Senin, 25 November 2013

Resume artikel The Anthropology Of Money by Bill Maurer

Abstrak:
Artikel ini mengulas tentang penelitian antropologi dan ilmu sosial mengenai uang dan keuangan.Penekanan dalam artikel ini adalah
 peran sosial dan makna uang secara pragmatis dalam modalitas yang berbeda dari pertukaran dan sirkulasi.Ulasan ilmiah tentang kualitas uang pada masa kini dari commensuration,abstraksi,kuantifikasi dan reifikasi. Artikel ini juga membahas karya terbaru yang bertujuan untuk memahami dimensi sosial, semiotik, dan performatif keuangan.Antropologi telah memberikan kontribusi mengenai dampak uang modern dan bentuk-bentuk ekonomi sosial. Ulasan ini berspekulasi tentang mengapa fiksi uang ini terus mengejutkan.

Resume Artikel
Uang adalah setiap objek yang secara umum diterima sebagai pembayaran untuk barang dan jasa dan pembayaran utang dalam konteks sosio-ekonomi tertentu atau negara .Fungsi utama uang adalah  sebagai  media pertukaran Uang secara historis merupakan fenomena pasar yang muncul menetapkan uang komoditas , tapi hampir semua sistem uang kontemporer didasarkan pada uang fiat .Uang fiat adalah tanpa intrinsik nilai guna sebagai komoditas fisik, dan mendapatkan nilai dengan dinyatakan oleh pemerintah untuk menjadi alat pembayaran yang sah , yaitu, harus diterima sebagai bentuk pembayaran dalam batas-batas Negara.
Uang di zaman modern ini seperti yang dijelaskan Karl Marx, Max Weber, dan Georg Simmel adalah tolok ukur yang sifatnya universal terhadap alam semesta, berhubungan dengan benda, jasa, dan orang-orang. Hal ini dibahas dalam Antropologi karena hal ini berkaitan dengan pengetahuan akademik dan memiliki gambaran umum tentang kehidupan sosial dan budaya.  Mengkaji uang dalam Antropologi memiliki kesulitan yang diperparah oleh banyaknya teori-teori yang terkait hal ini.
Gilbert (2005) dalam tinjauan terbarunya berpendapat “untuk menarik keluar sebuah paradoks, diperlukan uang sebagai sistem, rujukan simbolis, dan praktik materi”. Artinya tak satupun dari ketiga karateristik tersebut dapat dipisahkan satu sama lain karena antropologi uang akrab dengan ketiga karateristik tersebut. Antropolog dan ilmuan sosial yang mahir telah menciptakan kembali roda-roda yang menyangkut studi tentang uang. Harapannya agar uang dapat di manusiawikan, di tradisionalkan, dan homogenisasi dari efek serangan moneter pada segala aspek kehidupan masyarakat. Relatif berat memang untuk memperdebatkan fungsi uang, para ahli memiliki pendapatnya sendiri antara lain sebagai satuan hitung(Robbins & Akin 1999), sebagai satuan hitung(Ingham 2004, Grierson 1977). Tujuan umum dan tujuan khusus uang ditentukan oleh transaksi yang terjadi. Dengan ini Antropolog dan masyarakat lainnya  dibuat semakin bertanggung jawab atas manajemen pribadi dan mulai berinvestasi agar kesejahteraan dapat tercapai.
Bohannan (1959) memperkenalkan konsep tujuan umum dan khusus dari uang. Tujuan umumnya adalah memperkenalkan fungsi uang (alat tukar, metode pembayaran, standar nilai). Tujuan khususnya untuk melayani bidang-bidang tertentu dalam pertukaran uang. Antropolog menggali lebih dalam dampak uang pada subsisten ekonomi, dan uang dianggap sebagai dampak dari munculnya kapitalisme, para ahli kurang yakin bahwa uang itu merupakan efek dari homogenisasi sebagaimana yang diyakini oleh Bohannan.
Uang dapat diklasifikasiakan dengan cara memberi nilai-nilai perhitungan berdasarkan pada setiap besaran jumlah uang. Upaya tersebut untuk mengkategorisasikan uang atas dasar simbol, jumlah, dan kegunaannya. Oleh karena itu diperlukan kuantifikasi dan kesetaraan, atau disebut juga nominalisasi. Uang seakan-akan dapat menghitung segala hal, tetapi sistemnya bergantung dengan kuantifikasinya dan tidak lugas seperti aljabar. Uang dapat membuat seseorang memahami ekonomi, hidup, cinta, dan kerinduan dalam berbagai aspek keseharian setiap orang. Uang juga dapat berfungsi sebagai identitas sosial, pelindung, bahkan sebagai alat untuk mediasi anatara pihak yang satu dengan yang lainnya.
Antropologi uang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai kegunaan uang itu sendiri. Dari menerangi dunia perdagangan saham hingga penciptaan produk-produk baru oleh ilmuan dan insinyur yang dapat mengubah dunia. Uang juga dapat dijadikan simbol identitas nasional yang memiliki solidaritas dan sentimen nasional. Jika perkembangan keuangan suatu negara sedang menurun maka negara tersebut juga akan mengalami krisis. Uang mempengaruhi segala macam aspek dalam kehidupan manusia di zaman modern ini. Kekuasaan, kesejahteraan, kemakmuran, ataupun kehancuran seseorang dipengaruhi oleh bagaimana perkembangan keuangan dalam kehidupan individu. Apabila seseorang tidak mampu untuk mengatur uangnya, maka kehancuran menanti orang tersebut. Tak peduli seberapa banyak uang yang dimiliki seseorang, semuanya akan lenyap apabila tidak ada kemampuan manajerial yang mumpuni.
Suatu benda dapat ditukar dengan benda lain yang senilai harganya. Dalam pertukaran, kuantitas tidak harus sama.Yang dilihat adalah nilai/kualitas barang yang ditukarkan.Misalnya Seseorang membeli lima butir telur dan ditukar dengan uang satu dollar,yang mana uang teersebut setara dengan nilai lima butir telur.
Goux (1973) melihat dalam linguistik Saussurean isomorfisma dan homologi psikis antara pertukaran ekonomi  dan pertukaran bahasa. Antropologi secara pragmatis telah memberikan kontribusi terhadap uang dan  diskusi ilmiah tentang hal itu. Munculnya  literatur keuangan dari perspektif ilmu sosial yang membawa bersama-sama ilmuwan dari antropologi, geografi, sosiologi, ekonomi politik internasional. Dalam sebuah tinjauan terbaru, Gilbert (2005) berpendapat tentang uang sebagai paradoksal.Uang  selalu menjadi  rujukan simbolis dalam system sosial  dan praktik materi .Antropologi uang memperkuat evolusi konvensional dari praktek barter sampai pada praktek ekonomi modern seperti sekarang,dimana uang menjadi alat tukar dalam kegiatan perdagangan.Kemampuan antropologi dalam kajian etnografi memberikan jalan untuk mengetahui bagaimana peran uang-non modern dan uang-modern pada masyarakat.
Dampak uang terhadap masyarakat cukup penting,hal ini dapat dilihat ketika moneter menimpa masyarakat yang ikut menyeret aspek lainnya seperti kesehatan,pendidikan dan moral.Munculnya konsep uang memunculkan sikap rasional yang lebih besar pada masyarakat.Bagaimana mereka mencari uang,mempertahankan dan memperbanyak uang agar terhindar dari kesulitan ekonomi.Bahkan uang dapat menyisihkan rasa empati terhadap orang lain,hal ini disebabkan karena persaingan yang ketat dalam mempertahankan dan atau meningkatkan sumber daya.Namun demikian perdebatan fungsi uang masih menjadi persoalan tersendiri di kalanagn ilmuwan.Fungsi uang sebagai alat tukar (Robbins & Akin 1999), yang lain menekankan uang berfungsi sebagai satuan hitung (Ingham 2004, setelah Grierson 1977).Marx memandang uang sebagai komoditas.Marx telah menyajikan sebuah teori yang benar-benar terintegrasi mengenai uang, di mana uang dianalisis secara historis, sebagai komoditas antara lain komoditas dalam kapitalisme, dan akhirnya sebagai komoditas dengan sifat khusus, seperti tenaga kerja yang merupakan komoditas dengan sifat khusus. Dengan kata lain uang sebagai produk yang diperjualbelikan.Namun Dalton menemukan kasus pada komunitas Trobrian yang menggunakan kerang sebagai alat tukar,
Uang dapat merubah segalanya,itulah pandangan beberapa tokoh seperti Weber dan Simmel.Namun ada pandangan lain bahwa uang tidak merubah segalanya,hanya sebagai salah satu factor dalam perubahan.Karena memiliki nilai representasi bagi individu dan masyarakat. Uang menentukan moralitas pertukaran sebelumnya masyarakat masih menyeimbangkan anata rasional dan institusional ,dalam hal ini berkaitan dengan nilai sosial-budaya yang saling menolong dan berbagi satu sama lain dalam menghadapi kompetisi.Karl Polanyi berpendapat bahwa dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal dalam kondisi kelangkaan sumber daya seseorang dihadapkan pada pilihan rasional.Menurut Simmel uang dapat membuat sesorang terbebas dari segala tuntutan badan hukum,akan tetapi apa yang mereka lakukan justru akan menyingkirkan mereka dari kehidupan dunia dan sosial di sekitarnya.Hal ini adalah konsekuensi dari perubahan bentuk kehidupan bersama gemeinschaft ke gesselschat.Gemeinschaft adalah pola hubungan masyarakat dengan ikatan batin yang kuat dan bersifat kekal,sedangkan gesselschaft hanya bersifat sementara atau relasi kontraktual.Format gesselschaft inilah yang nantinya akan merubah nilai-nilai sosial-budaya masyarakat hingga muncul egoism untung mencari uang dan sumber daya lainnya untuk pribadi dan kelompoknya.
Menurut Polanyi dan Bohannan dalam konsep antropologi  uang memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan umum yaitu sebagai alat tukar, metode pembayaran, standar nilai (dan toko kekayaan, dan unit lainnya). Tujuan khusus uang adalah sebagai prestise,semakin banyak uang yang dimiliki maka kesempatan untuk membeli barang-barang yang merupakan simbol dari kemewahan semakin besar.Hal ini dapat memicu kecemburuan sosial dalam masyarakat.Mereka pemilik kekayaan yang berlimbah tentu memiliki kekuatan dalam mengontrol orang-orang yang kelas ekonominya lebih rendah.

Pandangan Malinowski dan Firth tentang uang sebagai tujuan umum secara komersial disanggah oleh Dalton yang menemukan kasus pada Orang Trobrian yang tidak mengenal konsep uang.Mereka menggunakan kerang sebagai alat tukar dan kerang tersebut tidak melayani semua fungsi uang.Malinowski dan firth tidak memahami “uang primitive” juga digunakan dalam pertukaran.Dalton menunjukan kasus di barat,dimana uang digunakan sebagai pembayaran mas kawin.Itu artinya uang sudah masuk dalam ranah non-komersil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar