasa. Jangan menjadi dominan dengan orang pemalu, si perasa juga belajar berbesar hati dan santai mengahadapi orang yang frontal berbicara. Semua ini tentang belajar memahami, karena kita berbeda. 

Aku tidak tahu, Tuhan yang tahu.

Berbulan-bulan aku berkelana mencari tempat yang mampu mengakomodasi potensiku, namun Allah nampaknya masih ingin aku berkaca, sepotensial apa aku ini?. Langkah yang nyaris payah, tiba-tiba Allah berbaik hati memberikanku tempat. Yah memang tempat ini bukan tempat yang sesuai dengan ekspektasiku, bagaimana tidak aku yang orang bilang otak kiri banget, tetiba harus berkawan dengan seni kreatifitas yang aku akui butuh kerja keras untuk menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Sahabatku menjadi perantara Allah yang meyakinkanku, potensi seseorang bisa terus digali tidak sebatas apa yang kamu tahu sekarang. Tak masalah jika kamu harus bergelut di dunia yang asing sekalipun, toh rezeki tidak akan pernah kita tahu dimana pintunya.

Bagiku bekerja bukan hanya tentang uang, bukan bonus, bukan hura-hura setelah gajian namun ketenangan jiwa, kebahagiaan itu yang aku cari. Di dunia yang asing ini aku coba beradaptasi dengan hawa yang terasa dingin. Seperti seorang dari negeri tropis berdiam di tengah salju yang dinginya menggila. Aku merasa ditempa, aku harus cepat beradaptasi. Aku seorang perfeksionis ingin semua yang ku lakukan sempurna, nyaris tanpa cela. Aku sadar sesempurna apapun karyaku pasti mudah bagi orang mencari cacatnya. Namun mentalku tetap si perfeksionis. Aku eksplorasi kemampuan dan intuisiku mencari inspirasi agar setiap goresan tanganku mampu memberikan yang terbaik.

Di awal aku bekerja ada rasa khawatir, aku berpikir orang yang memilihku bekerja di perusahannya adalah orang dengan pikiran ide yang gila, bagaimana mungkin dia begitu percaya menyerahkan branding perusahannya pada seseorang yang tak akrab seni, komunikasi dan desain. Kata orang bijak, tantangan selalu menghadirkan hadiah berupa kepuasan dan pengalaman berharga. Setidaknya aku mulai merasakannya, hamper dua minggu aku di sini, bergulat dengan computer, internet, corel draw dan gadget yang mempermudah aku bertamu ke social media.

Setiap hari secara otomatis otakku berputar bagaimana cara menarik perhatian orang melalui tulisanku, gambar yang aku sadur dengan kata-kata motivasi, romantisme dan nasihat. Tweet yang aku tulis, datang dari hati, tangkapan mata dan ketajaman pendengaran. Bagiku isnpirasi bertaburan dimana-mana, yang sulit adalah memilih diantara mereka.

Hari ini kegelisahanku berkurang, justru syukur tak henti aku panjatkan karena aku menemukan banyak nasihat untuk diriku sendiri, nasihat cinta, hidup dan masa depan. Di luar sana banyak tempat yang mampu memberikanku segunung uang asal aku mau setia dan tunduk sesuai aturan mereka. Di sini aku mendapatkan kebebasan berkreasi, yah sesuatu yang sempat aku lupakan karena sibuk dengan uang dan uang yang jadi orientasiku.

Maha Besar Allah yang telah memberikan nikmat begitu banyak kepadaku, penantianku dibayar dengan makna yang tiada henti aku sanjung, betapa beruntungnya diri ini. Satu hal lagi yang membuatku bahagia, di sini aku bersama team yang isinya orang cerdas, kreatif, pekerja keras dan pemuda pemudi yang begitu dekat dengan Tuhannya, aku yang begitu tipis imannya serasa dilindungi dari kemungkinan kemaksiatan. Melihat mereka sepertinya aku melihat kesungguhan mereka menjalani hidup dengan penuh semangat gegap gembita.


Sabtu, 09 Mei 2015

Asal Usul Kemeja dan Jenis-jenisnya

Kemeja adalah salah satu fashion ikon yang menjadi pilihan banyak orang, baik pria maupun wanita. Tahukah anda bagaimana awal mula kemeja muncul dan mulai dikenal luas masyarakat dunia?. Mari kita menjelajah lorong waktu.

Apa itu kemeja?. Kemaja adalah pakaian dengan ciri khas berkerah, memiliki lengan panjang, berkancing dari atas sampai bawah dan beberapa memiliki kantong di salah satu sisi dan atau kedua sisinya. Kemeja dikenal pertama didaratan eropa dengan sebutan Camisa, yang masih dekat dengan bentuk aslinya, blus, dari bahasa Perancis, terutama untuk wanita dan hem dari bahasa Belanda.
Kemeja pada awalnya dikenal di kaawasan eropa dengan ciri khas kemeja memiliki renda di sepanjang dada hingga perut. Dulu kemeja hanya berwarna putih. Pada abad ke 17 di Eropa, kemeja merupakan pakaian para bangsawan, kemeja putih berenda menjadi pakaian kerajaan inggris, biasanya dipadupadankan dengan Tuxedo. Fakta ini tertulis pada buku Men’s Wardrobe seri Chic Simple.

Perkembangan kemeja dimulai pada tahun 1800, dengan model ruff yaitu kemeja dengan kerah dari bahan bulu yang tidak dapat dilipat sehingga pemakaianya sulit bergerak, namun popularitasnya meredup setelah HG Wells membuat kemeja berkerah yang dapat dilipat dan dirasakan lebih nyaman untuk digunakan, seperti yang kita pakai sekarang.
Kehadiran kemeja di Indonesia tahun 1918 dibawa oleh saudagar kaya dan berkembang pada masa penjajahan Belanda. Kemeja pada saat itu merupakan pakaian yang mewah, berkelas dan prestisius sehingga penggunanya sangat terbatas.

Jenis-jenis kemeja


• Camp shirt – kemeja lengan pendek atau blus sederhana dengan saku depan dan kerah samping. Kemeja ini dipercaya kawula muda sebagai pilihan busana agar terlihat rapih namun tidak terkesan kaku alias semi-formal. Cocok digunakan untuk kuliah sehari-hari. Kemeja ini cocok juga dipadukan dengan celana jeans dan jaket agar terlihat lebih muda dan trendi.



• Dress shirt – kemeja dengan kerah formal (agak kaku), umumnya dengan bukaan penuh dari bawah hingga kerah dan mengunakan kancing dan lengan dengan manset. Ini dia jenis kemeja yang digunakan untuk acara formal, seperti wisuda misalnya. Menggunakan kemeja jenis ini memang paling cocok dilengkapi dasi panjang, apalagi dengan setelan jas hitam dan sepatu pantofel dijamin kadar ketampanan anda bertambah. Bisa juga diganti jasnya dengan rompi agar mmeberikan kesan eksekutif muda.



• Dinner shirt – kemeja khusus dibuat untuk dikenakan dengan pakaian malam laki-laki, misalnya dasi hitam atau dasi putih. Kemeja jenis ini biasa kita jumpai dipakai oleh karyawan hotel pria yang melayani tamu eksklusif, karena branding baju ini adalah, rapih dan bersih, namun sayangnya kita akan berpikir berkali-kali untuk memakaianya, karena tipikal outfit yang satu ini perlu momen yang tepat, misalnya ke pesta dansa. Jika ingin lebih trendi kita bisa memakai luaran berupa jas hitam.



• Winchester Shirt – sebuah baju kemeja bergaris atau berwarna namun dengan kerah putih dan manset. Kemeja ini lazim digunakan pegawai kantoran karena kesan rapih namun tetap dinamis. Kemeja ini sangat nyaman baik digunakan dengan atau tanpa dasi. Kemeja ini bisa dibentuk menjadi kesan formal maupaun casual dengan bagian lengan dilipat sampai siku tangan.



• Guayabera – sebuah kemeja bersulam (bordir) dengan empat saku. Kemaja jenis ini agaknya sulit ditemui jaman sekarang. Entah karena memiliki empat saku sehingga terkesan terlalu rame, apalagi umumnya pria senang dengan sesuatu yang simple. Namun model ini diadopsi oleh pembuat pakaian muslim pria. Kita mengenalnya dengan sebutan baju koko, namun bedanya baju koko tidak berkerah lipat.



• Poet shirt – kemeja longgar atau blus dengan lengan uskup penuh, biasanya dengan embel-embel besar di depan dan di manset. Fashion item ini lazim digunakan oleh perempuan yang ingin tampil casual namun dituntut berpakaian rapih, baju jenis ini bisa jadi alternative.




 • Polo SHIRT – Ini dia jenis kemeja yang sangat popular dan banyak digunakan terutama anak muda. Dengan jenis bahan yang lebih nyaman dan menyerap keringat. Baju ini menggambarkan suasana yang casual dan trendi. Baju ini cocok bagi mereka yang senang beraktivitas outdoor. Dipakai saat kuliah pun tidak masalah karena masih ada kesan rapih dari kerah bajunya.




• Sleeveless Shirt – Sebuah kemeja tanpa lengan. Disebut juga sebagai tank top.