Senin, 25 November 2013

Pariwisata Industri Tak Berasap

Pariwisata Industri Tak Berasap
Industri pariwisata (tourism) merupakan salah satu isu utama di millenium ke-3 ini selain transportasi, telekomunikasi, dan teknologi (4T). Ini berarti, pariwisata menjadi salah satu industri yang tumbuh dominan dan memiliki peran penting dalam aspek kehidupan manusia di berbagai belahan dunia. Perkembangan industri pariwisata sudah pasti melibatkan mobilitas manusia sebagai subjek dan objek pariwisata itu sendiri. Industri pariwisata adalah kegiatan ekonomi tanpa produk alias insutri tak berasap. Pariwisata dominan bergerak di bidang jasa pelayanan. Meski demikian untuk menunjang aktifitas wisata diperlukan sarana dan prasarana memadai untuk menjamu wisatawan dan memberikan kenyamanan serta keamanan selama berwisata. Pembangunan hotel, restoran, café, shopping center, area parkir dan jalan raya erat kaitannya dengan pengembangan industri pariwisata. Investasi bergerak cepat pada kawasan pariwisata apapun tipe nya. Gairah bisnis kian memanas mencoba peruntungan industri yang potensial menghasilkan profit besar bagi para pengusaha dan spekulan. Industri pariwisata memberikan pelayanan bagi masyarakat yang hendak menghabiskan masa libur bekerja guna lari dari segala penat rutinitas.


Portofolio gerakan sosial Sobat Bumi Bandung


PORTOFOLIO GERAKAN SOSIAL
SOBAT BUMI BANDUNG
Disusun oleh :
Firman Naufal N 170510090047
Gumiardi Aprian G.P. 170510100043
Diago El Tito 170510100039




JURUSAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013



Latar belakang
Perkembangan peradaban manusia hampir selalu mendekati kemutakhiran di hampir berbagai sektor. Akan tetapi pembangunan peradaban selalu terpusat di wilayah perkotaan. Hal ini mendorong masyarakat untuk melakukan migrasi ke kawasan perkotaan dengan harapan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak juga menjadi faktor pendorong terjadinya urbanisasi. Untuk mendukung kehidupan ,manusia memerlukan lahan untuk pertanian,pemukiman,jalan,kuburan dan gedung umum seperti sekolah dan mesjid. Dengan kenaikan kepadatan penduduk di perkotaan justru berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan.
Salah satu ciri dari kawasan perkotaan adalah tingginya aktifitas ekonomi yang dilakukan masyarakat. Persaingan untuk memperoleh sumber daya acap kali mengabaikan kondisi kelestarian lingkungan. Misalnya kegiatan industri pariwisata yang tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Ada kontribusi pemerintah yang juga kurang memberikan perhatian akan pentingnya lingkungan sebagai habitat hidup manusia. Kontrak bisnis demi kelangsungan pembangunan menjadi dalih sehingga lupa dengan keseimbangan ekosistem yang harus dijaga.
Permasalahan sampah menjadi isu yang sebenarnya sudah sangat basi untuk dibahas,tetapi bau basi persoalan sampah memang selalu menggangu dan harus segera ditangani secara serius. Sampah di jalan-jalan maupun di sepanjang aliran sungai selain menggangu keindahan kota, terlebih hal tersebut akan berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat. Kota Bandung yang kini mendapatkan predikat baru sebagai kota sampah layak bercermin. Memang demikian adanya, sampah rumah tangga, restoran,pabrik, hotel,dsb dibiarkan menumpuk di pinggir jalan-jalan protokol. Pengelolaan sampah masih belum optimal, sedangkan tonase sampah setiap hari akan terus bertambah. Sebagai kota pariwisata yang hampir selalu tumpah ruah oleh wisatawan Pemkot Bandung selayaknya malu bagaimana pandangan wisatawan terhadap kota Bandung ini. Citra kota kembang tercoreng sudah gara-gara sampah.
Mengandalkan pemerintah saja jelas tidaklah cukup , inisiatif masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan akan memberikan perubahan nyata untuk lingkungan yang lebih bersih. Dalam portofolio ini kami ingin mengetahui lebih dalam mengenai salah satu gerakan sosial yang perduli dengan lingkungan hidup yang telah memberikan kontribusi nyata melakukan perubahan untuk kelestarian lingkungan.

Tujuan
Memperoleh informasi dan mendeskripsikan bagaimana komunitas tersebut melakukan aktifitas komunitasnya dalam memerangi masalah lingkungan. Dengan harapan kajian ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi kami sekaligus memberikan motivasi untuk selalu menjaga lingkungan sebagai habitat hidup kita dan mahluk hidup lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan Hidup
Ekologi adalah ilmu yang mengkaji hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya.Istilah ekologi pertama klai digunakan oleh Haeckel, seorang ahli ilmu hayat pada era 1860-an. Istilah ekologi berasal dari bahasa yunani , yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Jadi Ekologi secara harfiah adalah ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat diartikan sebagai ilmu tentang rumah tangga mahluk hidup.
Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup , khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungannya disebut ekologi. Oleh karena itu permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah permasalahan ekologis. Dalam pengelolaan lingkungan kita cenderung bersifat antroposentris, yaitu melihat permasalahannya dari sudut kepentingan manusia, sedangkan tumbuhan dan hewan dilupakan begitu saja. Padahal keseimbangan ekosistem perlu dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Daya Dukung Lingkungan
Kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Sumber daya alam sangat menentukan keberlanjutan kehidupan manusia, daya dukung lingkungan sangat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya karena pada akhirnya manusialah yang menentukan seberapa besar daya dukung lingkungan. Apabila sumber daya digunakan secara proporsional maka daya dukungnya akan lebih besar untuk menunjang kebutuhan manusia dalam jangka panjang.
Masalah Lingkungan Hidup di Perkotaan
Manusia menginterpretasikan lingkungan dengan kebudayaan sebagai isntrumen, yang kemudian dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bagi keberlangsungan hidup. Dalam proses ini manusia melakukan adaptasi untuk bertahan hidup.
Ciri mencolok yang menandai lingkungan alam di perkotaan adalah pengubahan lingkungan yang dibentuk oleh manusia sesuai dengan kebutuhan dalam proses adaptasi mereka. Kegiatan pembangunan perkotaan terus dilakukan untuk menunjang kebutuhan penduduk kota. Perencanann perubahan lingkungan kota dilakukan untuk kesejahteraan penduduknya. Akan tetapi pembangunan kerapkali tidak sejalan dengan daya dukung lingkungan. Tingginya populasi manusia di perkotaan yang tidak sebanding dengan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kita, menimbulkan kerusakan lingkungan. Faktor budaya yang mana kebiasaan masyarakat yang kurang memiliki kesadaran tentang kebersihan lingkungan menjadi faktor penting yang berkontribusi bagi kerusakan lingkungan kota. Ruang terbuka hijau dialihfungsikan menjadi pusat perbelanjaan, perluasan jalan raya,dsb.
Industri pariwisata di kota Bandung yang kian pesat menyumbang sampah. Timbunan sampah yang tidak diolah dengan baik menyebabkan kawasan kota menjadi kumuh, sampah-sampah rumah tangga sebagian dibuang ke sungai, maka saat musim hujan tiba banjir melanda di beberapa kawasan yang mungkin secara materi mereka tidak begitu mendapatkan keuntungan dari industry pariwisata.
Kurangnya kawasan terbuka hijau membuat kota menjadi panas dan tidak lagi nyaman. Industri pariwisata berkembang karena ditunjang oleh kondisi ekologis yang memadai, apabila lingkungan sudah tidak lagi nyaman, perlahan industry pariwisata akan gulung tikar. Dampak lain dari pencemaran lingkungan baik udara,tanah dan air, akan mempersulit kita dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.        

Mutu Lingkungan Hidup
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Mutu lingkungan dapat dikaitkan  dengan masalah lingkungan , misalnya pencemaran, erosi dan banjir. Dengan kata lain mutu lingkungan dapat diuraikan secara negatif yaitu apa yang tidak kita kehendaki seperti misalnya pencemaran air. Oleh karena itu kita tahu bagaimana mengarahkan lingkungan agar sampai pada mutu lingkungan yang dikehendaki. Singkatnya lingkungan yang baik adalah yang dapat membuat kita kerasan tinggal di tempat kita.
Psikologi Masyarakat Tentang Lingkungan
Psikologi lingkungan muncul karena adanya  gerakan protes terhadap suatu pendekatan yang hanya memperhatikan faktor individu sebagai munculnya masalah lingkungan. Kebersihan lingkungan merupakan tolak ukur untuk kualitas masyarakat. Masyarakat yang kualitas hidupnya tinggi ialah masyarakat yang lebih mementingkan kebersihan lingkungan sekitarnya. Kebersihan pada suatu lingkungan ditentukan oleh bagaimana perilaku setiap individu manusia mengelola sampah. Oleh karena itu perlu adanya cara yang tepat untuk menanggulangi sampah yang ada di sekitar. Salah satu yang bisa dijadikan tolak ukur kebersihan di perkotaan adalah masalah sampah.
Perilaku kebersihan yang diteliti adalah berupa wujud dan perilaku setiap individu terhadap sampah. Perilaku – perilaku kebersihan yang diteliti adalah berupa wujud dari perilaku – perilaku yang dimaksud dapat berupa menjaga kebersihan, mengotori, memelihara dan membersihkan lingkungan. Perilaku – perilaku diatas tidak cukup untuk menjaga melaksanakan kebersihan di  suatu lingkungan.  Terdapat beberapa faktor eksternal dalam individu untuk melaksanakan kebersihan lingkungan, yaitu pengetahuan dan pembelajaran pada setiap individu. Tapi belum tentu seseorang yang memiliki pengetahuan dam pembelajaran tentang kebersihan lingkungan dapat membuat dan menggerakan masyarakat disekitarnya untuk mewujudkan perbuatan kebersihan lingkungan.
Gerakan Lingkungan Sebagai New Social Movement
Mengenai gerakan sosal baru  merupakan respon dari lifeworld terhadap kolonisasi. Dalam gerakan baru, khususnya gerakan lingkungan, memusatkan perhatian kepada tiga isu kontemporer yang membuat para aktor menjadi sensitif. Pertama, masalah kerumitan berlebihan, dimana dinamika ekonomi dan pemerintahan telah mencapai suatu skala dan kerumitan yang menjadi sangat sulit dikendalikan. Kedua, perusakan terhadap material yang nyata terhadap lingkungan alami dan perkotaan menyebabkan munculnya politik lingkungan. Yang ketiga adalah kaitan antara aspek-aspek dari politik gerakan ekologi tersebut dengan suatu respon terhadap apa yang ia sebut sebagai suatu pembebanan yang berlebihan terhadap infrastruktur komunikatif.
Dari sini penulis menunjukan faktor-faktor yang ia anggap lebih penting dalam munculnya politik lingkungan antara lain :
1.      Bawa tingkatan dan bentuk degradasi lingkungan yang kontemporer (dewasa ini) merupakan faktor penyebab utama dai gerakan lingkungan kontemporer.
2.      Politik lingkungan telah dimobilisasi oleh pengungkapan dan anjuran nilai-nilai moral
3.      Argument-argumen moral dan kepentingan-kepentingan ang didefinisi ulang ini telah memperoleh (dimasa 30 tahun terakhir) pengikut yang cukup luas.
Materialisme Dialektika
Marxisme sebagai filsafat dan teori ekonomi poliik menyediakan kerangka yang lebih luas dan “matang ketimbang ekologi sosial. Dua aspek dari teori marxis yang paling relevan untuk memahami dan melakukan aksi atau isu-isu lingkukngan adalah materialisme dialektik dan teori akumulasi.
Merujuk pada tesis utama dari materialisme diaektika, yang “tesis utamanya adalah pendapat bahwa alam mengandung kontradiksi-kontradiksi, bahwa ada kesatuan interpenetrasi dari yang kelihatannya eksklusif tak saling pengaruh, dan karenanya isu utama bagi ilmu pengetahuan adalah kajian kesatuan kontatradiksi tersebut”. Karena kini sudah menjadi pemahaman umum di kalangan ekologis profesional bahwa alam tidak statis, bukan sesuatu yang sama, sekalipun tanpa gangguan manusia.
Sobat Bumi Bandung
Sobat Bumi Bandung berdiri tahun 2012.  Sobat Bumi Bandung merupakan sekumpulan mahasiswa dari tiga universitas yaitu Unpad, Unpas dan ITB. Mereka adalah penerima beasiswa dari Pertamina Foundation , beasiswa ini mulai diberikan pertama kali pada tahun 2012. Sobat Bumi Bandung mendeklarasikan tanggal 21 april sebagai hari jadi Sobat Bumi Bandung., dengan program Sedekah Bumi sebagai inisiator dari komitmen Sobat Bumi Bandung yang fokus terhadap kelestarian lingkungan. Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang pertambangan migas merasa harus mengembalikan sumber daya yang telah diambil dari alam dengan cara memberikan beasiswa pada para pelajar Indonesia. Para penerima beasiswa kemudian membentuk suatu komunitas salah satunya adalah Sobat Bumi Bandung.  Sobat bumi Bandung membuat gerakan cinta lingkungan dengan berbagai program yang telah dibuat. Dua programnya yang sudah dilaksanakan adalah tabung pohon di Kamojang, Garut Jawa Barat dan sedekah bumi di Car Free Day Dago, Bandung.
Sobat Bumi Bandung yang berada di bawah naungan Pertamina Foundation memang diarahkan untuk bergerak di bidang lingkungan. Kondisi lingkungan terutama di perkotaan yang kian menghawatirkan menggugah mereka untuk fokus dan konsisten dalam membina gerakan lingkungan. Meski tergolong gerakan yang baru, Sobat Bumi Bandung dengan berbagai program kerjanya berharap dapat memberikan kontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Apalagi Pertamina sebagai founder dari sobat bumi Bandung erat sekali dengan pelabelan karena aktifitas pertambangan minyak yang dilakukan.
Biografi Aktivis
Astari Febriani Rasidi adalah ketua pelaksana dari gerakan sedekah bumi yang merupakan program kerja sobat bumi Bandung. Wanita yang akrab disapa Tari ini masih berstatus mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjadjaran. Dalam setiap event dari Sobat Bumi Bandung diketuai secara bergantian, untuk kegiatan sedekah bumi Tari ditunjuk sebagai ketua pelaksana yang nantinya bertanggung jawab dan memberikan laporan kepada pihak Pertamina Foundation sebagai penyokong dana.




Aksi sedekah Bumi
Dalam rangka memperingati hari bumi sedunia , maka Sobat Bumi Bandung melakukan gerakan cinta lingkungan dalam aksi SEDEKAH BUMI  yang di adakan pada tanggal 21 april 2013, dilaksanakan di car free day Dago Bandung Acara ini berlangsung pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00. Detail acara ini adalah aksi pemilahan sampah dan membersihkan wilayah CFD dari sampah para pengunjung. 
Aksi ini mengajak masyarakat untuk menghargai lingkungan dengan cara sesederhana mungkin yaitu buang sampah pada tempatnya. Aksi sedekah bumi akan rutin diadakan oleh kami dalam bentuk yang berbeda tiap harinyaSedekah bumi adalah salah satu program kerja Sobat Bumi Bandung sekaligus inisiator gerakan-gerakan selanjutnya. Menyadarkan masyarakat sekitar car free day untuk ikut menjaga lingkungan dengan cara sederhana yaitu membuang sampah pada tempatnya.
Ada beberapa faktor penghambat untuk seseorang mewujudkan gerakan kebersihan lingkungan. Yaitu masalah ekonomi,kurangnya minat dari masyarakat sekitar, acuh tak acuh dari masyarakat sekitar dan tekanan sosial.
Pada artikel  ini terdapat landasan teori sebagai berikut.
1.      Sampah sebagai pemicu ( S )
2.      Respon terhadap sampah ( R )
3.      Manusia ( 0 )
                                          


Teori tersebut dapat dijelaskan dengan fenomena – fenomena sehari hari seperti berikut. Sejak kecil seorang anak  diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya.pada saat ia tumbuh dewasa hal tersebut terus selalu dilakukanya. Hal ini dikarenakan kebiasaan tersebut sudah menjadi kebiasaan dan melekat. Hubungan antara sampah sebagai pemicu dan respon terhadap sampah tidak selalu ada pada setiap individu.  Manusia ( O ) berada dalam posisi yang langsung berhubungan dengan sampah, sebagai subjek utama penyebab kotornya lingkungan. Yang dimaksud sebagai pemicu ( R ) adalah objek benda – benda yang ada si sekitar. Sebagaimana pandangan manusia ( O ). Sebagai pemicu, sampah akan menjadi respon ( R ) antar manusia.
Respon dari manusia bisa berbeda – beda. Bisa membuang sampah, menyimpan sampah tersebut, kemudian diolah menjadi barang barang yang beralih fungsi atau menjual sampah sampah tersebut. Landassan teori diatas bisa disampulkan. Manusia menjadi aktor utama dalam hubunganya sampah dan respon. Secara psikologi, orang – orang, benda-benda, serta kejadian-kejadian bermakna yang terdapat di sekitar individu membangun suasana atau situasi lingkungan di suatu tempat. Dibandingkan karakteristik individual, maka situasi lingkungan yang dialami langsung lebih berperan menentukan wujud perilaku/tindakan seseorang (Wicker, 1987). Dapat dinyatakan bahwa perilaku lebih penting untuk menjaga kebersihan lingkungan daripada fasilitas yang ada.





ANALISIS SWOT
Strength : Sobat Bumi Bandung yang berada di bawah naungan Pertamina Foundation memiliki kekuatan Sumber Daya dalam bentuk dana yang cukup memadai. Komitmen pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang pertambangan migas memiliki rasa tanggung jawab dan harus mengembalikan apa yang telah diambil dari alam dengan memberikan timbale balik kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan-kegiatan lingkungan hidup melalui Sobat Bumi Bandung sebagai eksekutor di lapangan. Kegiatan apapun asalkan mengandung unsure pendidikan,lingkungan hidup dan eco-green akan didanai oleh Pertamina dan difasilitasi apabila memerlukan kerjasama dengan institusi terkait. Rencananya SBB akan bekerjasama dengan kementrian kehutanan untuk program penanaman pohon di kawasan Jatinangor. Sumber daya materi yang relative berlebih seharusnya dapat dimanfaatkan oleh Sobat Bumi Bandung untuk membuat kegiatan-kegiatan yang lebih besar dan intens. Modal dana dari Pertamina dapat juga dimanfaatkan untuk sosialisasi,misalnya dengan melakukan kampanye-kampanye lingkungan hidup.
Weak
Meski dengan sumber dana yang cukup Sobat Bumi Bandung terkendala dengan jumlah sumber daya manusia yang terbatas. SBB hanya beranggotakan sekitar 40 orang dan partisipan yang masih sedikit. Eksekusi program kerja dengan skala besar akan sulit dilakukan karena jumlah massa yang sedikit. SBB belum dapat memobilisasi massa, padahal sebagai gerakan yang dibentuk di lingkungan perguruan tinggi seharusnya SBB dapat bekerjasama dengan organisasi-organisasi di lingkungan kampus.
Opportunity
Sobat Bumi Bandung memiliki potensi untuk menjadi gerakan lingkungan yang besar. Beranggotakan para mahasiswa yang sebagian besar adalah aktivis di organisasi-organisasi kampus tentu menjadi modal untuk memobilisasi masa sebanyak mungkin ,ditambah dengan sokongan dana dari Pertamina yang sudah berkomitmen aakan mendukung program kerja SBB terkait lingkungan hidup. Namun yang terjadi justru sebaliknya mereka mengakui bahwa sulit untuk mengumpulkan masa, setiap organisasi kemahasiswaan memiliki fokus dan idealisme masing-masing. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan kedepan SBB akan menjadi gerakan sosial-lingkungan yang mapan dan besar.
Sejauh ini SBB terus menggalang massa baik dari lingkungan kampus maupun masyarakat secara luas. Jejaring sosial media menjadi sarana penting untuk memperkenalkan diri kepada public tentang keberadaan Sobat Bumi Bandung sebagai gerakan sosial yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Kerjasama terus digalang, bulan juni tahun ini SBB berencana akan mengadakan tanam pohon di kawasan Jatinangor dan bekerjasama dengan kementrian kehutanan untuk mendapatkan bibit pohon gratis. SBB yang berada di bawah Pertamina, nampaknya akan mempermudah langkah kerjasama yang akan mereka bangun dengan institusi lain. Nama besar Pertamina dapat menjadi modal untuk mendapatkan donatur.

Threat



Perbaikan lingkungan hidup dan kendalanya
Permasalahan lingkungan hidup nampaknya tidak hanya menjadi masalah perkotaan. Hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki permasalahan lingkungan meski dalam kualitas dan kuantitas yang berbeda. Dalam konteks perkotaan masalah lingkungan menjadi sangat krusial dan kompleks, kawasan perkotaan yang menjadi sentral dari aktifitas ekonomi,pendidikan,dsb menjadi factor penarik manusia untuk bergerak ke perkotaan. Lingkungan kota harus melayani semua kebutuhan warganya yang kian bertambah. Kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia telah sampai pada titik yang mengkhawatirkan. Lingkungan tidak lagi menjadi asri,apalagi bandung yang dikenal sebagai kota yang sejuk kini tidak lagi demikian. Masalah lingkungan telah banyak menjadi kajian dan perhatian orang.
Sustainable developement
DAFTAR PUSTAKA
Soemarwoto,Otto.2004.Ekologi,Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Jakarta : Djambatan
Hines, G.Lawrence.Enviromental Issues Population,Pollution and Economics.Toronto : Norton Company
T.N.2013.Viva La Pena Bangsa.penabangsa-S1.Unpad.ac.id, diakses 10-5-2013
Wibowo,Istiqomah.2009.Pola Perilaku Kebersihan : Studi Psikologi Lingkungan Tentang Penanggulanagn Sampah Perkotaan. diakses 6-4-2013

Zid,Muhammad.2009.Menelusuri Pemikiran Habermas Tentang Gerakan Lingkungan :Dari Pemikiran Jurgen Habermas Dan Karl Marx Serta Dilema Pengelolaan Sumber Daya Alamhutan Di Indonesia. Artikel dari Region volume I No.3 September 2009 

Kehidupan Masyarakat Pangandaran : Perdagangan tradisional

LAPORAN PENELITIAN
KEHIDUPAN MASYARAKAT PANGANDARAN
Perdagangan Tradisional


logo unpad.jpeg



Disusun Oleh :
Ilham Abdullah 170510100040
Faturrahman 170510100041
Chandra Buana 170510100042
Gumiardi Aprian G.P. 170510100043



JURUSAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012



Perdagangan Tradisional
Gambaran umum
Menurut definisi lama ahli ekonomi, pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan pembeli (baik barang maupun jasa). Di dalamnya (pasar) terdapat penjual dan pembeli yang melakukan suatu transaksi, yaitu suatu kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Suatu transaksi memiliki syarat yang semuanya harus dipenuhi, yaitu: (a) ada barang yang diperjual belikan, (b) ada pedagang dan pembeli, (c) ada kesepakatan harga barang dan (d) tidak ada paksaan dari pihak mana pun. Menurut tata cara transaksinya, pasar dibedakan menjadi dua macam, yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar tradisional adalah satu bentuk pasar nyata -sebagaimana definisi pasar di awal-, dimana barang yang diperjualbelikan bisa dipegang oleh pembeli, dan memungkinkan terjadinya tawar menawar secara langsung antara penjual dan pembeli. Barang yang diperjualbelikan di pasar tradisional biasanya adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari. Pasar tradisional menyediakan barang/komoditas yang beraneka macam/jenis seperti beras, sayur, ikan, daging, dll, dan tidak spesifik. Kebanyakan, atau sebagian besar pasar tradisional secara keleluasaan distribusi dapat dikategorikan sebagai pasar lokal, karena hanya menjangkau daerah tertentu yang luas cakupannya adalah sempit.
            Sebagaimana dijelaskan di atas, pasar tradisional dapat dikatakan merupakan pasar yang paling sederhana. Dalam pasar tradisional tidak terdapat peraturan yang ketat, hanya ada aturan antar pedagang saja. Hal tersebut yang menjadikan mudahnya para penjual masuk dan keluar pasar. Di dalam aturan pasar tradisional sangat memungkinkan beberapa pedagang berbeda menjual komoditas yang sama, misal sayur, ikan ataupun bahan-bahan dapur, karenanya pasar tradisional dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk pasar persaingan sempurna.
            Kelonggaran pasar tradisional dalam hal hukum dan peraturan yang menyebabkan mudahnya masuk dan keluar para penjual, dapat memberi dampak tersendiri, baik itu negatif maupun positif bagi penjual maupun pembeli. Salah satunya adalah mudahnya akses penjual untuk masuk dalam pasar. Selain itu, dalam hal lain seperti persaingan harga antar pedagang, menyebabkan harga semakin murah. Hal itu dijadikan sebagai tempat paling tepat yntuk mencari kebutuhan harian bagi sebagian rumah tangga, sehingga konsumen atau pembeli dari pasar tradisional pun akan semakin mengingkat.
Gambaran Umum Pasar Induk Pananjung
CAM00064.jpg 
Pananjung pada awal berdirnya adalah sebuah pasar desa yang menjadi pusat perekonomian di kecamatan pangandaran. Setelah puluhan tahun berdiri pada tahun 1995 pasar pananjung berubah menjadi pasar induk berdasarkan atas  Peraturan Daerah ( Perda) Kabupaten Ciamis, Jawa barat. Pasar pananjung kemudian dikembangkan dan diperluas untuk melayani kebutuhan warga setempat. Sejak tahun 1995 hingga sekarang jumlah kios pasar pananjung berjumlah 649 kios dengan system kepemilikan bangunan. Para pedagang yang ingin menempati kios harus membeli melalui UPTD Perindistrian perdagangan Koperasi dan UMKM wilayah Pangandaran sebagai pihak pengelola secara tunai atau kredit. Tidak ada sistem sewa bangunan,hanya ada sistem izin hak penggunaan bangunan.
Aktifitas pasar dimulai pukul tujuh sampai empat sore. Kadang bisa sampai jam enam sore untuk momen tertentu seperti bulan ramadhan dan tahun baru.

UPTD Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Pangandaran.
CAM00032.jpgMerupakan pihak pengelola pasar dibawah perintah Kabupaten Ciamis. Dengan kata lain UPTD tersebut adalah kepanjangan tangan dari pemerintah daerah kabupaten Ciamis. Selain mengelola dan mengawasi jalannya kegiatan di pasar,organisasi ini bertugas menarik retribusi pada pedagang yang berjualan. Mekanisme pembayaran retribusi dilakukan setiap hari untuk kemudian diserahkan pada Pemda Kabupaten Ciamis. Uang retribusi tersebut digunakan untuk kebersihan pasar dan penyediaan fasilitas pasar seperti toilet dan mushola.


Selain menarik retribusi, UPTD bertugas untuk mengawasi distribusi beberapa barang pabrik besar yang akan masuk ke Pasar. Semua barang harus terlebih dahulu meminta ijin dan pihak distributor harus membayar sejumlah uang. Apabila pedagang ingin menjual kiosnya maka harus melibatkan UPTD untuk ijin pemindahan kepemilikan kios.

Sistem kepegawaian di UPTD diatur oleh Badan Kepegawaian Daerah Ciamis. Tidak ada batasan waktu jabatan. Kepala UPTD sebelumnya hanya menjabat satu tahun karena dipromosikan untuk jabatan yang lebih tinggi oleh Pemda Kabupaten Ciamis. Pergantian pegawai bersifat situasional. Akan Kepala UPTD diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala Dinas. Penempata dan pemindahan pegawai lainnya di lingkungan UPTD dilakukan oleh Kepala Dinas berdasarkan ketentuan yang berlaku. Peraturan tersebut berdasarkan surat keputusan Bupati Ciamis Nomor 267 tahun 2004.


Himpunan Pedagang Pasar Pananjung (HP2P)
Himpunan Pedagang Pasar Pananjung (HP2P) dibentuk atas inisiatif para pedagang pada tahun 1995, setelah pasar Pananjung dikembangkan menjadi pasar induk. Sejak tahun 1995 sudah ada tiga kepengurusan yang dibentuk secara periodik lima tahun sekali.
Tujuan terbentuknya HP2P yaitu :
1)      Wadah bagi aspirasi para pedagang
2)      Mempererat relasi sosial antar pedagang, misalnya dengan menyelenggarakan acara Maulid Nabi,dsb.
3)      Mengelola kebersihan dan keamanan pasar
4)      Memfasilitasi para pedagang dalam hal keuangan, seperti Koperasi pasar yang didirikan oleh HP2P.
Para pedagang pasar pananjung membentuk organisasi untuk mengorganisir kepentingan para pedagang. HP2P secara fungsional dan struktural tidak berkaitan dengan UPTD. Dengan kata lain HP2P adalah organisasi independent  para pedagang. HP2P bertugas menarik retribusi untuk kebersihan dan keamanan. Selain itu HP2P memiliki program Koperasi Pasar yang terus berkembang. Koperasi pasar ini sangat membantu para pedagang untuk simpan pinjam. Setiap harinya ada petugas koperasi yang menagih uang simpanan wajib dan sukarela. Sehingga pedagang tidak perlu repot untuk menyetor uang. Para pedagang merasakan manfaat koperasi tersebut,bahkan mereka cenderung memilih meminjam uang di koperasi dari pada melalui bank yang dirasakan rumit dalam proses peminjamannya. HP2P menjadi wadah para pedagang pananjung untuk berdiskusi dan berinteraksi. Dalam Rapat Anggota tahunan para pedagang berkumpul untuk membagikan uang sisa hasil usaha (SHU) dan berdiskusi serta evaluasi kinerja pengurus himpunan.
Hingga sekarang keanggotaan HP2P berjumlah tujuh ratus orang yang menempati 649 kios. Selain para pedagang masyarakat di luar pasar diperbolehkan untuk menjadi anggota koperasi pasar. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan koperasi pasar yang nantinya akan menjadi solusi alternatif bagi anggotanya untuk simpan pinjam selain di bank-bank yang seringkali mempersulit dalam peminjaman uang.
Sistem peminjaman uang di Koperasi pasar tidak ada jaminan unutk peminjaman dibawah sepuluh juta, sedangkan peminjaman di atas sepuluh juta harus menyertakan jaminan. Ini sangat membantu para pedagang yang ingin mengembangkan usahanya.

Kehidupan Pedagang Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah arena mengadu nasib dalam bentuk transaksi ekonomi. Di pasar tradisional juga ada stratifikasi sosial. Di satu sisi ada pedagang yang mampu membeli kios strategis seharga puluhan juta rupiah. Di sisi lain para pedagang dengan modal kecil hanya mampu meyewa lapak sempit yang sebenarnya itu adalah tempat untuk pejalan kaki. Meski becek mereka tetap setia menjajakan barang dagangannya berharap keuntungan yang lebih dari hari kemarin. Barang yang dijajakan pun hanya produk olahan rumah yang hanya tahan untuk hari itu saja.
Jika para pedagang kios berjualan untuk investasi dan sebagainya maka lain halnya dengan pedagang lapak yang didominasi oleh para lansia. Mereka berdagang untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Meski telah berpuluh-puluh tahun berjualan tetap saja mereka tidak mampu membeli kios kecil sekalipun untuk mengembangkan usahanya. Untuk menambah pundi-pundi rupiah mereka melakukan pekerjaan lain seperti buruh tani,buruh cuci,dsb. Maklum saja penghasilan mereka tidak menentu. Seperti para lansia penjual kue-kueh basah,setiap hari mereka sudah menggelar dagangannya jam tujuh pagi hingga sore hari tergantung situasi. Keuntungan yang diperoleh hanya cukup untuk makan hari itu. Para suami mereka bekerja sebagai buruh tani untuk menambah penghasilan keluarga. Penghasilan yang tak menentu membuat mereka harus berpikir untuk mencari alternatif lain guna menambah pendapatan. Terkadang kue-kueh yang mereka jual tidak habis karena guyuran hujan membuat pasar menjadi becek sehingga konsumen enggan pergi berbelanja ke pasar. Atau kue-kue yang mereka jual sudah rusak karena tetesan air hujan. Untuk mencapai lokasi pasar para nenek ini menumpangi ojeg karena angkutan umum masih relatif sedikit . Penghasilan tersebut masih harus dipotong dengan uang retribusi setiap tiga kali sehari. Malangnya jika dagangan mereka hanya sedikit yang laku, maka mereka harus pulang dengan lembaran rupiah yang mungkin tidak cukup untuk sekedar membeli beras.
Mayoritas yang berdagang dengan kategori seperti ini menjual barang-barang keperluan pangan seperti sayuran, daging, ayam, dan kue-kue basah. Dalam kategori ini jugalah para pedagang yang tujuan dagangnya hanyalah sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan belum berpikiran untuk mencari keuntungan dengan hidup yang “pas-pasan” seperti ini mereka tidak memiliki kemampuan untuk meningkatkan taraf hidupnya ketingkat yang lebih tinggi, dan hidup di dalam rutinitas berdagang dan hasil surplus dari modal digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan minum dan modal digunakan kembali untuk berdagang di keesokan harinya.

CAM00034.jpgLain halnya dengan pedagang di kios yang lebih nyaman dari segi infrastruktur dan fasilitas. Kios seharga puluhan juta yang mereka beli menjadi tambang uang. Bagi kios yang terletak di zona strategis tentunya bukan hal yang sulit untuk memperoleh konsumen. Lokasi yang dekat dan suasana yang relatif lebih bersih dan nyaman membuat pembeli betah untuk berbelanja di kiosnya. Kegiatan ekonomi jangka panjang yang mereka lakukan menjadi asset untuk kehidupan mereka. Para pedagang kios memiliki pegawai untuk membantu menjaga kios dan melayani pembeli. Dengan kemampuan memperkerjakan orang sebagai karyawan dapat kita simpulkan bahwa keuntungan yang mereka peroleh lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan primer dan tersier. Mobilitas mereka pun sangat tinggi. Pasokan barang mereka peroleh dari luar kota Ciamis, misalnya untuk pakaian biasanya supply dari Tasik, Pekalongan, Bandung dan Jakarta.
Selain perbedaan tersebut para pedagang di pasar pananjung dintara satu pedagang dengan pedagang yang lain hampir memiliki hubungan kerabat atau merupakan tetangga di tempat tinggal mereka. Hal ini menunjukan bahwa adanya pemberian lapangan kerja atau ajakan dari pedagang yang lebih dahulu berdagang di sana mengajak kerabat atau tetangga terdekatnya untuk ikut berdagang.







ANALISIS
Selama dua hari pengamataan dan penelitian di pasar induk pananjung, Pangandaran terlihat kondisi pasar relatif sama dengan pasar tradisional pada umumnya di Indonesia. Pasar induk Pananjung menjadi penopang ekonomi dan kebutuhan warga setempat karena pasar induk Pananjung adalah satu-satunya pasar yang menyediakan hampir seluruh kebutuhan masyarakat baik sandang maupun pangan.
Interaksi Sosial
Pasar tradisional adalah arena transaksi ekonomi yang memungkinkan adanya hubungan personal yang terjalin antara pedagang-pembeli, pembeli-pembeli, dan pedagang-pedagang. Intensitas pertemuan yang relatif tinggi membuka kedekatan sosial. Misalnya pedagang yang memiliki pelanggan setia, akan memberikan harga yang lebih miring dari pembeli lainnya. Bahkan kedekatan tersebut berlanjut di luar aktifitas ekonomi. Apabila pelanggannya mengadakan pesta, selalu mengundang pedagang unutk menghadiri pesta. Mereka seolah menjadi seperti kerabat dekat. Hubungan yang erat ini jika terus terjalin akan memberikan dampak baik guna menciptakan keakraban sesama warga.
Relasi sosial antar pedagang terlihat dengan obrolan mereka ketika sedang tidak ada pelanggan. Meski ada persaingan, akan tetapi hubungan  baik harus selalu dibina untuk menciptakan suasana pasar yang tenteram tanpa perselisihan. Pengelola dan Pedagang memiliki relasi yang dapat dikatakan relasinya cenderung lebih kaku. Mungkin saja karena para pegawai kantor pengelola secara jarak geografis terpisah dari kios-kios pedagang dan jarang berinteraksi langusng dengan para pedagang.  Akan tetapi relasi diantara mereka tetaplah penting sebagai arena komunikasi dan negosiasi. Misalnya apabila ada kerusakan atau fasilitas pasar yang sudah tidak layak pakai, maka pedagang berhak melapor kepada pihak pengelola untuk segera direspon.
Permasalahan di Pasar Pananjung
Pangandaran adalah salah satu tujuan wisata di Jawa Barat. Turis domestik dan asing hampir setiap minggu berkunjung ke Pangandaran. Dalam pengamatan kami melihat beberapa turis asing mengunjungi pasar Pananjung. Kondisi pasar yang becek, kotor, dan berbau membuat indera penglihatan dan penciuman terganggu. Apalagi yang mengalaminya adalah turis asing. Hal ini akan menjadi citra yang buruk bagi pariwisata Indonesia. Kondisi pasar yang seperti ini akan menjadi bekal cerita bagi turis asing yang akan mereka ceritakan kepada kerabat dan sahabat di negaranya. Sungguh memalukan jika hal tersebut terjadi, turis asing yang hendak berwisata ke Pangandaran atau tempat wisata lainnya akan berpikir ulang untuk berlibur ke Indonesia, karena citra pariwisata Indonesia yang tercemar oleh perilaku orang-orang Indonesia sendiri.
CAM00037.jpgPermasalahan paling krusial adalah sanitasi yang buruk. Hampir tidak ada satu sudut pun yang terlihat bersih. Sampah-sampah berserakan, bercampur dengan tanah becek ditambah bau sampah yang menggangu penciuman. Fasilitas penunjang seperti toilet juga dalam kondisi yang tidak terawat. Padahal setiap pedagang membayar retribusi yang sejatinya untuk pemeliharaan dan kebersihan pasar. Jalanan di pasar Pananjung masih beralas tanah sehingga menyebabkan becek dan licin yang dapat membahayakan manusia.
Masalah lain yang muncul adalah zoning yang masih semerawut. Kios daging, ikan, pakaian, dan kelontongan tersebar secara acak sehingga mempersulit pembeli untuk mencari barang yang ingin dibeli. Ditambah dengan kerusakan di beberapa titik. Seperti atap kios yang bocor dan mengganggu jalannya kegiatan perdagangan jika musim datang musim hujan.

Peran Pemerintah
Pasar tradisional merupakan penggerak perekonomian rakyat dan sumber pendapatan daerah. Kondisi fisiknya yang menampilkan citra negatif seperti kotor, kumuh, becek, pengap dan gelap, seharusnya lingkungan pasar bersih, sehat, tertata dan ramah lingkungan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kekuatan Pasar terletak pada pedagang sebagai sumber daya dalam pengelolaan lingkungan, adanya paguyuban pedagang, nilai dan letak bangunan dan. Kelemahannya adalah pengelola pasar kurang memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan pasar hanya meliputi ketertiban, kebersihan dan pendapatan atau retribusi yang ditarik dari pedagang, tidak ada akses informasi Tingkat pengetahuan tentang lingkungan yang rendah baik pengelola dan pedagang Strategi pengelolaan Pasar dapat dilakukan melalui peningkatkan peran pedagang dan pengelola terhadap strategi pemasaran dan pelayanan berbasis lingkungan, dengan mengedepankan daya tarik produk lokal serta meningkatkan kepedulian pengelola dan pedagang terhadap pengelolaan lingkungan terutama sanitasi, pengelolaan air, penghematan air dan listrik melalui sosialisasi dan pelatihan.
         Seringkali pembangunan kembali atau renovasi bangunan pasar dijadikan bukti bahwa pemerintah kabupaten/kota telah banyak berupaya membenahi pasar tradisional di wilayahnya. Namun mereka lupa bahwa pembangunan kembali atau renovasi bangunan pasar tidak cukup, bahkan kondisi pasar bersih dan nyaman hanya bersifat sementara sebelum pasar kembali menjadi kotor dan kumuh. Tetapi apabila ada perubahan pola fikir mengenai kesadaran kebersihan, ketertiban lingkungan bersamaan pembangunan phisik (bangunan) pasar, maka hasilnya akan lain. Kesan kotor dan kumuh pasar tradisional dapat dihilangkan secara bertahap. Bahkan dalam jangka panjang kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan ketertiban di daerah yang bersangkutan akan tumbuh secara bertahap pula. Hal ini semuanya dapat diwujudkan mengingat pasar adalah tempat bertemunya masyarakat pedagang dan konsumen serta ada keterlibatan para pengelola serta pembina pasar yang di dalamnya termasuk aparatur pemerintah dimulai tingkat pimpinan daerah sampai jajaran petugas di bawah.

         Apabila di dalam detail struktur organisasi dinas pembina pasar tradisional hanya terdapat Bidang atau Seksi yang menangani retribusi, keamanan dan ketertiban pasar, maka hampir dapat dipastikan bahwa penanganan aspek pembinaan pengelolaan pasar tidak akan tersentuh, terlebih lagi pembinaan terhadap pedagang pasar sama sekali akan luput dari perhatian. Hal ini lah yang sering banyak dijumpai di kabupaten/kota yang secara hirarkhi bermuara pada tampilan pasar tradisional di wilayahnya yang kebanyakan kotor dan kumuh.

         Masalah lain yang juga penting dan di banyak kabupaten/kota tidak banyak diperhatikan adalah pembinaan terhadap pedagang pasar, seperti yang terkait dengan upaya untuk mewujudkan pasar bersih dan nyaman. Para pedagang harus memahami tentang prinsip persediaan barang dagangan yang dapat memenuhi kebutuhan pembeli/pelanggan dan ekonomis (efektif dan efisien), sehingga mereka tidak asal menimbun barang dagangan di lapak atau kiosnya yang menjadikan pasar menjadi gudang yang pada akhirnya los-los pasar tampak kumuh. Selain itu, para pedagang juga harus diberikan pemahaman tentang manajemen keuangan sederhana. Ini dimulai dari pemahaman tentang pemisahan keuangan pribadi dan keuangan usaha, agar mereka dapat menghitung pendapatan dan keuntungan secara benar. Di sini para pedagang dibiasakan membuat catatan pembukuan sederhana, sehingga apabila ada lembaga keuangan yang akan membantu permodalan, maka hal ini akan memudahkan kedua belah pihak untuk merealisasikannya. Bagi para pedagang dalam berjualan harus mendisplai barang dagangannya, maka kepada mereka juga harus diberikan pemahaman tentang teknik-teknik penyajian yang komunikatif yang dapat menarik para pengunjung pasar. Hal-hal yang sudah diuraikan di muka merupakan bagian dari teknik-teknik perdagangan eceran (ritel) sederhana yang apabila dapat dikuasai dan dilaksanakan oleh para pedagang, maka daya saing pasar tradisional terhadap pasar moderen akan meningkat. Sayangnya semua pihak pengelola pasar-pasar tradisional terutama milik pemerintah kabupaten/kota tidak memahami hal ini. Sehingga apabila diri mereka sendiri tidak paham, maka sudah dipastikan para pedagang pasar tidak akan pernah mengetahui teknik-teknik perdagangan eceran (ritel) yang benar.  Selamanya mereka akan tetap berdagang yang secara teknis sama sekali tidak berkembang dari waktu ke waktu. Apakah pasar tradisional akan tetap dibiarkan seperti sekarang adanya? Apakah alasan kata tradisional yang menyebabkan para pengelola dan pedagang tidak perlu berubah.

Uang retribusi yang dibayar oleh para pedagang nyatanya tidak diredistribusi dengan baik oleh pemerintah. Kondisi pasar yang masih kumuh belum mampu diatasi oleh pemerintah, padahal pasar pananjung dapat menjadi representasi  pasar di Pangandaran. Menurut informasi dari pedagang pemerintah memang pernah beberapa kali melakukan renovasi kecil pasca kebakaran pada tahun 2005. Namun renovasi yang dilakukan tidak serius, akibatnya baru beberapa tahun sudah terjadi kerusakan disana-sini.
Sustainable tourism development nampaknya harus dikembangkan secara serius oleh pemerintah guna menciptakan pangandaran sebagai objek wisata yang mampu memberikan kesan positif bagi para turis. Dengan peningkatan fasilitas,infrastruktur, dan menjaga lingkungan guna memuaskan wisatawan dan meningkatkan standar hidup masyarakat Pangandaran. Hal ini akan terbangun dengan partisipasi masyarakat lokal yang mampu menjaga lingkungannya guna menciptakan kenyamanan bagi pribumi dan wisatawan.
Kerjasama dengan USAID
United States Agency for International Development disingkat USAID atau dalam bahasa Indonesia Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika adalah badan independen dari pemerintahan Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk negara-negara lain didunia dalam mendukung tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Organisasi USAID memiliki program, salah satunya adalah  menciptakan pasar sehat. Untuk merealisasikan program tersebut USAID bekerjasama dengan organisasi Perempuan Muhamadiyah yaitu Aisyah. USAID memberikan dana untuk revitalisasi infrastruktur terutama yang berkenaan dengan sanitasi. Salah satu kekuranagn pasar tradisional di Indonesia termasuk pasar pananjung adalah sanitasi yang buruk sehingga menimbulkan bau yang tidak nyaman dan tentunya hal ini tidak baik untuk kesehatan. Aisyah sebagai eksekutor program ini berupaya memfasilitasi apa saja yang diperlukan untuk penciptaan pasar sehat yang dicanangkan oleh USAID. Akan tetapi visi dan misi tersebut masih jauh dari harapan. Hal ini disebabakan karena kesadaran warga akan pentingnya kebersihan masih dinilai kurang. Retribusi untuk kebersihan pun belum berdampak signifikan terhadap kebersihan pasar. Karena uang retribusi dikelola langsung oleh pemda kabupaten ciamis sehingga kontrol atas uang retribusi sulit dilakukan.
Bantuan pihak swasta tidak akan berjalan mulus apabila tidak didukung oleh pemerintah dan kesadaran warga akan pentingnya sanitasi. Pasar induk Pananjung menjadi destinasi para  turis untuk berbelanja oleh-oleh atau kebutuhan sehari-hari selama berlibur di Pangandaran. Maka dari itu pasar adalah representasi dari wilayah pangandaran. Hal ini akan berdampak pada citra Pangandaran dan Indonesia secara umum bagimana penilaian para turis akan kotornya pasar tradisional di Indonesia. Pemerintah perlu berkaca dengan pihak swasta seperti USAID yang mau mengeluarkan dana untuk menciptkan pasar sehat pananjung. Perhatian dari pemerintah perlu untuk menjadikan pasar pananjung sebagai pasar induk yang bersih,nyaman dan aman.

Stratifikasi Sosial
            Persaingan pun terjadi di pasar tradisional seperti pasar Pananjung. Pun ada stratifikasi yang terlihat dari tempat berdagang. Kios-kios yang ada di pasar Pananjung terbagi ke dalam beberapa tipe ukuran dan harga yang berbeda. Selain kios-kios resmi ada pula pedagang yang menggunakan badan jalan sebagai tempat berdagang karena tidak mampu untuk membeli kios. Karena tidak ada system sewa tempat sehingga mereka memilih untuk berjualan di lapak terbuka. Meski demikian merek harus tetap membayar retribusi yang sama dengan pedgang lainnya. Setidaknya tiga kali sehari para pedagang ini harus membayar uang retribusi yang sejatinya untuk pemeliharaan pasar. Fenomena tersebut menyiratkan adanya stratifikasi sosial antara pedagang lapak dan pedagang kios. Pedagang lapak berdagang untuk kehidupan sehari-hari (subsisten).Sedangkan para pedagang kios berjualan untuk jangka panjang.
                                             
Hospitality
Kedatangan para turis ke pasar pananjung senantiasa disambut hangat oleh para  pedagang. Hal ini sudah menjadi karakter masyarakat pangandaran yang berupaya bersikapramah dan hangat kepada semua orang, apalagi para turis dengan harapan agar kesan positiflah yang diperoleh para turis. Sikap ramah tersebut seolah memutus jarak sosial diantara pedagang dan pembeli (turis). Menjaga kenyamanan untuk tamu adalah hal yang penting sebagai bentuk sambutan yang baik bagi mereka. Masyarakat harus memberikan kesan manis untuk para turis.








LAMPIRAN