Jumat, 12 Agustus 2016

Bukan Surat Cinta, Bukan Puisi Romantis.

Sebelum aku berceloteh, kamu jangan geer dulu.  Ini bukan puisi roman picisan,  atau puisi rindu Cinta dan Rangga.

Aku tidak pandai bicara soal cinta,  iya agak payah memang.  Disaat yang lain sibuk tebar pesona mencari pacar,  aku justru terlalu sibuk dengan pendidikan yang amat membosankan.  Asal kau tahu aku berjuta kali nyaris jatuh cinta,  tapi berjuta kali pula aku tersadar, bocah ingusan ini belum mampu merawat cinta. Ah jangankan cinta,  uang jajan pun aku masih minta orangtua.  Malu rasanya menggandeng anak gadis orang dengan kondisi dompet meradang.  Merasa tak tahu diri jika harus berbohong minta uang lebih untuk buku padahal demi nonton bareng si doi. 

Tuhan punya cara menjauhkanku dari petaka pacaran.  Dalil dan sabda dan benteng para sahabat soleh yg tidak pernah lelah mengingatkan aku yang suka lupa ini, perlahan mulai membentengi diri ini agar bersabar menanti yang halal,  meski yang haram teramat menggoda di depan mata.  Aku tahu, aku pria yang jauh sekali dari kriteria soleh.  Bahkan kadang suka iri lihat ada teman atau orang lain yang ahlaqnya luar biasa soleh.  Tapi sudahlah,  tiap orang kan punya jalannya sendiri.

Kamu jangan capek dulu,  masih panjang loh celotehanku. 

Yang muda yang bercinta,  aku merasakan itu dengan bentuk dan rasa yg berbeda.  Orang bilang sih cinta dalam diam. Nah loh gimana rasanya?. Yah nano nano lah ada manis asam asin. 

Kamu bukan perempuan pertama yang aku suka.  Aku jatuh hati padamu bukan yang pertama.  Tapi apalah artinya pertama jika tidak jadi yg terakhir, iya kan. Jangan marah yah. 

Saat aku menulis ini, aku belum tahu siapa perempuan manis yang aku tuju di surat ini.  Tapi yang jelas siapapun kamu,  namamu, pekerjaanmu, keluargamu, kamulah jodohku.  Betapa irinya pria di muka bumi ini karena perempuan yang mungkin Tuhan ciptakan dalam waktu yg lebih lama hingga wujud rupa dan hatinya elok dipandang mata, menentramkan hati ini telah Tuhan buat jatuh hati padaku.  Bukan aku geer,  tapi nyatanya kalau kamu gak jatuh hati sama aku kita tidak akan jadi yang halal seprti ini kan. 

Aku bersyukur Tuhan menitipkanmu padaku,  meski sulit pastinya bagiku untuk menjaga harta terindahNya ini.  Sayang,  kamu tahu pasti kurangnya diri ini seperti apa.  Meski tidak banyak yang bisa aku banggakan kepadamu,  tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk menyicil kebahagiaan yang jadi hakmu.  Aku tidak butuh sanjungan, aku hanya butuh dimanja saat aku lelah. Aku tidak butuh diammu,  aku perlu kamu bicara saja apa kurangku.  Kamu tidak perlu menyesakan dadamu menyimpan perih jika itu ada, dadaku masih muat kok untuk menyimpan perihmu itu.  Sesekali kamu berhak tak memanggilku SAYANG, biar aku tahu berarti ada yang salah denganku.  Kadang aku lupa,  tolong ingatkan yah.  Jika lisanku melukaimu, sudah pasti setan sedang menguasaiku, sudikah kamu memaafkan aku?.

Kamu tahu kan lagunya TULUS,  JANGAN CINTAI AKU APA ADANYA. Begitupun aku berharap padamu.  Kalau kamu sedih,  kecewa,  kesal dan marah padaku,  silahkan bicaralah.  Tak ada lisan yang menyakitkan jika di dalamnya ada aturan Tuhan.  Aku yakin kamu tidak akan berbicara tak sopan padaku,  karena kamu manusia setengah malaikat, tidak mungkin sumpah serapah keluar dari mulut seorang bidadari.

Kamu pasti capek baja surat yang gak jelas ini.  Hehe.  Tapi aku gak akan capek. Ini mah belum seberapa.  Yaudah suratnya sampai sini dulu, insya Allah next time dilanjutin lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar