Modernisasi
: Berlandaskan kapitalisme yang bersumber pada filsafat ekonomi mengenai
akumulasi capital. Ekonomim liberalism turut mempengaruhi modrnisasi dengan
kebebasan individu,pemilikan capital pribadi dan inisiatif individu. Teori
modernisasi kini telah menjadi ideology yang berujung pada homogenisasi .
Tumbuhnya modernisasi mempengaruhi pada perubahan karakteristik masyarakat,
yang akrab kita sebut dengan masyarakat modern, dengan cirri-ciri : lebih
terbuka, inovatif dan aktif, mobilitas yang tinggi, alam harus dikuasai (
sebagai modal / capital ), orientasi hidup masa kini dan masa depan, lunturnya
nilai, norma dan system kekerabatan, dan individualis. Modernisasi mengharuskan
kita untuk berkompetisi secaara individu, bagaimana kita memanfaatkan waktu
seefektif mungkin guna merebut peluang dari yang lain. Dan motivaasi individu
untuk membangun kesuksesannya.
Modernisasi
adalah produk barat yang menurut pandangan mereka nilai-nilai budaya dan social
adalah penghambat dalam pembangunan, maka cita-cita modernisasi adalah
menciptakan kebudayaan yang homogeny. Maka masuknya modernisasi pasti akan
terjadi perubahan nilai budaya dan social masyarakat. Max Weber mengatakan
bahwa penyebab suatu Negara menjadi Negara ketiga adalah karena terlalu taat
pada tradisi. Tradisi hanya akan menutup mata kita dengan perbuhaan yang telah
diretas oleh Negara-negara maju. Maka untuk menjadi maju Negara ketiga harus
mengikuti ideology modernisme. Keterbelankangan Negara ketiga disebabkan karena
factor budaya dan kelembagaan , dan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik,
maka Negara ketiga perlu modal dan ideology baru dalam pembangunan Negara.
Modernisasi menjanjikan perubahan kearah yang lebih baik, kesejahteraan akan
merata,dsb.
Dependensi
: kemurahan hati Negara-negara maju ( barat ) terutama
Amerikia Serikat untuk memberikan suntikan modal bukan semata-mata karena
keikhlasan hati, there’s nothing free lunch. Apa yang mereka lakukan dengan
dalih membantu mengembangkan Negara ketiga adalah untuk mengamankan kepentingan
mereka baik ekonomi,politik dan militer. Suntiukan modal alias hutang yang
diberikan kepada Negara ketiga adalah alat untuk menjerat agar tunduk pada
mereka. Loyalitas Negara berkembang amat sangat dibutuhkan oleh Negara maju,
karenqa faktanya Negara maju yang mayoritas adalah Negara dengan sumber daya
alam terbatas sangat bergantung dengan keberadaan Negara ketiga. Jika Negara
ketiga mengalami keterbelakangan maka hal tersebut akan berimbas pada
kepentingan komersial mereka, misalnya dalam kegiatan industry, jika kondisi
ekonomi, social dan politik Negara ketiga tidak kondusif maka sulit bagi mereka
untuk masuk dan memanfaatkan Negara ketiga, yang mereak jadikan sebagai budak
atau sapi perah.
Kerjasama
di berbagai bidang terutama ekonomi selalu memposisikan Negara ketiga sebagai
produsen bahan mentah. Sumber daya alam yang kita ekspor ke luar kemudian masuk
lagi ke negeri kita dengan bentuk berbeda dengan nilai tambahnya. Dan kita
dipaksa harus menggunakan produk mereka karena Negara ketiga telah terjerumus
pada kerjasama perdagangan bebas. Arus globalisasi menjadi bahtera bagi Negara maju yang sudah siap
mengarungi arus globalisasi dengan kemampuan kompetisi yang mumpuni. Lain
halnya dengan Negara ketiga yang justru hanyut tenggelam dalam arus
globalisasi. Proteksi terhadap produksi dalam negeri belum mampu diciptakan
sebagai alat pelindung. Ketika produktifitas Negara maju semakin tinggi, maka
Indonesia masih bergelut pada persoalan bagaimana memproduksi barang yang
sesuai dengan perjanjian pasar global. Indonesia sebagai Negara ketiga belum
mampu menciptakan lingkungan hidup yang bai, penegakan HAM dan kondisi
demokrasi yang belum kondusif. Itulah sebab mengapa produk kita tidak akan bisa
masuk pasar internasional.
Keterbelakanagn
Negara ketiga bukan disebkan karena factor budaya melainkan kendala structural,
Negara maju yang berlaga menjadi pahlawan tidak benar-benar ingin mebantu,
justru ingin membuat Negara tersebut menjadi berkembang tapi tidak akan bisa
melebihi Negara maju. Negara ketiga hanya akan jadi budak di negeri sendiri.
Pihak barat memegang aturan perdagangan dengan amanipulasi berbagai hal untuk
memperoleh keuntungan yang berlimpah.
Paul Baran mengatakan sentuhan dari kapitalis mengakibatkan negara
pra-kapitalis terhambat kemajuannya. Negara berkembang
layaknya bonsai yang tidak akan pernah tumbuh keatas, meski modal yang
diberikan Negara maju terus berdatangan tetap saja para Kapitalis dunia inilah
yang memegang kendali aktifitas ekonomi Negara berkembang.
Negara
barat sudah sangat merusak tatanan Negara ketiga. Maka teori dependensi
menawarkan solusi apabila Negara ketiga ingin berkembang maka harus memutuskan
hubungan dengan barat ( Frank ). Untuk
dapat maju kita hrus membangun industrialisasi dalam negeri, jangan mengimpor bahan
menetah saja, kita harus mengolah bahan mentah menjadi barang dengan nilai
tambah sehingga akan mendatangkan profit yang lebih. Jnagn biarkan Negara maju
menguasai bahan baku dalam negeri. Paada dasarnya Negara maju sangat tergantung
pada sumber daya alam Negara ketiga, sehingga ini bisa menjadi alat bagi Negara
ketiga untuk bersaing dengan mereka. Bayangkan darimana Amerika Serikat bisa
memproduksi piranti otomotif jika biji besi , karet,dsb tidak dimiliki. Itu
artinya ketergantungan Negara maju harus dimanfaatkan sebagai amunisi menyerang
balik Negara maju yang selama ini sudah merusak Negara ketiga secara
structural,cultural dan ekonomi.
Prebisch bahakn menyebut, keterbelakangan amerika latin disebabkan karena
tetap mengandalkan ekspor primer, tidak ada kemandirian untuk mengolah bahan
baku. Frank dalam bukunya “ capitalism and underdevelopment in Latin America “
menyebutkan bahwa kapitalisme global maupun nasional hanya akan menghasilkan
keterbelakangan. Baginya feodalisme dan tradisi bukan candu yang menyebabkan
Negara ketiga menjadi tidak berkembang.
Pasca dependensi
: teori pasca dependensi tidak mempermasalahkan relasi antara Negara berkembang
dengan Negara maju ( barat ), tetapi bagaimana Negara berkembang menata
strategi dalam menjalin hubungan dengan
barat. Teori pascadependensi merupakan kombinasi modernisasi dan dependensi.
Pasca dependensi menekankan bahwa diperlukan kreatifitas dan integrasi warga
Negara ( Negara ketigaa ) untuk mengembangkan diri dalam pergaulan
internasional. Karena Negara ketiga tidak akan bisa lepas sepenuhnyan dari
hubungan dengan barat. Tidak dapat dipungkiri bahwa Negara maju memegang
peradaban baik ekonomi,ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara berkembang perlu
belajar pada mereka . Teori pasca dependensi menekankan pada aspek eskternal
dari warga Negara untuk berkontribusi membangun negaranya.
Apabila
Negara ketiga berlaku bijak, hati-hati,selektif dan kreatif dalam membangun
relasi dengan kapitalis dunia, maka Negara ketiga akan memperoleh keuntungan
bukan keterbelakangan. Industrialisasi menjadi alat untuk pembangunan yang
mandiri. Untuk membangun industry Negara ketiga memerlukan modal baik berupa
uang maupun peralatan produksi. Dan itu dapat diperoleh dari Negara maju.
Negara ketiga sangat mungkin memegang kendali perekonomian dunia nantinya,
apabila telah mampu membangun industry yang mapan. Bantuan luar negeri yang
berupa dana maupun beasiswa pendidikan haraus dimanfaatkan sebaik mungkin, para
agen Negara ketiga harus cerdas berpikir, curi ilmu dan pengalaman Negara maju,
kemudian terapkan apa yang diperoleh untuk kemajuan bangsa. Terkait hal ini
perlu penanaman nasionalisme untuk mewujudkannya.
Salah
satu tokoh teori pasca dependensi mengatakan bahwa dependensi hanyalah
sentiment para ilmuwan yang ingin mengubah tatanan dunia melalui revolusi yang
mana hal tersebut sulit terwujud dalam situasi politik dan ekonomi dunia
seperti sekarang.
Kesimpulan :
Modernisasi
: gaya hidup barat, kapitalisme, merubah tradisi menjadi modern
Dependensi
: ketergantungan Negara ketiga terhadap Negara maju karena kapitalisme dan
kalah bersaing dalam pasar global. Harus lepas hubungan dengan barat.
Pasca
dependensi : tetap berhubungan dengan barat, tapi Negara ketiga harus
kreatif,inovatif , dan memiliki integrasi tinggi untuk membangun bangsanya.
Menekankan factor eksternal.