Minggu, 03 November 2013

Indigo dalam Antropologi

Bab 1
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Akhir-akhir ini kita sering disentakkan oleh begitu banyaknya anak yang memiliki pola pikir berbeda dengan anak seusianya. Daya nalar mereka cenderung dewasa, padahal usianya belum mencapai belasan. Kali lain kita dikejutkan oleh anak-anak yang memiliki indra keenam luar biasa tajam, sehingga si anak sampai merasa dirinya tidak normal karena tidak sama dengan teman-temannya.
Fenomena lahirnya anak-anak berkemampuan lebih ini sebenarnya sudah sejak lama ada. Sebastian Bach dan Albert Einstein bisa dikategorikan sebagai anak indigo. Musik yang diciptakan Bach disebut sebagai tipe musik anak indigo. Ia menciptakan musik sambil melamun, sama seperti Einstein yang mendapat rumus saat sedang bengong.
Indigo adalah fenomena baru kehidupan manusia yang memiliki ketajaman indra keenam. Kini, kehadiran mereka yang dianggap aneh sudah diterima masyarakat. Bahkan di Jakarta, mulai terbentuk kelompok yang khusus menangani mereka.Fenomena unik inilah yang mendorong kami untuk mengkaji lebih dalam mengenai indigo dalam perspektif antropologi.
1.2.Tujuan
Mengkaji fenomena anak indigo di Indonesia ,diawali dengan bagaimana munculnya kasus-kasus anak indigo yang terus menerus bertambah jumlahnya.menurut literature dan pengamatan empiris anak indigo memiliki tingkat intelejensia yang lebih tinggi dari anak non-indigo bahkan anak jenius sekalipun.Dengan makalh ini kami berupaya mencari data untuk menjelaskan bagaimana indigo dipahami dalam perspektif kebudayaan masyarakat Indonesia.Bagaimana kemampuan kognitif anak-anak indigo.Kemudian apakah pengaruh lingkungan sosial dan budaya memberikan dampak pada perkembangan kognisi dan psikologis mereka.

1.3.Metodologi
Metode yang digunakan adalah studi literature dari berbagai sumber buku dan internet.
1.4.Permasalahan
Satu hal yang penting dan digaris bawahi, yaitu tidak jarang anak indigo salah diidentifikasi. Mereka sering dianggap sebagai anak LD (Learning Sidability) ataupun anak ADD/HD (Attentian Deficit Disorder/Hyperactivity Disorder). Perbedaannya adalah ketidakajegan munculnya perilaku yang dikeluhkan. Misalnya pada anak indigo, mereka menunjukkan keunggulan pemahaman terhadap aturan-aturan sosial dan penalaran abstrak, tapi tak tampak dalam kesehariannya, baik di sekolah maupun di rumah.
Keberadaan anak-anak indigo di Indonesia masih menjadi sesuatu yang tabu bahkan terbilang ilusi.Potensi mereka relatif tersembunyi dalam perilaku yang dianggap ‘ abnormal”.Stigma itulah yang harus dibenahi agar anak-anak indigo memiliki ruang yang sama seperti anak-anak lainnya dalam mengembangkan bakat dan kreatifitasnya.Antropologi berupaya memahami fenomena ini untuk menemukan solusi agar hak anak-anak indigo terlindungi dari intervensi pandangan sosial dan budaya yang cenderung negative.










BAB 2
2.1.Definisi indigo
Indigo adalah warna nila, biru gelap. Anak indigo adalah anak yang memiliki lapangan aura berwarna nila. Cara berpikirnya yang khas, pembawaannya yang tua, membuat anak indigo tampil beda dengan anak sebayanya. Pacaran aura yang dimilikinya membawa kepada suatu karakteristik perilaku unik. Secara fisik anak indigo sama sekali tak berbeda dengan anak lainnya.
Lewat bukunya Understanding Your Life Through Color, Nancy Tappe (1982) membuat klasifikasi manusia berdasarkan warna energi atau cakra. Cakra adalah pintu-pintu khusus dalam tubuh manusia untuk keluar masuknya energi. Konon pada tubuh manusia ada 7 cakra, yaitu cakra mahkota ada di puncak kepala, cakra Ajna di antara dua alis, cakra tenggorokan di tenggorokan, cakra jantung di tengah dada, cakra pusar ada di pusar, cakra seks ada pada tulang pelvis, dan cakra dasar ada di tulang ekor.
Anak indigo memiliki keunggulan pada cakra Ajna (the third eyes) yang berkaitan dengan kelenjar hormon hipofisis dan epifisis di otak. Adanya mata ketiga ini membuat anak indigo disebut memiliki indra keenam. Mereka dianggap memiliki kemampuan menggambarkan masa lalu dan masa datang.
Terdapat 4 macam anak indigo:
· Humanis. Tipe ini akan bekerja dengan orang banyak. Kecenderungan karir di masa datang adalah dokter, pengacara, guru, pengusaha, politikus atau pramuniaga. Perilaku menonjol saat ini hiperaktif, sehingga perhatiannya mudah tersebar. Mereka sangat sosial, ramah, dan memiliki pendapat kokoh.
· Konseptual. Lebih enjoy bekerja sendiri dengan proyek-proyek yang ia ciptakan sendiri. Contoh karir adalah sebagai arsitek, perancang, pilot, astronot, prajurit militer. Perilaku menonjol suka mengontrol perilaku orang lain.
· Artis. Tipe ini menyukai pekerjaan seni. Perilaku menonjol adalah sensitif, dan kreatif. Mereka mampu menunjukkan minat sekaligus dalam 5 atau 6 bidang seni, namun beranjak remaja minat terfokus hanya pada satu bidang saja yang dikuasai secara baik.
· Interdimensional. Anak indigo tipe ini di masa datang akan jadi filsuf, pemuka agama. Dalam usia 1 atau 2 tahun, orangtua merasa tidak perlu mengajarkan apapun karena mereka sudah mengetahuinya.
indigo child memiliki ketajaman intuisi karena dari sinar elektromagnetik tubuhnya saja, yaitu auranya yang hampir seluruhnya merupakan tanda keaktifan yang lebih dominannya pintu energi yang satu itu yakni cakra mata ketiga yang terindikasikan mengeluarkan energi berwarna indigo.

10 Kemampuan Luar Biasa Orang Indigo

1.Telepati
Telepati adalah kemampuan membaca pikiran dan perasaan manusia atau makhluk lain sering dihubungkan dengan cakra mata ketiga, cakra adalah semacam lubang hitam (black hole) pada jiwa kita  yang posisinya terletak di depan kepala (dahi).
2.Klervoyans
Kemampuan untuk melihat kejadian yang sedang berlangsung di tempat lain. Sama seperti pikiran dan perasaan yang memancarkan gelombang, setiap peristiwa di alam juga memancarkan gelombang. Gelombang tersebut dipancarkan oleh setiap makhluk yang terlibat dalam peristiwa itu, bahkan benda mati sekalipun memancarkan gelombang dari gerak elektron pada atom dan getaran molekulnya. Kemampuan ini meliputi juga kemampuan melihat benda-benda yang tersembunyi atau berada di suatu tempat yang tertutup.
3.Prekognision
Hal ini berhubungan dengan kemampuan memprediksi dan membuat peristiwa yang akan terjadi. Memprediksi peristiwa artinya menggambarkan sebuah kejadian yang akan terjadi sedangkan membuat peristiwa maksudnya menetapkan kejadian yang akan terjadi di masa depan. Kemampuan untuk menetapkan suatu peristiwa di masa depan termasuk kemampuan sulit yang jarang dimiliki oleh orang Indigo secara umum. Prediksi diperoleh dengan 2 cara, yakni dengan melihat langsung kejadian yang sedang berlangsung di masa depan atau membaca dan menyimpulkan data-data yang ada di masa sekarang dan menyimpulkan sebuah kemungkinan terbesar yang akan terjadi di masa depan. Cara pertama dilakukan dengan jalan mengembara di dimensi waktu. Rahasianya terletak pada keanehan sifat dimensi waktu. Dimensi waktu tidak berbentuk linier seperti dimensi ruang, tapi berbentukl spiral dengan arah putaran ke dalam dimensi ruang. Anda bayangkan tangga berputar berbentuk spiral di dalam sebuah gedung.
Karena arah putaran spiral dimensi waktu mengarah ke dalam dimensi ruang, maka pancaran gelombang yang dipancarkan sebuah peristiwa di masa lalu atau masa depan bukan berasal dari luar tubuh tapi dari dalam tubuh. Meskipun datangnya gelombang dari dalam tubuh diperlukan usaha lebih keras menangkap gelombang ini karena sifat dimensi waktu yang bisa melebar dan menyempit tak terbatas (tidak berhingga). Inilah yang disebut mengembara di dimensi waktu.
Namun di dalam dimensi waktu terdapat sebuah jalan pintas, yakni adanya dawai kosmik yang terletak memotong spiral waktu. Anda bayangkan sebuah lift yang memotong tegak lurus arah putaran tangga spiral tadi. Perjalanan dengan menggunakan lift pasti lebih cepat dibandingkan dengan menuruni tanggal berjalan berputar. Pada prakteknya mengembara di dimensi waktu bagi seorang Indigo cukup dengan konsentrasi dan membayangkan suatu waktu (Tahun, bulan, tanggal, atau jam) tertentu gambarannya bisa berupa kalender dan sebuah jam, dan melihat apa yang terjadi pada saat itu. Akan lebih mudah kalau ada orang / saksi yang diketahui terlibat pada peristiwa itu.
4.Retrokognision
Berhubungan dengan kemampuan melihat dan membuat peristiwa di masa lampau. Yang dimaksud dengan kemampuan membuat peristiwa adalah menetapkan suatu kejadian di masa lampau dan itu berpengaruh kepada masa sekarang. Hal ini juga berhubungan dengan spiral dimensi waktu. Kemampuan ini sangat jarang dimiliki oleh orang Indigo karena jarang dipergunakan. Yang umum dilakukan oleh orang Indigo adalah melihat kejadian di masa lalu untuk menjelaskan suatu keadaan yang ada di masa sekarang..

5.Mediumship
Orang Indigo mempunyai kemampuan untuk menggunakan ruhnya dan ruh orang atau makhluk lain sebagai medium. Orang Indigo mampu berkomunikasi dengan ruh untuk menggali informasi. Ruh adalah gumpalan energi hidup yang berstruktur (badan, kepala dan anggota badan ruh). Ruh menyimpan kenangan seperti halnya tubuh manusia dengan otaknya. Kenangan yang direkam oleh ruh berasal dari pengetahuan dasar yang bersifat idealis (berasal dari Sang Sumber) dan sudah ada sebelumnya serta pengalaman yang bersifat realistis hasil perjalanan selama hidup bersama tubuh. Melihat makhluk dan berkomunikasi dengan makhluk lain yang tidak terlihat tapi berada di dimensi kita termasuk dalam kemampuan ini.
6.Psikometri
Bermakna kemampuan menggali informasi dan berkomunikasi dengani objek apa pun. Hal ini dimungkinkan karena setiap benda terdiri dari susunan atom yang membentuk molekul. Molekul pada benda padat, gas atau cair bergetar dan getarannya menghasilkan gelombang. Molekul dan atom itu juga dapat menyimpan rekaman suatu peristiwa. Rekaman ini bisa digali dan dibaca.
7.Sugestihipnosis
Orang Indigo yang tidak belajar hipnosis bisa menghipnosis dengan kemampuan telepatinya. Walaupun proses sugestinya berjalan lamban namun bersifat permanen dan bisa diwariskan. Contoh adalah hasil sugesti hipnosis yang dilakukan orang-orang Indigo seperti para Rasul, Nabi, wali dan orang suci lainnya. Pengaruh mereka masih terus berbekas hingga sekarang.
8.Analitik
Kecerdasan (IQ) orang Indigo rata-rata di atas 120. Kelebihan dari orang biasa adalah kemampuan analisa data secara cepat, luas dan kontinyu. Data-data yang tersebar dan acak akan dikumpulkan dan saling dihubungkan dengan cepat. Sebuah kesimpulan atau jawaban atas sebuah pertanyaan atau permasalahan bisa diperoleh oleh seorang Indigo hanya dalam waktu beberapa detik, terutama yang berhubungan dengan analisa kejadian alam. Kemungkinan ini berhubungan dengan kapasitas dan kemampuan proses di otak yang lebih besar dari orang umum.
9.Telekinetik
Telekinetik artinya menggerakkan benda dari jarak jauh. Pada umumnya berhubungan kuat dengan kemampuan telepati seperti sugesti hipnosis. Merubah perilaku orang lain dengan mengubah susunan genetik pada spiral DNA dan menggerakkan sel, kelenjar atau organ tubuh dalam sistem metabolisme tubuh. Kemampuan untuk menggerakkan benda dengan massa besar tidak umum dimiliki oleh orang-orang Indigo.
10. komunikasi Dengan Tuhan
Kemampuan ini berhubungan dengan cakra mahkota pada bagian atas kepala yang merupakan pintu komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Cakra ini pada orang Indigo berwarna ungu yang sangat kuat terutama pada saat terjadi koneksi dengan Sang Sumber. Hubungan dengan makhluk-makhluk suci seperti malaikat dan dimensi lain yang lebih tinggi, juga terjadi di cakra ini. 10 kemampuan tidak umum ini tidak semuanya dimiliki oleh semua orang Indigo. Namun apabila terus dilatih semua kemampuan akan bisa dimiliki karena pada dasarnya hal itu sudah ada pada setiap Indigo. Untuk orang yang bukan Indigo kemampuan ini juga bisa diperoleh dengan latihan keras dan disiplin, namun seringkali hambatannya juga sangat besar. Kemampuan-kemampuan tersebut tidak lantas membuat orang Indigo berbuat semaunya dan melakukan kejahatan terhadap makhluk lain. Ingatlah ungkapan berikut ini: Kekuatan yang lebih menuntut tanggung jawab yang lebih pula. Salam damai.
Kemampuan Kognisi Indigo
            Pada tahap ini anak indigo merupakan tahap lanjutan setelah tahap cakra biru dimana pada tahap ini merupakan tahap nalar/kognisi pada saat mulai banyak penemuan terjadi. Pada generasi ini indigo berarti memiliki kognisi artinya dia cerdas dan ditambah dengan kemampuan spiritualnya.
            Struktur kognitif terlihat dari skema kognitif yaitu pola pikir tertentu yang di jadikan rujukan untuk bertindak dan menjawab tuntutan atau permasalahan dari lingkungan. (Sarlito Sarwono 78-79).  Dalam budaya Timur, orang tua kerap merasa memiliki otoritas yang tidak boleh dibantah. Nasihat atau kata-kata orang tua lebih bersifat instruktif dibandingkan informatif. Mengingat anak indigo sulit dalam menerima otoritas absolut, pola asuh atau cara berkomunikasi yang instruktif tidak cocok untuk anak indigo. Apabila seorang anak indigo diperintah untuk duduk diam tanpa diberitahu sebab atau tujuannya, ia tidak akan mau diam. Hal-hal seperti inilah yangseringkali menjadi masalah dalam hubungan antara anak indigo dan orang tuanya. Anak indigo juga tidak bisa menerima alasan untuk menghormati seseorang hanya karena usianya lebih tua atau jabatannya lebih tinggi. Anak indigo hanya akan menghormati orang yang ia tahu memang pantas dihormati, misalnya berprestasi, bijaksana, atau berpengalaman. Maka sebagai orang tua dari anak indigo, Anda perlu menunjukkan teladan yang baik agar si kecil mau mendengarkan Anda.
            dr Erwin menuturkan umumnya IQ anak indigo berada pada tingkat 130 ke atas dan lebih tinggi daripada anak-anak cerdas atau gifted. Anak-anak indigo ini bisa menyelesaikan soal yang tidak bisa dilakukan oleh anak-anak sebayanya, bahkan ia bisa langsung mengembangkan konsep baru yang didapatnya.
Anak indigo dapat melakukan sesuatu yang belum pernah diajarkan, sedangkan anak cerdas dapat melakukan sesuatu setelah diajarkan, dan anak cerdas tidak mempunya kelebihan dibidang lain seperti anak indigo.
"Anak indigo kecerdasannya tinggi, minimal superior dan anak indigo seringkali menguasi berbagai bidang dengan baik, sesuai dengan tipenya," ujar dr Erwin yang juga konsultan hipnosis kedokteran dari kolegium psikiatri Indonesia.
Persfektif & Stigma Budaya Indonesia terhadap Indigo
            Dalam hal ini indigo dalam budaya Indonesia masih dianggap sebagai penyimpangan pola prilaku, yang mana anak indigo memiliki kemampuan nalar/kognisi diatas rata-rata  anak-anak lainya yang se-usia. Dan juga dalam komunikasinya anak indigo lebih cenderung menutup diri introvert sehingga sering terjadi kesalah pahaman dalam interaksi sosialnya.
            Dalam budaya Timur, orang tua kerap merasa memiliki otoritas yang tidak boleh dibantah. Nasihat atau kata-kata orang tua lebih bersifat instruktif dibandingkan informatif. Mengingat anak indigo sulit dalam menerima otoritas absolut, pola asuh atau cara berkomunikasi yang instruktif tidak cocok untuk anak indigo. Apabila seorang anak indigo diperintah untuk duduk diam tanpa diberitahu sebab atau tujuannya, ia tidak akan mau diam. Hal-hal seperti inilah yang seringkali menjadi masalah dalam hubungan antara anak indigo dan orang tuanya. Anak indigo juga tidak bisa menerima alasan untuk menghormati seseorang hanya karena usianya lebih tua atau jabatannya lebih tinggi. Anak indigo hanya akan menghormati orang yang ia tahu memang pantas dihormati, misalnya berprestasi, bijaksana, atau berpengalaman.
            Pandangan yang mengaitkan para anak indigo dengan sesuatu yang bersifat irasional dan cenderung mistis di indonesia sudah menjadi suatu stigma yang berlaku, karena memang terkait dengan kebudayaan masyarakat Indonesia itu sendiri, sebagian besar masih memiliki kebudayaan mistis yang kental. Dalam kelahirannya di negeri Indonesia masih banyak juga yang tidak perduli dengan fenomena ini dan juga banyak yang tidak mengetahui.
Banyak anak-anak Indigo yang tidak dapat menyalurkan keberbakatannya, banyak hal ini terjadi akibat dari pola asuh orang tua yang melihat keberadaan mereka sebagai sesuatu yang aneh dan menjurus pada penyakit, sehingga sering pada awal kemunculan mereka dikatakan sebagai anak yang aneh, anak yang tidak wajar dan sangat mengganggu keberadaannya. Juga karena keaktifannya mereka di cap sebagai anak yang tidak mau patuh dan juga anak yang bandel. Selalu merasa tertekan dan tidak merasa nyaman dengan keadaan dunianya, belum lagi penolakan yang terjadi secara terang-terangan terhadap mereka menyebabkan banyak tekanan yang mereka terima dalam awal masa kehidupannya, hal itu sangat berbahaya untuk keadaan mentalnya di hari depan jika tidak dengan segera ditangani.
Contoh kasus
Annisa Rania Putri, salah satu anak indigo. Bocah berusia lima tahun ini belum menginginkan belajar di bangku sekolah. Baginya, sekolah bukanlah hal yang menarik. Namun, dia memiliki kemampuan lebih dari anak seusianya. Meski Annisa terlahir dan dibesarkan di Indonesia, dia mampu berbicara bahasa Inggris dengan dialek Amerika Serikat sejak mulai berbicara. Padahal, orang tuanya tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris cukup baik.Bocah cilik ini memang unik, selain kemampuannya berbahasa asing, dia mampu mengingat hal yang mustahil diingat manusia, seperti bagaimana dirinya dilahirkan. Annisa menganggap kemampuannya sebagai keajaiban dari Tuhan.Sekarang Annisa kerap menjadi pembicara di beberapa perguruan tinggi.
