Senin, 23 Februari 2015

Pedagang Tradisional di Pasar Pananjung, Pangandaran

Selama dua hari pengamataan dan penelitian di pasar induk pananjung, Pangandaran terlihat kondisi pasar relatif sama dengan pasar tradisional pada umumnya di Indonesia. Pasar induk Pananjung menjadi penopang ekonomi dan kebutuhan warga setempat karena pasar induk Pananjung adalah satu-satunya pasar yang menyediakan hampir seluruh kebutuhan masyarakat baik sandang maupun pangan.
Interaksi Sosial
Pasar tradisional adalah arena transaksi ekonomi yang memungkinkan adanya hubungan personal yang terjalin antara pedagang-pembeli, pembeli-pembeli, dan pedagang-pedagang. Intensitas pertemuan yang relatif tinggi membuka kedekatan sosial. Misalnya pedagang yang memiliki pelanggan setia, akan memberikan harga yang lebih miring dari pembeli lainnya. Bahkan kedekatan tersebut berlanjut di luar aktifitas ekonomi. Apabila pelanggannya mengadakan pesta, selalu mengundang pedagang unutk menghadiri pesta. Mereka seolah menjadi seperti kerabat dekat. Hubungan yang erat ini jika terus terjalin akan memberikan dampak baik guna menciptakan keakraban sesama warga.
Relasi sosial antar pedagang terlihat dengan obrolan mereka ketika sedang tidak ada pelanggan. Meski ada persaingan, akan tetapi hubungan  baik harus selalu dibina untuk menciptakan suasana pasar yang tenteram tanpa perselisihan. Pengelola dan Pedagang memiliki relasi yang dapat dikatakan relasinya cenderung lebih kaku. Mungkin saja karena para pegawai kantor pengelola secara jarak geografis terpisah dari kios-kios pedagang dan jarang berinteraksi langusng dengan para pedagang.  Akan tetapi relasi diantara mereka tetaplah penting sebagai arena komunikasi dan negosiasi. Misalnya apabila ada kerusakan atau fasilitas pasar yang sudah tidak layak pakai, maka pedagang berhak melapor kepada pihak pengelola untuk segera direspon.
Permasalahan di Pasar Pananjung
Pangandaran adalah salah satu tujuan wisata di Jawa Barat. Turis domestik dan asing hampir setiap minggu berkunjung ke Pangandaran. Dalam pengamatan kami melihat beberapa turis asing mengunjungi pasar Pananjung. Kondisi pasar yang becek, kotor, dan berbau membuat indera penglihatan dan penciuman terganggu. Apalagi yang mengalaminya adalah turis asing. Hal ini akan menjadi citra yang buruk bagi pariwisata Indonesia. Kondisi pasar yang seperti ini akan menjadi bekal cerita bagi turis asing yang akan mereka ceritakan kepada kerabat dan sahabat di negaranya. Sungguh memalukan jika hal tersebut terjadi, turis asing yang hendak berwisata ke Pangandaran atau tempat wisata lainnya akan berpikir ulang untuk berlibur ke Indonesia, karena citra pariwisata Indonesia yang tercemar oleh perilaku orang-orang Indonesia sendiri.
CAM00037.jpgPermasalahan paling krusial adalah sanitasi yang buruk. Hampir tidak ada satu sudut pun yang terlihat bersih. Sampah-sampah berserakan, bercampur dengan tanah becek ditambah bau sampah yang menggangu penciuman. Fasilitas penunjang seperti toilet juga dalam kondisi yang tidak terawat. Padahal setiap pedagang membayar retribusi yang sejatinya untuk pemeliharaan dan kebersihan pasar. Jalanan di pasar Pananjung masih beralas tanah sehingga menyebabkan becek dan licin yang dapat membahayakan manusia.
Masalah lain yang muncul adalah zoning yang masih semerawut. Kios daging, ikan, pakaian, dan kelontongan tersebar secara acak sehingga mempersulit pembeli untuk mencari barang yang ingin dibeli. Ditambah dengan kerusakan di beberapa titik. Seperti atap kios yang bocor dan mengganggu jalannya kegiatan perdagangan jika musim datang musim hujan.

Peran Pemerintah
Pasar tradisional merupakan penggerak perekonomian rakyat dan sumber pendapatan daerah. Kondisi fisiknya yang menampilkan citra negatif seperti kotor, kumuh, becek, pengap dan gelap, seharusnya lingkungan pasar bersih, sehat, tertata dan ramah lingkungan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kekuatan Pasar terletak pada pedagang sebagai sumber daya dalam pengelolaan lingkungan, adanya paguyuban pedagang, nilai dan letak bangunan dan. Kelemahannya adalah pengelola pasar kurang memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan pasar hanya meliputi ketertiban, kebersihan dan pendapatan atau retribusi yang ditarik dari pedagang, tidak ada akses informasi Tingkat pengetahuan tentang lingkungan yang rendah baik pengelola dan pedagang Strategi pengelolaan Pasar dapat dilakukan melalui peningkatkan peran pedagang dan pengelola terhadap strategi pemasaran dan pelayanan berbasis lingkungan, dengan mengedepankan daya tarik produk lokal serta meningkatkan kepedulian pengelola dan pedagang terhadap pengelolaan lingkungan terutama sanitasi, pengelolaan air, penghematan air dan listrik melalui sosialisasi dan pelatihan.
         Seringkali pembangunan kembali atau renovasi bangunan pasar dijadikan bukti bahwa pemerintah kabupaten/kota telah banyak berupaya membenahi pasar tradisional di wilayahnya. Namun mereka lupa bahwa pembangunan kembali atau renovasi bangunan pasar tidak cukup, bahkan kondisi pasar bersih dan nyaman hanya bersifat sementara sebelum pasar kembali menjadi kotor dan kumuh. Tetapi apabila ada perubahan pola fikir mengenai kesadaran kebersihan, ketertiban lingkungan bersamaan pembangunan phisik (bangunan) pasar, maka hasilnya akan lain. Kesan kotor dan kumuh pasar tradisional dapat dihilangkan secara bertahap. Bahkan dalam jangka panjang kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan ketertiban di daerah yang bersangkutan akan tumbuh secara bertahap pula. Hal ini semuanya dapat diwujudkan mengingat pasar adalah tempat bertemunya masyarakat pedagang dan konsumen serta ada keterlibatan para pengelola serta pembina pasar yang di dalamnya termasuk aparatur pemerintah dimulai tingkat pimpinan daerah sampai jajaran petugas di bawah.

         Apabila di dalam detail struktur organisasi dinas pembina pasar tradisional hanya terdapat Bidang atau Seksi yang menangani retribusi, keamanan dan ketertiban pasar, maka hampir dapat dipastikan bahwa penanganan aspek pembinaan pengelolaan pasar tidak akan tersentuh, terlebih lagi pembinaan terhadap pedagang pasar sama sekali akan luput dari perhatian. Hal ini lah yang sering banyak dijumpai di kabupaten/kota yang secara hirarkhi bermuara pada tampilan pasar tradisional di wilayahnya yang kebanyakan kotor dan kumuh.

         Masalah lain yang juga penting dan di banyak kabupaten/kota tidak banyak diperhatikan adalah pembinaan terhadap pedagang pasar, seperti yang terkait dengan upaya untuk mewujudkan pasar bersih dan nyaman. Para pedagang harus memahami tentang prinsip persediaan barang dagangan yang dapat memenuhi kebutuhan pembeli/pelanggan dan ekonomis (efektif dan efisien), sehingga mereka tidak asal menimbun barang dagangan di lapak atau kiosnya yang menjadikan pasar menjadi gudang yang pada akhirnya los-los pasar tampak kumuh. Selain itu, para pedagang juga harus diberikan pemahaman tentang manajemen keuangan sederhana. Ini dimulai dari pemahaman tentang pemisahan keuangan pribadi dan keuangan usaha, agar mereka dapat menghitung pendapatan dan keuntungan secara benar. Di sini para pedagang dibiasakan membuat catatan pembukuan sederhana, sehingga apabila ada lembaga keuangan yang akan membantu permodalan, maka hal ini akan memudahkan kedua belah pihak untuk merealisasikannya. Bagi para pedagang dalam berjualan harus mendisplai barang dagangannya, maka kepada mereka juga harus diberikan pemahaman tentang teknik-teknik penyajian yang komunikatif yang dapat menarik para pengunjung pasar. Hal-hal yang sudah diuraikan di muka merupakan bagian dari teknik-teknik perdagangan eceran (ritel) sederhana yang apabila dapat dikuasai dan dilaksanakan oleh para pedagang, maka daya saing pasar tradisional terhadap pasar moderen akan meningkat. Sayangnya semua pihak pengelola pasar-pasar tradisional terutama milik pemerintah kabupaten/kota tidak memahami hal ini. Sehingga apabila diri mereka sendiri tidak paham, maka sudah dipastikan para pedagang pasar tidak akan pernah mengetahui teknik-teknik perdagangan eceran (ritel) yang benar.  Selamanya mereka akan tetap berdagang yang secara teknis sama sekali tidak berkembang dari waktu ke waktu. Apakah pasar tradisional akan tetap dibiarkan seperti sekarang adanya? Apakah alasan kata tradisional yang menyebabkan para pengelola dan pedagang tidak perlu berubah.

Uang retribusi yang dibayar oleh para pedagang nyatanya tidak diredistribusi dengan baik oleh pemerintah. Kondisi pasar yang masih kumuh belum mampu diatasi oleh pemerintah, padahal pasar pananjung dapat menjadi representasi  pasar di Pangandaran. Menurut informasi dari pedagang pemerintah memang pernah beberapa kali melakukan renovasi kecil pasca kebakaran pada tahun 2005. Namun renovasi yang dilakukan tidak serius, akibatnya baru beberapa tahun sudah terjadi kerusakan disana-sini.
Sustainable tourism development nampaknya harus dikembangkan secara serius oleh pemerintah guna menciptakan pangandaran sebagai objek wisata yang mampu memberikan kesan positif bagi para turis. Dengan peningkatan fasilitas,infrastruktur, dan menjaga lingkungan guna memuaskan wisatawan dan meningkatkan standar hidup masyarakat Pangandaran. Hal ini akan terbangun dengan partisipasi masyarakat lokal yang mampu menjaga lingkungannya guna menciptakan kenyamanan bagi pribumi dan wisatawan.
Kerjasama dengan USAID
United States Agency for International Development disingkat USAID atau dalam bahasa Indonesia Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika adalah badan independen dari pemerintahan Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk negara-negara lain didunia dalam mendukung tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Organisasi USAID memiliki program, salah satunya adalah  menciptakan pasar sehat. Untuk merealisasikan program tersebut USAID bekerjasama dengan organisasi Perempuan Muhamadiyah yaitu Aisyah. USAID memberikan dana untuk revitalisasi infrastruktur terutama yang berkenaan dengan sanitasi. Salah satu kekuranagn pasar tradisional di Indonesia termasuk pasar pananjung adalah sanitasi yang buruk sehingga menimbulkan bau yang tidak nyaman dan tentunya hal ini tidak baik untuk kesehatan. Aisyah sebagai eksekutor program ini berupaya memfasilitasi apa saja yang diperlukan untuk penciptaan pasar sehat yang dicanangkan oleh USAID. Akan tetapi visi dan misi tersebut masih jauh dari harapan. Hal ini disebabakan karena kesadaran warga akan pentingnya kebersihan masih dinilai kurang. Retribusi untuk kebersihan pun belum berdampak signifikan terhadap kebersihan pasar. Karena uang retribusi dikelola langsung oleh pemda kabupaten ciamis sehingga kontrol atas uang retribusi sulit dilakukan.
Bantuan pihak swasta tidak akan berjalan mulus apabila tidak didukung oleh pemerintah dan kesadaran warga akan pentingnya sanitasi. Pasar induk Pananjung menjadi destinasi para  turis untuk berbelanja oleh-oleh atau kebutuhan sehari-hari selama berlibur di Pangandaran. Maka dari itu pasar adalah representasi dari wilayah pangandaran. Hal ini akan berdampak pada citra Pangandaran dan Indonesia secara umum bagimana penilaian para turis akan kotornya pasar tradisional di Indonesia. Pemerintah perlu berkaca dengan pihak swasta seperti USAID yang mau mengeluarkan dana untuk menciptkan pasar sehat pananjung. Perhatian dari pemerintah perlu untuk menjadikan pasar pananjung sebagai pasar induk yang bersih,nyaman dan aman.

Stratifikasi Sosial
            Persaingan pun terjadi di pasar tradisional seperti pasar Pananjung. Pun ada stratifikasi yang terlihat dari tempat berdagang. Kios-kios yang ada di pasar Pananjung terbagi ke dalam beberapa tipe ukuran dan harga yang berbeda. Selain kios-kios resmi ada pula pedagang yang menggunakan badan jalan sebagai tempat berdagang karena tidak mampu untuk membeli kios. Karena tidak ada system sewa tempat sehingga mereka memilih untuk berjualan di lapak terbuka. Meski demikian merek harus tetap membayar retribusi yang sama dengan pedgang lainnya. Setidaknya tiga kali sehari para pedagang ini harus membayar uang retribusi yang sejatinya untuk pemeliharaan pasar. Fenomena tersebut menyiratkan adanya stratifikasi sosial antara pedagang lapak dan pedagang kios. Pedagang lapak berdagang untuk kehidupan sehari-hari (subsisten).Sedangkan para pedagang kios berjualan untuk jangka panjang.
                                             
Hospitality

Kedatangan para turis ke pasar pananjung senantiasa disambut hangat oleh para  pedagang. Hal ini sudah menjadi karakter masyarakat pangandaran yang berupaya bersikapramah dan hangat kepada semua orang, apalagi para turis dengan harapan agar kesan positiflah yang diperoleh para turis. Sikap ramah tersebut seolah memutus jarak sosial diantara pedagang dan pembeli (turis). Menjaga kenyamanan untuk tamu adalah hal yang penting sebagai bentuk sambutan yang baik bagi mereka. Masyarakat harus memberikan kesan manis untuk para turis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar