Senin, 23 Februari 2015

modernisasi, dependensi, dan pascadependensi ?

Modernisasi : Berlandaskan kapitalisme yang bersumber pada filsafat ekonomi mengenai akumulasi capital. Ekonomim liberalism turut mempengaruhi modrnisasi dengan kebebasan individu,pemilikan capital pribadi dan inisiatif individu. Teori modernisasi kini telah menjadi ideology yang berujung pada homogenisasi . Tumbuhnya modernisasi mempengaruhi pada perubahan karakteristik masyarakat, yang akrab kita sebut dengan masyarakat modern, dengan cirri-ciri : lebih terbuka, inovatif dan aktif, mobilitas yang tinggi, alam harus dikuasai ( sebagai modal / capital ), orientasi hidup masa kini dan masa depan, lunturnya nilai, norma dan system kekerabatan, dan individualis. Modernisasi mengharuskan kita untuk berkompetisi secaara individu, bagaimana kita memanfaatkan waktu seefektif mungkin guna merebut peluang dari yang lain. Dan motivaasi individu untuk membangun kesuksesannya.
Modernisasi adalah produk barat yang menurut pandangan mereka nilai-nilai budaya dan social adalah penghambat dalam pembangunan, maka cita-cita modernisasi adalah menciptakan kebudayaan yang homogeny. Maka masuknya modernisasi pasti akan terjadi perubahan nilai budaya dan social masyarakat. Max Weber mengatakan bahwa penyebab suatu Negara menjadi Negara ketiga adalah karena terlalu taat pada tradisi. Tradisi hanya akan menutup mata kita dengan perbuhaan yang telah diretas oleh Negara-negara maju. Maka untuk menjadi maju Negara ketiga harus mengikuti ideology modernisme. Keterbelankangan Negara ketiga disebabkan karena factor budaya dan kelembagaan , dan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, maka Negara ketiga perlu modal dan ideology baru dalam pembangunan Negara. Modernisasi menjanjikan perubahan kearah yang lebih baik, kesejahteraan akan merata,dsb.
Dependensi : kemurahan hati  Negara-negara maju ( barat ) terutama Amerikia Serikat untuk memberikan suntikan modal bukan semata-mata karena keikhlasan hati, there’s nothing free lunch. Apa yang mereka lakukan dengan dalih membantu mengembangkan Negara ketiga adalah untuk mengamankan kepentingan mereka baik ekonomi,politik dan militer. Suntiukan modal alias hutang yang diberikan kepada Negara ketiga adalah alat untuk menjerat agar tunduk pada mereka. Loyalitas Negara berkembang amat sangat dibutuhkan oleh Negara maju, karenqa faktanya Negara maju yang mayoritas adalah Negara dengan sumber daya alam terbatas sangat bergantung dengan keberadaan Negara ketiga. Jika Negara ketiga mengalami keterbelakangan maka hal tersebut akan berimbas pada kepentingan komersial mereka, misalnya dalam kegiatan industry, jika kondisi ekonomi, social dan politik Negara ketiga tidak kondusif maka sulit bagi mereka untuk masuk dan memanfaatkan Negara ketiga, yang mereak jadikan sebagai budak atau sapi perah.
Kerjasama di berbagai bidang terutama ekonomi selalu memposisikan Negara ketiga sebagai produsen bahan mentah. Sumber daya alam yang kita ekspor ke luar kemudian masuk lagi ke negeri kita dengan bentuk berbeda dengan nilai tambahnya. Dan kita dipaksa harus menggunakan produk mereka karena Negara ketiga telah terjerumus pada kerjasama perdagangan bebas. Arus globalisasi menjadi  bahtera bagi Negara maju yang sudah siap mengarungi arus globalisasi dengan kemampuan kompetisi yang mumpuni. Lain halnya dengan Negara ketiga yang justru hanyut tenggelam dalam arus globalisasi. Proteksi terhadap produksi dalam negeri belum mampu diciptakan sebagai alat pelindung. Ketika produktifitas Negara maju semakin tinggi, maka Indonesia masih bergelut pada persoalan bagaimana memproduksi barang yang sesuai dengan perjanjian pasar global. Indonesia sebagai Negara ketiga belum mampu menciptakan lingkungan hidup yang bai, penegakan HAM dan kondisi demokrasi yang belum kondusif. Itulah sebab mengapa produk kita tidak akan bisa masuk pasar internasional.
Keterbelakanagn Negara ketiga bukan disebkan karena factor budaya melainkan kendala structural, Negara maju yang berlaga menjadi pahlawan tidak benar-benar ingin mebantu, justru ingin membuat Negara tersebut menjadi berkembang tapi tidak akan bisa melebihi Negara maju. Negara ketiga hanya akan jadi budak di negeri sendiri. Pihak barat memegang aturan perdagangan dengan amanipulasi berbagai hal untuk memperoleh keuntungan yang berlimpah.
 Paul Baran mengatakan sentuhan dari kapitalis mengakibatkan negara pra-kapitalis terhambat kemajuannya. Negara berkembang layaknya bonsai yang tidak akan pernah tumbuh keatas, meski modal yang diberikan Negara maju terus berdatangan tetap saja para Kapitalis dunia inilah yang memegang kendali aktifitas ekonomi Negara berkembang.
Negara barat sudah sangat merusak tatanan Negara ketiga. Maka teori dependensi menawarkan solusi apabila Negara ketiga ingin berkembang maka harus memutuskan hubungan dengan barat ( Frank ).  Untuk dapat maju kita hrus membangun industrialisasi dalam negeri, jangan mengimpor bahan menetah saja, kita harus mengolah bahan mentah menjadi barang dengan nilai tambah sehingga akan mendatangkan profit yang lebih. Jnagn biarkan Negara maju menguasai bahan baku dalam negeri. Paada dasarnya Negara maju sangat tergantung pada sumber daya alam Negara ketiga, sehingga ini bisa menjadi alat bagi Negara ketiga untuk bersaing dengan mereka. Bayangkan darimana Amerika Serikat bisa memproduksi piranti otomotif jika biji besi , karet,dsb tidak dimiliki. Itu artinya ketergantungan Negara maju harus dimanfaatkan sebagai amunisi menyerang balik Negara maju yang selama ini sudah merusak Negara ketiga secara structural,cultural dan ekonomi.  Prebisch bahakn menyebut, keterbelakangan amerika latin disebabkan karena tetap mengandalkan ekspor primer, tidak ada kemandirian untuk mengolah bahan baku. Frank dalam bukunya “ capitalism and underdevelopment in Latin America “ menyebutkan bahwa kapitalisme global maupun nasional hanya akan menghasilkan keterbelakangan. Baginya feodalisme dan tradisi bukan candu yang menyebabkan Negara ketiga menjadi tidak berkembang.
Pasca dependensi : teori pasca dependensi tidak mempermasalahkan relasi antara Negara berkembang dengan Negara maju ( barat ), tetapi bagaimana Negara berkembang menata strategi  dalam menjalin hubungan dengan barat. Teori pascadependensi merupakan kombinasi modernisasi dan dependensi. Pasca dependensi menekankan bahwa diperlukan kreatifitas dan integrasi warga Negara ( Negara ketigaa ) untuk mengembangkan diri dalam pergaulan internasional. Karena Negara ketiga tidak akan bisa lepas sepenuhnyan dari hubungan dengan barat. Tidak dapat dipungkiri bahwa Negara maju memegang peradaban baik ekonomi,ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara berkembang perlu belajar pada mereka . Teori pasca dependensi menekankan pada aspek eskternal dari warga Negara untuk berkontribusi membangun negaranya.
Apabila Negara ketiga berlaku bijak, hati-hati,selektif dan kreatif dalam membangun relasi dengan kapitalis dunia, maka Negara ketiga akan memperoleh keuntungan bukan keterbelakangan. Industrialisasi menjadi alat untuk pembangunan yang mandiri. Untuk membangun industry Negara ketiga memerlukan modal baik berupa uang maupun peralatan produksi. Dan itu dapat diperoleh dari Negara maju. Negara ketiga sangat mungkin memegang kendali perekonomian dunia nantinya, apabila telah mampu membangun industry yang mapan. Bantuan luar negeri yang berupa dana maupun beasiswa pendidikan haraus dimanfaatkan sebaik mungkin, para agen Negara ketiga harus cerdas berpikir, curi ilmu dan pengalaman Negara maju, kemudian terapkan apa yang diperoleh untuk kemajuan bangsa. Terkait hal ini perlu penanaman nasionalisme untuk mewujudkannya.
Salah satu tokoh teori pasca dependensi mengatakan bahwa dependensi hanyalah sentiment para ilmuwan yang ingin mengubah tatanan dunia melalui revolusi yang mana hal tersebut sulit terwujud dalam situasi politik dan ekonomi dunia seperti sekarang.
Kesimpulan :
Modernisasi : gaya hidup barat, kapitalisme, merubah tradisi menjadi modern
Dependensi : ketergantungan Negara ketiga terhadap Negara maju karena kapitalisme dan kalah bersaing dalam pasar global. Harus lepas hubungan dengan barat.
Pasca dependensi : tetap berhubungan dengan barat, tapi Negara ketiga harus kreatif,inovatif , dan memiliki integrasi tinggi untuk membangun bangsanya. Menekankan factor eksternal.


Perempuan ,Kekuasaan dan Perlawanan

Perempuan Dalam Pusaran Kekuasaan
Sejarah pilu ketidakadilan gender setua sejarah peradaban manusia. Dan sejarah tua manusia selalu menempatkan perempuan sebagai korban atas ketidakadilan gender yang dikontruksi oleh para penguasa saat itu. Belum lagi marginalisasi perempuan di sektor pertanian karena kebijakan pemerintah untuk beralih menggunakan mesin pemotong padi sehingga para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga harus kehilangan sumber pendapatannya. Status perempuan sebagai pekerja kelas dua terlihat dari pembedaan gaji buruh di pabrik,
Relasi kekuasaan gender yang tidak seimbang   menyebabkan rendahnya posisi wanita di banding pria ,   dan rendahnya akses wanita di dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan dirinya dan mendapatkan akses yang sama terhadap sumberdaya seperti pendidikan, keterampilan dan informasi. Keadaan tersebut secara tidak langsung maupun langsung akan membentuk pola permasalahan yang dihadapi wanita seperti TKW, trafficking dan kekerasan dalam rumah tangga.
Banyak pengamat, terutama kaum feminis, menyebut konstruksi sosial seksualitas- lah yang menyebabkan ketidakadilan yang menimpa kaum wanita. Artinya, diskriminasi tersebut muncul sebagai hasil konstruksi berupa pembedaan antara sifat (ciri) kelaki-lakian (maskulinitas) dan kewanitaan (femininitas) oleh masyarakat, dan bukan dari perbedaan genitalnya. Istilah yang biasa dipakai adalah perbedaan gender. Misalnya, adanya konstruksi ide bahwa perempuan itu lemah, emosional, lembut dan setia. Sebaliknya pria digambarkan kuat, rasional dan agresif. Padahal sifat- sifat tersebut relatif terdapat baik dalam perempuan maupun pria.
Kekuasaan yang dominan dipegang oleh laki-laki seringkali menyebabkan perempuan menjadi subordinat bahkan menjadi termarginalkan. Jauh sebelum negeri ini diproklamirkan, perempuan telah mengalami ketidakadilan gender karena tekanan dari penguasa. Dalam sejarah kerajaan di nusantara perempuan dijadikan sebagai alat reproduksi untuk menghasilkan keturunan yang akan memperluas wilayah kekuasaan Raja. Perempuan dianggap sebagai mesin cetak manusia yang kapanpun bisa digunakan dan dibuang begitu saja. Eksploitasi ini lebih hidup dalam tulisan sastra, seperti kisah Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Masuk jaman Penjajahan perempuan-perempuan kelas bawah menjadi korban pelampiasan seksual dan alat perluasan kekuasaan kaum bangsawan. Mereka diangkut ke istana untuk dijadikan “istri percobaan” dan dibuang begitu saja setelah tidak lagi memuaskan.
Perlawanan Perempuan Atas Ketidakadilan Gender
Berbagai kisah sedih nasib para perempuan Indonesia yang bermuara pada dehumanisasi manusia, tidak lantas membuat kaum perempuan berdiam diri, dalam beberapa periode berbeda ada gerakan-gerakan yang menyuarakan kepentingan perempuan, menuntut kesetaraan gender dan perlakuan yang manusiawi.
·         Kisah Rara Kidul dengan Panembahan Senapati atau Ratu Kalinyamat dalam sejarah Jaka Tingkir-Aria Penangsang, misalnya, sedikitnya menunjukkan kemandirian wanita yang tidak mau dikuasai laki-laki.
·         Cerita-cerita Cindur Mato dari  Padang, Toar dan Lumimuut dari Minahasa, atau Taman Taruai dan Anowimpi dari Irian Jaya, yang memperlihatkan bagaimana dominsi perempuan dalam pengambilan keputusan.
·         Perlawanan emansipatoris Kartini di Rembang melalui pendidikan terhadap kaum perempuan.
·         Kowani dan Gerwani merupakan organisasi perempuan yang tidak saja aktif memperjuangkan persamaan hak pria-wanita, tetapi juga turut dalam perjuangan kemerdekaan dan mengisi pembangunan. Meski pada akhirnya Kowani terkooptasi dan Gerwani dihapuskan oleh rejim Orde Baru.
·         LBH APIK, Solidaritas Perempuan, dan Kalyanamitra, menjadi contoh wadah perjuangan, tidak saja demi kesetaraan gender tetapi juga, secara luas: demi perjuangan demokratisasi pada saat Orde Baru.
·         Konsep Women in Development ( WID ) diganti menjadi Gender in Development ( GID), untuk mendestruksi struktur patriarki dalam pembangunan.
·         Kementrian Pemberdayaan Perempuan, menjadi wadah bagi pelayanan bagi kaum perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi Kementrian ini Nampak tidak begitu bergairah menangani berbagai kasus yang menimpa perempuan Indonesia. Saya rasa Kementrian Pemberdayaan Perempuan hanya menjadi pembuktian  Pemerintah saja supaya dinilai peka terhadap kesetaraan gender. Mungkin saja kementrian khusus perempuan ini hanya menjadi rumah bagi kaum hawa agar tetap pada kontrol pemerintah yang mana didominasi oleh laki-laki. Semoga saja asumsi saya salah.
Secara historis ketidakadilan gender adalah fenomena klasik yang masih popular hingga sekarang. Permasalahan tentang perempuan menjadi buah bibir yang kian hari semakin menyedihkan. Perempuan yang sejatinya adalah mahluk yang begitu dimuliakan dalam beberapa dogma agama, nyatanya tidak juga menjadi mulia bagi manusia sendiri. Ketidakadilan gender dengan korban terbanyak adalah perempuan nampak jelas terlihat dalam berbagai aktifitas baik domestik maupun publik, perempuan yang diberi label mahluk lemah justru memiliki beban kerja yang lebih berat dari pria yang dikonstruksi secara sosial-budaya sebagai mahluk yang kuat. Beban kerja ganda dirasakan betul oleh mereka para perempuan yang harus bekerja di rumah dan menjadi wanita karir. Menjadi wanita karir tidak lantas mengamankan posisi perempuan. Misalnya ketika perempuan bekerja di sektor publik kemudian anak-anaknya menjadi nakal,kurang berprestasi, maka ibu lah yang menjadi tersangka utama. Karena konstruksi budaya yang menjadikan ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Namun ironisnya justru perempuan sebagai pendidik dalam rumah tangga perpendidikan lebih rendah dari laki-laki, bayangkan akan seperti apa generasi kita jika ibu yang ditunjuk sebagai pendidik tidak tahu apa-apa soal pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Untunglah masih ada perempuan-perempuan yang perduli dengan nasib kawan-kawannya, apa yang dilakukan beberapa tokoh diatas menunjukan bahwa dengan usaha dan tekad yang kuat perempuan mampu mensejajarkan diri dengan pria. Misalnya banyak perempuan yang menjadi dosen,ilmuwan yang mana dulu ini merupakan domain laki-laki.
Saya mengharapkan perempuan akan lebih memperoleh kesempatan terutama akses pendidikan untuk meningkatkan kualitas intelektualitas dan kepribadian perempuan. Pergerakan kaum wanita diharapkan akan menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia untuk berusaha menjadi lebih mandiri. Tuntutan kesetaraan gender diharapkan tidak merubah pandangan perempuan terhadap laki-laki. Berbagai ketidakadilan gender terjadi karena konstruksi sosial-budaya yang dibentuk,diperkuat dan disosialisasikan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Maka perlu kerjasama antara laki-laki dan perempuan untuk sama-sama menjalin relasi yang saling menguntungkan, dalam arti adil, proporsional bagi keduanya.

Sumber : Gudon Esje , Ketidakadilan Gender Dalam Diskursus Kekuasaan    

Slum as a Way of Life


A Study of Coping Behavior in an Urban Environment
Oleh F. Landa Jocano

Jocano melakukan penelitian di kawasan kumuh di bagian kota Manila, Filipina. Ia memiliki informan kaya informasi yang dapat menjelaskan seluk beluk kawasan kumuh tersebut yang mempermudah bagi dia untuk memahami setting penelitian. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi. Peneliti masuk ke dalam situasi sosial masyarakat tineliti. Seperti yang dilakukan Jocano, ia tidak membuka jatidirinya sebagai seorang peneliti, tetapi tidak membohongi identitas seperti nama,dsb. Ia masuk menjadi bagian dari penduduk setempat, tinggal di kawasan kumuh tersebut. Respon biasa saja dari masyarakat itulah yang dicari, karena kalau masyarakat tahu dia seorang peneliti, justru akan lebih sulit dalam memperoleh data karena bisa jadi masyarakat memberiakan informasi yang normative atau yang lebih ekstrim adalah informasi bohong.
            Metode penelitian yang dilakukan tidak menggunakan kuisioner, karena akan menimbulkan kecurigaan , apalagi kawasan kumuh perkotaan sangat akrab dengan tindak kriminalitas bahkan dapat berujung pada pembunuhan jika mereka merasa terganggu, terutama ketika berhadapan dengan geng jalanan. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode lain yaitu dengan menggunakan wawancara tak terjadwal  dengan obrolan yang santai dan baru menulis hasilnya ketika sampai di rumah. Tantangannya adalah  Peneliti harus mengingat semua pertanyaan dan dirubah  kedalam bentuk percakapan sehari-hari. Metode lain yang digunakan peneliti yaitu observasi partisipan dimana peneliti menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat tersebut. Peneliti mendatangi tempat-tempat yang menjadi arena berkumpul warga seperti toko, ia mendengar percakapan dari para ibu dan bapak-bapak saat jual beli, ke tempat pangkas rambut. Di malam hari peneliti bergaul dengan para pemuda, berbincang,bernyayi bersama. Dengan begitu peneliti dapat mengetahui berbagai informasi dan aktifitas masyarakat.
Perkampungan kumuh merupakan cara adaptasi warga kota yang termarginalisasi dari kemegahan kota metropolis seperti Manila. Slum adalah fenomena perkotaan yang hingga  kini

mereka berkumpul dan mendengarkan lagu juga obrolan yang diperbincangkan, terutama di akhir pekan. Peneliti juga berkeliling pada sore hari, karena pada sore hari jalanan begitu ramai dan dapat mengamati berbagai macam aktivitas. Tidak hanya dia saja, peneliti lainpun melakukan hal yang sama, dan kemudian mereka membandingkan catatannya masing - masing. Informasi yang dianggap rahasia tidak dicantumkan oleh peneliti, dan ia tidak membahas mengenai kemiskinan karena terlalu teoritik. peneliti melihat perkampungan kumuh sebagai unit sosial dimana didalamnya memiliki organisasi sosial, nilai, norma yang berlaku dan juga adanya sistem penghargaan dan hukuman bukan mengenai kemiskinan.

Perjalanan Antropolog ke Suku Dani

Heider melakukan penelitian di Papua Nugini bagian barat . Buku ini merupakan hasil dari petualangannya di Papua Nugini yang memainakn fisik dan mentalnya sebagai seorang peneliti. Proses bagaimana memahami suku Dani . Buku ini ditulis 16 tahun kemudian setelah penelitian dilakukan. Perlu waktu yang lama untuk dapat memahami suku Dani yang sangat kompleks.
Kedatangan mereka ke wilayah Suku Dani dimulai dengan pertemuan dengan misionaris dari Belanda dan pembantu sipil. Kemudian peneliti mengutarakan maksud dan tujuan penelitiannya. Mereka memberikan banyak informasi dasar mengenai Orang Dani . Peneliti dipertemukan dengan seorang ‘ bigman’ yang menjadi informan kunci dan penghubung terhadap masyarakat tineliti. Peneliti menerapkan metode observasi partisipasi.
Heider tidak berangkat sendiri ke Papua Nugini, ia bersama Robert Gardner seorang movie maker sekaligus Antropolog dan juga bersama dari perwakilan pemerintah Belanda atas Papua Nugini.  Team-based Categorical Mode  akan mempermudah dalam memperoleh data dan interpretasi yang kaya menurut bidang keilmuwan masing-masing peneliti. Mereka membantu para peneliti untuk memperkenalkan diri kepada suku Dani . Mereka memilih Grand Valley untuk menjadi lokasi penelitian karena kemudahan akses kepada tineliti. Peneliti menjalin kedekatan dengan seorang suku Dani sebagai informan belajar mengenai keahliannya . pria ini juga yang memperkenalkan kepada anggota komunitas lainnya. Dari para misionaris Belanda para peneliti memperoleh informasi dasar mengenai suku Dani yang akan mereka teliti. Misalnya suku Dani tidak memiliki struktur grammatical dalam bahasa mereka, sehingga sulit bagi orang asing untuk dapat mempelajari bahasa mereka. Tapi para peneliti ini dengan keingintahuan yang tinggi tidak lantas percaya begitu saja. Artinya sebagai peneliti kita harus selalu melakukan triangulasi, cross check data .
Selama perjalanan para peneliti harus berkemah pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Inilah tantangan seorang antropolog, harus menaklukan kondisi ekologis betapapun sulitnya medan yang dilalui. Kesulitan lain yang dihadapi peneliti adalah ketika informan enggan menjawab atau memang pada dasarnya mereka tidak paham apa yang dikatakan peneliti. Di saat situasi seperti ini kita perlu seorang native speaker untuk membantu menerjemahkan percakapan.  Suku Dani memiliki banyak bahasa. Setiap komunitas memiliki bahasa masing-masing. Sehingga satu sama lain tidak memahami bahasa yang digunakan. Tidak heran permasalahan komunikasi ini seringkali menyebabkan perselisihan bahkan peperangan. Bulan pertama Heider berusaha memahami gramatikal bahasa setempat.
Satu kesulitan terbesar adalah melakukan kontak dengan suku Dani karena mereka sangat jarang berhubungan dengan orang asing apalagi ethnografer. Mereka tidak memiliki keingintahuan tentang cara hidup / pandangan hidup lain. Peneliti juga menghadapi permasalahan medis seperti penyakit kulit khas Negara tropis.

Peneliti menghentikan sementara penelitiannya hingga kembali melakukan penelitian. Peneliti dihadapkan pada persoalan etik, dimana mereka harus tinggal dengan kelompok yang secara kultural berbeda. Sedikit kontak yang bisa dilakukan dengan tineliti, sedikit juga data yang diperoleh karena tipikal tineliti yang sulit didekati. Heider melakukan beberapa revisi atas data yang ia anggap kurang tepat. Apa yang dilakukannya adalah bentuk tanggung jawab sebagai peneliti. Seberapa besar atau kecil kesalahan harus dipertanggung jawabkan. Kendala yang sering dihadapi adalah kendala bahasa, apalagi penelitian tersebut diintervensi oleh pemerintah Belanda atas Papua Nugini sehingga Peneliti kurang bebas dalam melakukan wawancara.

“Beas Perelek” : Tradisi ekonomi masyarakat Jawa Barat sebagai Jaring Pengaman Sosial

Bagi yang tinggal di Pedesaan Jawa Barat,  tentu tak asing mendengar istilah ini. beas atau beras yang dikumpulkan sepekan sekali dan dikumpulkan oleh salah seorang petugas yang berkeliling memanggul karung dari rumah ke rumah.

Bak pepatah orang bijak,”sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’ hal ini dibuktikan oleh sekelompok masyarakat di Desa Salagedang, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Masyarakat diharuskan menyumbangkan berasnya untuk dimasukan ke sebuah gelas air mineral. Dengan penuh kesadaran dan kesabaran, petugas menarik "beas perelek" dari rumah ke rumah  setiap Jum’at siang oleh petugas yang ditunjuk, dibantu LinmasBeas perelek adalah tradisi masyarakat jawa barat yang mengumpulkan beras dalam jumlah yang sedikit, dikumpulkan secara kolektif dan dipergunakan untuk kepentingan bersama. upaya Pada awalnya beas perelek dilakukan untuk mengantisipasi bencana alam supaya stock pangan tetap ada saat bencana menerjang. Kini beas perelek masih berfungsi sama ,namun dalam pengelolaannya beras dapat diuangkan apabila ada warga yang sangat membutuhkan. Salah satu desa yang berhasil mengelola beas perelek adalah desa salagedang kabupaten Majalengka yang mampu mengolah hasil beas perelek bahkan pendapatan dari beas perelek mampu membangun jalan desa. Uang hasil penjualan beras diinvestasikan kepada warga untuk berdagang sehingga warga desa salagedang sudah terbentuk mental untuk mandiri tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah.
Makna teladan beras perelek, adalah melatih jiwa berkorban dari hal yang paling kecil, meningkatkan kebersamaan, sehingga percepatan perkembangan kemajuan masyarakat perdesaan lebih maju, dengan tetap mempertahankan nilai kebersamaan dan semangat gotong royong.

Pembangunan dapat juga diartikan sebagai upaya menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada dan atau mentranformasi keadaan menuju pada kondisi yang lebih baik ( Revitalisasi ).  Isu pembangunan yang ramai diperbincangkan adalah pembangunan materi berupa infrastruktur, sarana dan prasarana bagi aktifitas manusia yang dilaksanakan oleh institusi penyelenggara Negara yaitu Pemerintah. Pembangunan adalah hal mutlak yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Tingkat urgensi suatu wilayah akan berbeda ,sehingga tuntutan penyelengaraan pembangunan juga akan berbeda sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Agenda pembangunan tidak akan lepas dari kegiatan ekonomi. Salah satu tujuan utama pembangunan adalah menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat., dengan peningkatan daya beli masyarakat.
Membangun kehidupan yang laik dalam konteks administrasi Negara adalah kewajiban pemerintah sebagai penyelenggara Negara. Memberikan fasilitas dan pelayan bagi kebutuhan masyarakat..
Pembangunan yang diharapkan akan menciptakan kehidupan yang lebih baik ternyata belum juga mampu mengahapuskan kemiskinan. Justru terjadi ketimpangan antara si kaya dan miskin yang kian lebar saja. Kebutuhan dasar masyarakat masih belum terpenuhi oleh pemerintah.  Ini artinya cita-cita pembangunan belum tercapai. Pembangunan seyogyanya menciptakan perbaikan dan pemerataan pelayanan bagi kebutuhan masyarakat secara adil dan bijaksana, baik dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan.  Indeks Pembangunan Manusia dapat menjadi indikator untuk mengukur keberhasilan / kegagalan pembangunan. Aspek ekonomi,pendidikan dan kesehatan cukup representative untuk mengukur tingkat kualitas hidup masyarakat.

.

Hasil pengelolaan beras dilaporkan secara terbuka dan dapat diakses dan diketahui oleh masyarakat; 
Untuk menyelenggarakan azas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, pengelolaan Jimpitan Beras bertujuan :
1.           Menanamkan kepercayaan dan meningkatkan rasa kegotong royongan bagi masyarakat; 
2.   Meningkatkan fungsi dan budaya sosial kemasyarakatan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan mayarakat dan keadilan sosial;
3.     Membantu program pembagngunan Wilayah baik Pembangunan Fisik dan atau sosial, pelayanan kesehatan melaui desa siaga dan pemberdayaan wanita melalui PKK dan Posyandu
Beas perelek sangat potensial untuk dikembangkan tidak hanya di pedesaan Jawa Barat, tetapi di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat diaplikasikan dalam konteks budaya luar Indonesia.
Beas perelek yang telah lama ada, berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomo masyarakat pedesaan yang seringkali tak tersentuh oleh program pembangunan pemerintah. Beas perelek hadir sebagai jarring pengaman sosial yang ampuh menjaga kesejahteraan dan kebersamaan masyarakat. Pembangunan sejatinya bertujuan untuk menaikan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat.
Intinya sekecil apapun kita berbuat, sepanjang itu kebaikan, tentu hasilnya menjadi maslahat.


Gender dan Media

1.     
§  Wanita dan media sering kali dan bahkan nyata selalu terkait. Wanita dijadikan sebagai objek untuk menarik perhatian public terhadap segala macam produk baik berupa iklan, program televisi, majalah,dsb. Perempuan seolah diperlakukan special karena perempuan menjadi sangat dominan dalam media. Seolah-olah emansipasi diterapkan secara adil bahkan cenderung pihak perempuan yang mendapat tempat. Kita bisa melihat dalam program-program televisi, perempuan sering kali muncul dari pada laki-laki. Namun sungguh mengkhawatirkan secara implisit perempuan justru menyandang stereotype yang merugikan kaum perempuan secara umum. Kondisi ini justru tidak disadari oleh para pelaku industri hiburan seperti para talent yang mengikuti program Take Me Out Indonesia. Dalam program televise tersebut 20 wanita cantik dan seksi ( image yang dibentuk) bersaing mencari pasangan. Para wanita tersebut berpenampilan menarik dengan model pakaian yang membentuk lekuk tubuh atau yang biasa kita sebut pakaian seksi. Disadari atau tidak, media telah membentuk citra bahwa perempuan lajang ini berlomba-lomba berpenampilan semenarik mungkin untuk memikat para pria yang notabene adalah pria mapan yang dihadirkan. Posisi pria dalam acara ini adalah sebagai pemilih dan perempuan adalah yang dipilih. Tontonan hiburan ini telah membentuk image bahwa laki-laki memiliki kekuasaan untuk memilih, sedangkan perempuan adalah subjek pasif yang hanya menunggu untuk dipilih. Hingga saat ini program yang tayang di salah satu Televisi swasta nasional ini masih saja tayang, meski telah merendahkan martabat perempuan secara general.
§  Tabloid khusus wanita banyak bermuculan, beberapa diantaranya adalah Nova, Bintang, Kartini, Femina,dsb. Tabloid tersebut berisi rubric-rubrik yang khas perempuan ( hasil kosntruksi budaya), seperti resep-resep makanan, tips-tips menjaga hubungan baik dengan pasangan, fashion terbaru, promosi kosmetik dan yang selalu ada dalam setiap tabloid perempuan adalah gossip para public figure yang biasanya terkait dengan kehidupan pribadi artis tersebut seperti berita perceraian, perselingkuhan,dll. Apa yang termuat dalam tabloid tersebut mempertegas stereotype yang selama ini terlanjur melekat pada perempuan sebagai kaum yang matrealistis ( terutama sosialita) dan senang bergosip, yang mana hal itu sering disebut sebagai kegiatan yang tidak produktif. Perempuan yang dianggap konsumtif menjadi sasaran empuk bagi para media entrpreuneur untuk meraup keuntungan.


§  Ternyata tidak hanya perempuan yang punya majalah, para pria juga mempunyai majalah atau tabloid khusus. Salah satunya adalah majalah Otomotif. Majalah ini memuat berbagai hal tentang mobil, motor, desain interior kendaraan hingga update produk kendaraan terbaru. Konten yang dimuat jelas merupakan hal yang maskulin .lagi-lagi ini citra yang dibentuk secara sosial-budaya. Namun uniknya dalam salah satu covernya diisi oleh model perempuan cantik. Padahal ini adalah majalah otomotif dan segmentasinya adalah pria dewasa. Dengan demikian perempuan memang selalu menjadi objek perhatian. Kecantikan, kemolekan tubuh perempuan dieksploitasi oleh media untuk menarik konsumen yang notabene adalah para pria dewasa.
§   
§  Iklan kondom yang tayang ditelevisi selalu diisi oleh model cantik berpakaian seksi dengan adegan khusus orang dewasa. Salah satu model yang kerap muncul adalah Julia Perez. Dia justru menjadi peran utama dari iklan tersebut. Padahal kondom adalah alat kotrasepsi yang dipakai oleh pria. Dalam percakapn iklan, perempuan lah yang justru menyuruh pria untuk menggunakan kondom. Seolah-olah perempuanlah yang memerlukan pria untuk memakai kondom. Kemasan produk kondom pun selalu ada wanita berpakaian minim yang terpampang. Julia Perez yang ert imagenya dengan artis seksi didaulat menjadi Duta Kondom Indonesia. Kenapa harus Julia Perez? Kenapa tidak pria yang menjadi duta kondom ?. Seolah-olah kondom kebutuhan wanita yang dapat dipenuhi melalui pria.

 “ Penyetaraan Gender Melalui Pendidikan “
Isu mengenai kesetaraan gender sudah cukup lama bergema di Indonesia. Berdasarkan fakta empiris ditemukan banyak kasus yang memposisikan wanita sebaagi subordinat dalam semua aspek kehidupan, baik pendidikan, kesehatan,politik,ekonomi,pembangunan dan sebagainya. Berbagai gerakan sosial feminism terus dilakukan oleh para intelektual yang sadar akan perlunya keharmonisan antara laki-laki dan perempuan.
Relasi kekuasaan gender yang tidak seimbang   menyebabkan rendahnya posisi pria di banding wanita ,   dan rendahnya akses wanita di dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan dirinya dan mendapatkan akses yang sama terhadap sumberdaya seperti pendidikan, keterampilan dan informasi. Keadaan tersebut secara tidak langsung maupun langsung akan membentuk pola permasalahan yang dihadapi wanita seperti TKW, trafficking dan kekerasan dalam rumah tangga.
Pembangunan sejatinya ditujukan untuk menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada, atau memperbaiki yang sudah ada untuk menyeimbangkan kuantitas dan kualitas hidup manusia. Dalam pembangunan seluruh elemen harus terlibat tidak terkecuali dengan gender. Laki-laki dan perempuan perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaannya. Akan tetapi perempuan dalam pembangunan masih belum menjejaki kesejajaran dengan laki-laki. Pembangunan kualitas perempuan sangat penting karena ditangan perempuanlah generasi seperti apa yang akan dihasilkan. Jika perempuan terus termarjinalkan, apa jadinya generasi bangsa ini. Pembangunan di bidang pendidikan bagi perempuan adalah salah satu isu krusial yang harus segera diatasi. Kualitas intelektualitas perempuan masih jauh dari harapan, hal ini berdampak pada kurangnya partisipasi perempuan dalam pembangunan karena masih sedikit kaum perempuan yang memiliki kompetensi dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mana menjadi instrument penting dalam pembangunan.

Pendidikan dan perempuan menjadi hal yang menarik karena meski ini era modern, tidak membuat para perempuan bebas memasuki dunia pendidikan. Meski emansipasi disuarakan sejak lama, sulit mewujudkan kesetaraan dan keadilan terutama dalam bidang pendidikan. 

Ragam Kota

KOTA AGAMA
Kota Vatican (bahasa Latin: Civitatis Vaticanae) merupakan sebuah negara kota yang dikelilingi bandar raya Rom. Dengan luas tanah 44 hektar, Kota Vatican merupakan negara yang paling kecil di dunia. Kota Vatikan adalah tempat suci bagi umat Katholik yang mana pusat kegiatan peribadatan seperti pada perayaan Misa Natal umat katholik dilaksanakan oleh Paus sebagai pemimpin tertinggi umat Katholik di dunia. Negara kota ini dibentuk pada 1929 melalui Perjanjian Lateran antara kerajaan Itali dan Takhta Suci (Holy See). Kota Vatican merupakan pusat Takhta Suci dan pusat pentadbiran Gereja Roman Katolik sedunia. Ketua negara Kota Vatican ialah Paus yang dipilih kardinal-kardinal. Secara rasmi Negara Kota Vatikan (Itali: Stato della Città del Vaticano, Itali pengucapan: [sta (ː) untuk tʃitta della del vatika (ː) no]), adalah negara berdaulat yang wilayahnya terdiri daripada daerah poket berdinding di dalam kota Roma, ibu negara Itali. Sekitar 44 hektar (110 ekar) (0,44 km2), dan dengan jumlah penduduk lebih dari 800 ribu, itu adalah negara terkecil di dunia .

KOTA NIAGA
Hong Kong memiliki lokasi prima di pusat geografis dan ekonomi di Asia. Bisnis eksekutif di Hong Kong memiliki akses cepat dan mudah ke semua pasar utama di kawasan Asia Pasifik. Posisi sentral ini adalah salah satu alasan utama untuk popularitas kota sebagai lokasi untuk operasi regional.


Terletak di pantai tenggara Cina Daratan, Hong Kong memiliki daerah pedalaman yang luas yang, dengan 1,3 miliar orang, merupakan pasar terbesar di dunia. Para eksekutif korporasi dapat melakukan perjalanan bolak-balik ke Beijing, Shanghai dan kota-kota besar Cina dalam satu hari sementara membuat rumah mereka di Hong Kong.
Hong Kong adalah investor asing terbesar di Daratan Cina, terhitung sekitar 44% dari total nasional dengan nilai kumulatif sebesar USD 233.000.000.000. Lebih dari 100 perusahaan daratan tercatat di Bursa Efek Hong Kong. Setidaknya 1.800 Daratan yang didukung perusahaan yang terdaftar di Hong Kong. Ada 26 bank Cina dan tujuh kantor perwakilan yang beroperasi di Hong Kong.


Perdagangan bebas adalah darah kehidupan dari Hong Kong. Akibatnya, adalah salah satu yang paling terbuka eksternal berorientasi ekonomi di dunia. The Heritage Foundation / Wall Street Journal dari Amerika Serikat dan Cato dan Fraser Institute dari Kanada secara konsisten dinilai sebagai ekonomi paling bebas di dunia.

Greater Pearl River Delta, yang terdiri dari Daerah Administratif Khusus Hong Kong, Makao Daerah Administratif Khusus, dan Delta Sungai Pearl Pembangunan ekonomi sebagian Zona Provinsi Guangdong, telah muncul sebagai salah satu wilayah paling dinamis di dunia ekonomi.

Pengaturan lebih dekat Kemitraan Ekonomi (CEPA), yang mulai berlaku pada awal tahun 2004, menyatakan Hong Kong dengan Daratan manfaat 
akses pasar tambahan dan eksklusif. Ribuan perusahaan internasional yang terlibat dalam perdagangan Cina telah memilih untuk membangun tempat berpijak mereka di Hong Kong.





KOTA INDUSTRI
Osaka (大阪市 Ōsaka-shi?, Kota Osaka) adalah sebuah kota di wilayah Kansai, Jepang. Selain sebagai ibu kota Prefektur Osaka, kota ini ditetapkan sebagai salah satu Kota Terpilih berdasarkan Undang-Undang Otonomi Lokal. Osaka adalah kota berpenduduk terbesar nomor tiga di Jepang setelah Tokyo dan Yokohama. Kota ini terletak di pulau Honshu, di mulut Sungai Yodo di Teluk Osaka. Osaka adalah kota terbesar di kawasan Keihanshin sebagai pusat industri dan pelabuhan untuk daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Di sebelah timur, Osaka bertetangga dengan Kyoto dan Nara, dan di sebelah barat dengan kota Kobe.
Keihanshin adalah wilayah metropolitan berpenduduk terbesar nomor dua di Jepang, dan salah satu wilayah metropolitan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 18 juta orang,[1] sekaligus wilayah metropolitan terbesar nomor dua di Jepang berdasarkan PDB dan wilayah metropolitan terbesar nomor tujuh di dunia. Osaka merupakan sebuah metropolis air yang dikenal dengan sungai-sungainya dan jumlah jembatan terbanyak di Jepang. Ada dua pusat kota di Osaka, yakni Umeda di sebelah utara, dan Namba di sebelah selatan. Kedua pusat kota ini dihubungkan oleh jalan utama yang bernama Midosuji. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Osaka


KOTA KOLONIAL
Kota Bandung merupakan pusat administratif propinsi Jawa Barat. Bandung tempo dulu adalah kota yang pernah diduduki oleh Kolonial Belanda selama berabad-abad. Hal ini dapat dilihat dari arsitektur bangunan yang dibuat pada masa Kolonial seperti Gedung Sate yang digunakan sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Dan kini menjadi kantor Gubernur Jawa Barat. Selain Gedung Sate beberapa gedung peninggalan Belanda digunakan sebagai bangunan perkantoran seperti gedung Balai Kota Bandung, Bank Indonesia di Jalan Braga dan gedung Villa Isola yang merupakan gedung Rektorat Universitas Pendidikan Indonesia. Beberapa gedung bergaya art deco ada yang difungsikan sebagai museum,hotel dan gedung pertemuan, seperti Land Mark,Hotel Savoy Homan dan gedung Merdeka.



Semakin tinggi status sosialnya maka semakin luas jaringan sosial

Saya setuju dengan hipotesis yang pertama,semakin tinggi tingkat ekonomi dan status sosialnya maka relasi sosial yang terjalin semakin luas,namun relasinya bersifat nir-pribadi. Orang kaya memiliki tingkat mobilitas yang tinggi untuk melakukan hubungan-hubungan sosial yang luas sehingga akan berpeluang memiliki sejumlah jaringan sosial. Dengan demikian individu tersebut akan memasuki sejumlah pengelompokan dan kesatuan sosial sesuai dengan ruang,waktu,situasi dan kebutuhan atau tujuan yang ingin dicapai. Dalam situasi tertentu individu ini akan menjadi anggota jaringan sosial yang berbeda,artinya individu ( orang kaya ) memiliki banyak peran dalam relasi sosialnya. Pada dasarnya keanggotaan individu dalam suatau jaringan bersifat fleksibel dan dinamis,karena individu sebagai makhluk sosial akan selalu terkait dengan jaringan hubungan sosial.
Akan tetapi relasi yang terjalin cenderung bersifat nir-pribadi. Landasan hubungan sosialnya berdasarkan kepentingan individu ataupun kelompok. Jika dianalogikan pada konsep pola hubungan sosial dalam sosiologi,relasi seperti ini sama seperti gesellschaft ( patembayan ). Hubungan anggota bersifat formal relatif kontraktual,memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal,memperhitungkan nilai guna dan lebih melihat pada kenyataan sosial. Sehingga relasi yang terbentuk bersifat kaku.
Saya mengambil contoh seorang pengusaha sukses kaya raya membangun banyak perusahaan akan memiliki banyak relasi bisnis dan karyawaan yang jumlahnya ribuan orang. Namun relasi sosial yang terjalin hanya sekedar relasi kontraktual atau dengan kata lain hubungannya didasarkan karena hubungan bisnis,saling mencari keuntungan. Kalaupun ada hubungan pribadi hanya terjalin dengan anggota keluarga saja. Sedangkan relasi personal dengan non-keluarga  tidak terjalin. Dengan harta yang dimiliki orang kaya dapat berbakti ( konsep orang cina ) untuk negaranya yang diaplikasikan pada penciptaan lapangan pekerjaan. Tetapi perlu diingat kita tidak pernah tahu bakti yang dilakukan orang cina kaya tersebut memang semata-mata sebagai bakti kepada lingkungan dan Negara yang sudah diajarkan secara turun-temurun atau hanya menjadikan bakti sebagai ‘amunisi’ untuk menambah sumber daya yang dimiliki. Secara rasional tentu orang ingin kaya,tetap kaya dan tambah kaya.Tindakan seseorang pasti dilatarbelakangi oleh motif tertentu dan yang mengetahui secara pasti adalah dirinya sendiri.Saya melihat ajaran bakti orang cina sebagai nasihat positif,namun dalam prakteknya tidak selalu positif.Ada saja penyimpangan yang dilakukan,sama seperti ajaran agama,ada yang soleh adapula yang ingkar pada ajaran Tuhannya.
Berbeda dengan orang tidak kaya,mereka cenderung menjalin relasi sosial komunal berdasarkan persamaan nasib. Mereka tidak memiliki modal sebagai akses membuka jalan untuk jaringan sosial yang luas. Mereka fokus untuk mencari kehidupan yang lebih demi memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya para buruh pabrik dengan jam kerja lebih dari 12 jam,mereka tidak memiliki waktu untuk memperluas jaringan sosial. Tak ada waktu dan uang untuk membuka peluang relasi sosial yang lebih luas.
Kesimpulannya meskipun orang kaya dapat membuka hubungan sosial yang luas dengan kuantitas anggota jaringan sosial yang banyak akan tetapi kualitas hubungannya tidaklah personal. Hubungan yang terjalin berdasarkan ekonomi dan uang, Hal ini hanya akan menghasilkan relasi sosial yang struktural fungsional.