Lain lagi dengan Vincent Liong. Remaja yang duduk di bangku kelas dua sebuah sekolah menengah umum ini dikarunia kecerdasan filosofis yang tinggi. Vincent sudah menulis artikel psikologi dan spiritual dalam sudut pandang tak biasa sejak sekolah dasar. Kini bukunya diluncurkan oleh penerbit terkemuka dan dikagumi banyak kalangan. Bahkan, tulisannya pernah dimuat di halaman pembuka buku dari sastrawan terkemuka Indonesia, Pramudya Ananta Toer. Dua karangan filosofis lainnya juga siap beredar.
Generalisasi sistem pendidikan
Sistem pendidikan Indonesia secara turun temurun selalu bersifat structural dan generalis.Seluruh system yang dibuat selalu merugikan beberapa pihak.Pemerintah menilai seolah semua anak Indonesia sama.Mereka tidak memperhitungkan adanya fenomena yang berbeda,sehingga anak-anak seperti indigo tidak mendapatkan perlakuan yang semstinya.Pemahaman yang kurang tentang indigo pada akhirnya merugikan perkembangan psikis maupun kognisi anak indigo.Anak-anak indigo yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan system pendidikan sekolah formal yang kaku dan formal kerap kali harus dikeluarkan atau keluar dari sekolahnya.
Untuk dapat memahami anak indigo maka diperlukan pendekatan yang holistik dengan memperhatikan semua faktor pada seseorang secara utuh dan menyeluruh dengan lingkungannya. Serta pendekatan yang eklektik dengan memperhatikan kekhususan yang khas pada seseorang yang berbeda dari orang lain.
Tidak ada yang salah dengan anak indigo karena ia normal hanya saja berbeda dengan anak-anak yang lainnya. Serta karena kondisinya yang sudah melewati generasi biru maka anak indigo seringkali ditandai dengan cerdas dan kreatif.
Sementara itu dr Suzy Yusnadewi, SpKJ, psikiater anak dari Klinik Talenta Center menuturkan bahwa kecerdasan anak indigo ini tergantung dari si anak dan juga orangtuanya. Hal ini karena anak indigo memiliki cara pembelajaran yang berbeda dengan anak-anak lainnya.
Ditinjau dari psikologi pendidikan , anak indigo merupakan salah satu anak yang masuk kategori anak berkebutuhan khusus . Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak lain ini, jelas memerlukan peran pendidikan yang khusus pula. Misalnya anak indigo Annisa Rania Putri yang bisa berbahasa Inggris walau usianya masih balita dan tidak dibesarkan dalam kultur berbahasa Inggris, harus tetap disekolahkan. Bagaimanapun, mereka adalah anak-anak yang masih dalam tahap berkembang. Terlebih lagi, emosi mereka belum seimbang. Hal itu tampak dari warna kepribadiannya yang masih berganti-ganti.
Karena kemampuan khusus yang dimiliki oleh Anak Indigo, mereka menghadirkan tantangan baru bagi orang tua mereka maupun sistem sekolah yang ada saat ini untuk menemukan cara yang tepat demi membantu dan membimbing mereka. Sistem yang ada saat ini tampaknya tidak memiliki cukup instrumen untuk menyediakan lingkungan yang tepat demi memenuhi kebutuhan mereka. Banyak anak berbakat yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan sekolah sehingga mereka dikatakan bermasalah seperti terkena Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder) atau autisme. Sebenarnya, kemampuan mereka jauh di depan. Kebutuhan mereka lebih banyak. Di samping mengajarkan cara menghafalkan data, banyak pendidik menyatakan bahwa sekolah juga seharusnya mengajarkan anak-anak cara mengambil keputusan, cara makan yang benar, bahkan cara menanam bahan makanan, dan cara untuk bermeditasi. Sekolah semestinya mengusahakan cara-cara untuk memanfaatkan apa yang ada dalam diri anak, membuka kebijaksanaannya yang bersemayam di sana secara alami.
Kecerdasan superior ini karena anak indigo telah melampaui generasi biru atau nalar sehingga terkadang anak-anak indigo memiliki pola belajar yang berbeda dan tidak bisa mengikuti pembelajaran konvensional. Pendidikan anak indigo ini tercantum dalam program pendidikan khusus (luar biasa).Untuk dapat memahami anak indigo maka diperlukan pendekatan yang holistik dengan memperhatikan semua faktor pada seseorang secara utuh dan menyeluruh dengan lingkungannya. Serta pendekatan yang eklektik dengan memperhatikan kekhususan yang khas pada seseorang yang berbeda dari orang lain.







DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito, 1997, psikologi sosial, Jakarta: Balai pustaka

















MAKALAH ANTROPOLOGI PSIKOLOGI
INDIGO
DALAM STIGMA BUDAYA INDONESIA

Di Susun Oleh:
Chandra Buana           (170510100042)
Gumiardi Aprian         (170510100043)
Hilman Amirullah       (170510100045)
Priyo Dhanu S             (170510100047)
Werdy Satrio               (170510100080)
Muhamad Baskara      (170510100081)

JURUSAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR

2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar