A Study
of Coping Behavior in an Urban Environment
Oleh F.
Landa Jocano
Jocano melakukan penelitian di kawasan kumuh di bagian
kota Manila, Filipina. Ia memiliki informan kaya informasi yang dapat menjelaskan
seluk beluk kawasan kumuh tersebut yang mempermudah bagi dia untuk memahami
setting penelitian. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi
partisipasi. Peneliti masuk ke dalam situasi sosial masyarakat tineliti.
Seperti yang dilakukan Jocano, ia tidak membuka jatidirinya sebagai seorang
peneliti, tetapi tidak membohongi identitas seperti nama,dsb. Ia masuk menjadi
bagian dari penduduk setempat, tinggal di kawasan kumuh tersebut. Respon biasa
saja dari masyarakat itulah yang dicari, karena kalau masyarakat tahu dia
seorang peneliti, justru akan lebih sulit dalam memperoleh data karena bisa
jadi masyarakat memberiakan informasi yang normative atau yang lebih ekstrim
adalah informasi bohong.
Metode penelitian yang dilakukan tidak menggunakan kuisioner,
karena akan menimbulkan kecurigaan , apalagi kawasan kumuh perkotaan sangat
akrab dengan tindak kriminalitas bahkan dapat berujung pada pembunuhan jika
mereka merasa terganggu, terutama ketika berhadapan dengan geng jalanan. Oleh
karena itu peneliti menggunakan metode lain yaitu dengan menggunakan wawancara
tak terjadwal dengan obrolan yang santai
dan baru menulis hasilnya ketika sampai di rumah. Tantangannya adalah Peneliti harus mengingat semua pertanyaan dan
dirubah kedalam bentuk percakapan
sehari-hari. Metode lain yang digunakan peneliti yaitu observasi partisipan
dimana peneliti menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat tersebut.
Peneliti mendatangi tempat-tempat yang menjadi arena berkumpul warga seperti
toko, ia mendengar percakapan dari para ibu dan bapak-bapak saat jual beli, ke
tempat pangkas rambut. Di malam hari peneliti bergaul dengan para pemuda,
berbincang,bernyayi bersama. Dengan begitu peneliti dapat mengetahui berbagai
informasi dan aktifitas masyarakat.
Perkampungan kumuh merupakan
cara adaptasi warga kota yang termarginalisasi dari kemegahan kota metropolis
seperti Manila. Slum adalah fenomena perkotaan yang hingga kini
mereka berkumpul dan
mendengarkan lagu juga obrolan yang diperbincangkan, terutama di akhir pekan.
Peneliti juga berkeliling pada sore hari, karena pada sore hari jalanan begitu
ramai dan dapat mengamati berbagai macam aktivitas. Tidak hanya dia saja,
peneliti lainpun melakukan hal yang sama, dan kemudian mereka membandingkan
catatannya masing - masing. Informasi yang dianggap rahasia tidak dicantumkan
oleh peneliti, dan ia tidak membahas mengenai kemiskinan karena terlalu
teoritik. peneliti melihat perkampungan kumuh sebagai unit sosial dimana
didalamnya memiliki organisasi sosial, nilai, norma yang berlaku dan juga
adanya sistem penghargaan dan hukuman bukan mengenai kemiskinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar