Senin, 23 Februari 2015

modernisasi, dependensi, dan pascadependensi ?

Modernisasi : Berlandaskan kapitalisme yang bersumber pada filsafat ekonomi mengenai akumulasi capital. Ekonomim liberalism turut mempengaruhi modrnisasi dengan kebebasan individu,pemilikan capital pribadi dan inisiatif individu. Teori modernisasi kini telah menjadi ideology yang berujung pada homogenisasi . Tumbuhnya modernisasi mempengaruhi pada perubahan karakteristik masyarakat, yang akrab kita sebut dengan masyarakat modern, dengan cirri-ciri : lebih terbuka, inovatif dan aktif, mobilitas yang tinggi, alam harus dikuasai ( sebagai modal / capital ), orientasi hidup masa kini dan masa depan, lunturnya nilai, norma dan system kekerabatan, dan individualis. Modernisasi mengharuskan kita untuk berkompetisi secaara individu, bagaimana kita memanfaatkan waktu seefektif mungkin guna merebut peluang dari yang lain. Dan motivaasi individu untuk membangun kesuksesannya.
Modernisasi adalah produk barat yang menurut pandangan mereka nilai-nilai budaya dan social adalah penghambat dalam pembangunan, maka cita-cita modernisasi adalah menciptakan kebudayaan yang homogeny. Maka masuknya modernisasi pasti akan terjadi perubahan nilai budaya dan social masyarakat. Max Weber mengatakan bahwa penyebab suatu Negara menjadi Negara ketiga adalah karena terlalu taat pada tradisi. Tradisi hanya akan menutup mata kita dengan perbuhaan yang telah diretas oleh Negara-negara maju. Maka untuk menjadi maju Negara ketiga harus mengikuti ideology modernisme. Keterbelankangan Negara ketiga disebabkan karena factor budaya dan kelembagaan , dan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, maka Negara ketiga perlu modal dan ideology baru dalam pembangunan Negara. Modernisasi menjanjikan perubahan kearah yang lebih baik, kesejahteraan akan merata,dsb.
Dependensi : kemurahan hati  Negara-negara maju ( barat ) terutama Amerikia Serikat untuk memberikan suntikan modal bukan semata-mata karena keikhlasan hati, there’s nothing free lunch. Apa yang mereka lakukan dengan dalih membantu mengembangkan Negara ketiga adalah untuk mengamankan kepentingan mereka baik ekonomi,politik dan militer. Suntiukan modal alias hutang yang diberikan kepada Negara ketiga adalah alat untuk menjerat agar tunduk pada mereka. Loyalitas Negara berkembang amat sangat dibutuhkan oleh Negara maju, karenqa faktanya Negara maju yang mayoritas adalah Negara dengan sumber daya alam terbatas sangat bergantung dengan keberadaan Negara ketiga. Jika Negara ketiga mengalami keterbelakangan maka hal tersebut akan berimbas pada kepentingan komersial mereka, misalnya dalam kegiatan industry, jika kondisi ekonomi, social dan politik Negara ketiga tidak kondusif maka sulit bagi mereka untuk masuk dan memanfaatkan Negara ketiga, yang mereak jadikan sebagai budak atau sapi perah.
Kerjasama di berbagai bidang terutama ekonomi selalu memposisikan Negara ketiga sebagai produsen bahan mentah. Sumber daya alam yang kita ekspor ke luar kemudian masuk lagi ke negeri kita dengan bentuk berbeda dengan nilai tambahnya. Dan kita dipaksa harus menggunakan produk mereka karena Negara ketiga telah terjerumus pada kerjasama perdagangan bebas. Arus globalisasi menjadi  bahtera bagi Negara maju yang sudah siap mengarungi arus globalisasi dengan kemampuan kompetisi yang mumpuni. Lain halnya dengan Negara ketiga yang justru hanyut tenggelam dalam arus globalisasi. Proteksi terhadap produksi dalam negeri belum mampu diciptakan sebagai alat pelindung. Ketika produktifitas Negara maju semakin tinggi, maka Indonesia masih bergelut pada persoalan bagaimana memproduksi barang yang sesuai dengan perjanjian pasar global. Indonesia sebagai Negara ketiga belum mampu menciptakan lingkungan hidup yang bai, penegakan HAM dan kondisi demokrasi yang belum kondusif. Itulah sebab mengapa produk kita tidak akan bisa masuk pasar internasional.
Keterbelakanagn Negara ketiga bukan disebkan karena factor budaya melainkan kendala structural, Negara maju yang berlaga menjadi pahlawan tidak benar-benar ingin mebantu, justru ingin membuat Negara tersebut menjadi berkembang tapi tidak akan bisa melebihi Negara maju. Negara ketiga hanya akan jadi budak di negeri sendiri. Pihak barat memegang aturan perdagangan dengan amanipulasi berbagai hal untuk memperoleh keuntungan yang berlimpah.
 Paul Baran mengatakan sentuhan dari kapitalis mengakibatkan negara pra-kapitalis terhambat kemajuannya. Negara berkembang layaknya bonsai yang tidak akan pernah tumbuh keatas, meski modal yang diberikan Negara maju terus berdatangan tetap saja para Kapitalis dunia inilah yang memegang kendali aktifitas ekonomi Negara berkembang.
Negara barat sudah sangat merusak tatanan Negara ketiga. Maka teori dependensi menawarkan solusi apabila Negara ketiga ingin berkembang maka harus memutuskan hubungan dengan barat ( Frank ).  Untuk dapat maju kita hrus membangun industrialisasi dalam negeri, jangan mengimpor bahan menetah saja, kita harus mengolah bahan mentah menjadi barang dengan nilai tambah sehingga akan mendatangkan profit yang lebih. Jnagn biarkan Negara maju menguasai bahan baku dalam negeri. Paada dasarnya Negara maju sangat tergantung pada sumber daya alam Negara ketiga, sehingga ini bisa menjadi alat bagi Negara ketiga untuk bersaing dengan mereka. Bayangkan darimana Amerika Serikat bisa memproduksi piranti otomotif jika biji besi , karet,dsb tidak dimiliki. Itu artinya ketergantungan Negara maju harus dimanfaatkan sebagai amunisi menyerang balik Negara maju yang selama ini sudah merusak Negara ketiga secara structural,cultural dan ekonomi.  Prebisch bahakn menyebut, keterbelakangan amerika latin disebabkan karena tetap mengandalkan ekspor primer, tidak ada kemandirian untuk mengolah bahan baku. Frank dalam bukunya “ capitalism and underdevelopment in Latin America “ menyebutkan bahwa kapitalisme global maupun nasional hanya akan menghasilkan keterbelakangan. Baginya feodalisme dan tradisi bukan candu yang menyebabkan Negara ketiga menjadi tidak berkembang.
Pasca dependensi : teori pasca dependensi tidak mempermasalahkan relasi antara Negara berkembang dengan Negara maju ( barat ), tetapi bagaimana Negara berkembang menata strategi  dalam menjalin hubungan dengan barat. Teori pascadependensi merupakan kombinasi modernisasi dan dependensi. Pasca dependensi menekankan bahwa diperlukan kreatifitas dan integrasi warga Negara ( Negara ketigaa ) untuk mengembangkan diri dalam pergaulan internasional. Karena Negara ketiga tidak akan bisa lepas sepenuhnyan dari hubungan dengan barat. Tidak dapat dipungkiri bahwa Negara maju memegang peradaban baik ekonomi,ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara berkembang perlu belajar pada mereka . Teori pasca dependensi menekankan pada aspek eskternal dari warga Negara untuk berkontribusi membangun negaranya.
Apabila Negara ketiga berlaku bijak, hati-hati,selektif dan kreatif dalam membangun relasi dengan kapitalis dunia, maka Negara ketiga akan memperoleh keuntungan bukan keterbelakangan. Industrialisasi menjadi alat untuk pembangunan yang mandiri. Untuk membangun industry Negara ketiga memerlukan modal baik berupa uang maupun peralatan produksi. Dan itu dapat diperoleh dari Negara maju. Negara ketiga sangat mungkin memegang kendali perekonomian dunia nantinya, apabila telah mampu membangun industry yang mapan. Bantuan luar negeri yang berupa dana maupun beasiswa pendidikan haraus dimanfaatkan sebaik mungkin, para agen Negara ketiga harus cerdas berpikir, curi ilmu dan pengalaman Negara maju, kemudian terapkan apa yang diperoleh untuk kemajuan bangsa. Terkait hal ini perlu penanaman nasionalisme untuk mewujudkannya.
Salah satu tokoh teori pasca dependensi mengatakan bahwa dependensi hanyalah sentiment para ilmuwan yang ingin mengubah tatanan dunia melalui revolusi yang mana hal tersebut sulit terwujud dalam situasi politik dan ekonomi dunia seperti sekarang.
Kesimpulan :
Modernisasi : gaya hidup barat, kapitalisme, merubah tradisi menjadi modern
Dependensi : ketergantungan Negara ketiga terhadap Negara maju karena kapitalisme dan kalah bersaing dalam pasar global. Harus lepas hubungan dengan barat.
Pasca dependensi : tetap berhubungan dengan barat, tapi Negara ketiga harus kreatif,inovatif , dan memiliki integrasi tinggi untuk membangun bangsanya. Menekankan factor eksternal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar