Senin, 23 Februari 2015

“Beas Perelek” : Tradisi ekonomi masyarakat Jawa Barat sebagai Jaring Pengaman Sosial

Bagi yang tinggal di Pedesaan Jawa Barat,  tentu tak asing mendengar istilah ini. beas atau beras yang dikumpulkan sepekan sekali dan dikumpulkan oleh salah seorang petugas yang berkeliling memanggul karung dari rumah ke rumah.

Bak pepatah orang bijak,”sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’ hal ini dibuktikan oleh sekelompok masyarakat di Desa Salagedang, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Masyarakat diharuskan menyumbangkan berasnya untuk dimasukan ke sebuah gelas air mineral. Dengan penuh kesadaran dan kesabaran, petugas menarik "beas perelek" dari rumah ke rumah  setiap Jum’at siang oleh petugas yang ditunjuk, dibantu LinmasBeas perelek adalah tradisi masyarakat jawa barat yang mengumpulkan beras dalam jumlah yang sedikit, dikumpulkan secara kolektif dan dipergunakan untuk kepentingan bersama. upaya Pada awalnya beas perelek dilakukan untuk mengantisipasi bencana alam supaya stock pangan tetap ada saat bencana menerjang. Kini beas perelek masih berfungsi sama ,namun dalam pengelolaannya beras dapat diuangkan apabila ada warga yang sangat membutuhkan. Salah satu desa yang berhasil mengelola beas perelek adalah desa salagedang kabupaten Majalengka yang mampu mengolah hasil beas perelek bahkan pendapatan dari beas perelek mampu membangun jalan desa. Uang hasil penjualan beras diinvestasikan kepada warga untuk berdagang sehingga warga desa salagedang sudah terbentuk mental untuk mandiri tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah.
Makna teladan beras perelek, adalah melatih jiwa berkorban dari hal yang paling kecil, meningkatkan kebersamaan, sehingga percepatan perkembangan kemajuan masyarakat perdesaan lebih maju, dengan tetap mempertahankan nilai kebersamaan dan semangat gotong royong.

Pembangunan dapat juga diartikan sebagai upaya menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada dan atau mentranformasi keadaan menuju pada kondisi yang lebih baik ( Revitalisasi ).  Isu pembangunan yang ramai diperbincangkan adalah pembangunan materi berupa infrastruktur, sarana dan prasarana bagi aktifitas manusia yang dilaksanakan oleh institusi penyelenggara Negara yaitu Pemerintah. Pembangunan adalah hal mutlak yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Tingkat urgensi suatu wilayah akan berbeda ,sehingga tuntutan penyelengaraan pembangunan juga akan berbeda sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Agenda pembangunan tidak akan lepas dari kegiatan ekonomi. Salah satu tujuan utama pembangunan adalah menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat., dengan peningkatan daya beli masyarakat.
Membangun kehidupan yang laik dalam konteks administrasi Negara adalah kewajiban pemerintah sebagai penyelenggara Negara. Memberikan fasilitas dan pelayan bagi kebutuhan masyarakat..
Pembangunan yang diharapkan akan menciptakan kehidupan yang lebih baik ternyata belum juga mampu mengahapuskan kemiskinan. Justru terjadi ketimpangan antara si kaya dan miskin yang kian lebar saja. Kebutuhan dasar masyarakat masih belum terpenuhi oleh pemerintah.  Ini artinya cita-cita pembangunan belum tercapai. Pembangunan seyogyanya menciptakan perbaikan dan pemerataan pelayanan bagi kebutuhan masyarakat secara adil dan bijaksana, baik dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan.  Indeks Pembangunan Manusia dapat menjadi indikator untuk mengukur keberhasilan / kegagalan pembangunan. Aspek ekonomi,pendidikan dan kesehatan cukup representative untuk mengukur tingkat kualitas hidup masyarakat.

.

Hasil pengelolaan beras dilaporkan secara terbuka dan dapat diakses dan diketahui oleh masyarakat; 
Untuk menyelenggarakan azas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, pengelolaan Jimpitan Beras bertujuan :
1.           Menanamkan kepercayaan dan meningkatkan rasa kegotong royongan bagi masyarakat; 
2.   Meningkatkan fungsi dan budaya sosial kemasyarakatan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan mayarakat dan keadilan sosial;
3.     Membantu program pembagngunan Wilayah baik Pembangunan Fisik dan atau sosial, pelayanan kesehatan melaui desa siaga dan pemberdayaan wanita melalui PKK dan Posyandu
Beas perelek sangat potensial untuk dikembangkan tidak hanya di pedesaan Jawa Barat, tetapi di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat diaplikasikan dalam konteks budaya luar Indonesia.
Beas perelek yang telah lama ada, berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomo masyarakat pedesaan yang seringkali tak tersentuh oleh program pembangunan pemerintah. Beas perelek hadir sebagai jarring pengaman sosial yang ampuh menjaga kesejahteraan dan kebersamaan masyarakat. Pembangunan sejatinya bertujuan untuk menaikan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat.
Intinya sekecil apapun kita berbuat, sepanjang itu kebaikan, tentu hasilnya menjadi maslahat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar